Mohon tunggu...
Ahmad Aditya
Ahmad Aditya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Uin Sunan Kalijaga Yogayakarta Prodi Ilmu Komunikasi - NIM : 20107030063

Y

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Suka Duka menjadi Penjual di Online Marketplace

19 April 2021   10:58 Diperbarui: 19 April 2021   10:59 1211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto saya ketika membantu proses packing

"Kadang ada konsumen yang sudah banyak permintaan dalam pengemasan ataupun yang lainnya. Malah ketika barang sampai diberi rating jelek hanya karena sedikit kesalahan ataupun tidak sama sekali." Jawabnya ketika ditanyai mengenai hal tersebut.

Selain hal diatas, narasumber juga menjelaskan beberapa hal lagi yang menjadi kesusahan dalam berjualan online. Diantaranya adalah dirinya yang dituntut untuk sering membuka hp. Karena performa toko dalam membalas pesan konsumen ataupun dalam konfirmasi terima orderan sangat berpengaruh pada reputasi toko. Jadi kita dianjurkan untuk cepat dalam menjawab pertanyaan konsumen ataupun melayaninya.

"Harus sering sekali, apalagi saya juga mendapat barang dari promo ataupun flash sale, jadi harus sering buka hp untuk mengetahui info-info tersebut." Tambahnya dalam menjelaskan.

Ketika saya tanya mengenai dimana dirinya tau info-info tersebut, dirinya enggan untuk memublikasikannya karena termasuk salah satu rahasia dagang dan juga peraturan dari komunitasnya. Namun narasumber mengijinkan saya untuk memberikan gambaran bahwa dirinya mendapat info dari komunitas yang ia masuki di media sosial facebook.

Selain berjualan di online marketplace, narasumber juga sering membelanjakan dagangannya di komunitas jual beli di facebook. Tidak seperti di online marketplace yang nantinya barang dikirim lewat ekspedisi, disini kita nanti akan sepakat untuk bertemu di salah satu tempat yang telah disetujui bersama untuk bertransaksi.

Di pertanyaan terakhir, saya bertanya mengenai berapa rata-rata penghasilan tiap bulannya. Narasumber awalnya enggan untuk menyebutkannya namun akhirnya narasumber memberikan gambaran bahwa penghasilannya tidak menentu, berkisar pada angka 4 sampai 10 juta perbulannya.

"Untuk penghasilannya tidak menentu, untuk bersihnya biasanya empat jutaan, dan jika sedang ada event besar-besaran di online marketplacenya bisa mencapai sepuluh juta." Jawabnya ketika ditanya.

Angka yang begitu fantastis mengingat modal awalnya juga hanya berkisar di angka 4 juta. Namun saya juga tidak heran karena saya melihat sendiri perjuangannya di awal-awal memulai usaha. Mulai dari jalan kaki ke ekspedisi, beberapa barangnya ada yang hilang dan lain sebagainya. Namun dirinya tetap berusaha maju.

Demikian beberapa hal yang bisa saya sampaikan. Semoga menjadi hal yang bermanfaat bagi kita semua. Baik untuk yang ingin memulai usaha, ataupun sebagai gambaran mengenai peluang usaha yang ada. Karena di era pandemi ini sendiri, kita dituntut untuk sekreatif mungkin dalam membuka usaha dengan memberikan inovasi-inovasi yang ada. Sekian dari saya, semoga bermanfaat dan tetap jaga kesehatan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun