Mohon tunggu...
Aditya MaulanaHidayat
Aditya MaulanaHidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Racing Enthusiast

Penggemar Balapan dan Mahasiswa Semester Akhir

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Red Bull, Ferrari, atau Mercedes? Paruh Kedua Formula 1 2022 Mulai!

23 Agustus 2022   12:58 Diperbarui: 24 Agustus 2022   22:11 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Back to racing once again! Setelah 4 minggu tanpa David Crofty dan Martin Brundle (dan juga Ted Kravitz), rombongan sirkus Formula 1 kembali balapan di Spa-Francorchamps di Belgia. Verstappen dan Red Bull dengan keunggulan 80 poin atas Leclerc dan Ferrari akan berupaya menjaga keunggulan mereka di tanah kelahiran sang juara bertahan. 

Walaupun hingga GP Hungaria pertarungan sengit di papan atas hanya didominasi oleh Red Bull dan Ferrari, Mercedes diprediksi akan meramaikan persaingan papan atas di paruh kedua dengan perubahan regulasi tengah musim yang mulai berlaku di GP Belgia yang banyak diduga merugikan kedua tim papan atas, atau bahkan akan mengejutkan dengan mendominasi jalannya paruh kedua seperti yang biasa mereka lakukan sejak F1 memasuki era Hibrida di tahun 2014. 

Nah, dengan persaingan ketat di papan atas yang diprediksi akan semakin menarik (atau bahkan menjadi membosankan dengan perubahan peraturan), bagaimana nasib tim dan pembalap di papan tengah dan bawah? Apalagi setelah silly season di pasar pembalap (driver market) yang menuntut pembalap-pembalap yang nasibnya belum jelas (yang jelas bukan Lance Stroll) untuk menunjukan potensi terbaik mereka di sisa musim 2022 ini.

Verstappen, Sainz, dan Russell. Sumber: The Sportrush
Verstappen, Sainz, dan Russell. Sumber: The Sportrush

Big Three 

Kondisi di papan atas antara Red Bull Racing, Ferrari, dan Mercedes hanya akan semakin menarik di paruh kedua dengan perubahan regulasi yang diprediksi menguntungkan Mercedes. 

Perubahan regulasi di paruh musim sendiri berkaitan dengan adanya loophole di area floor mobil yang menjadi hal krusial di regulasi baru 2022.

Bos tim Mercedes, Toto Wolff, mengatakan bahwa Ferrari dan Red Bull (dan tim-tim lain yang ia tidak sebutkan) memiliki fleksibilitas di area floor yang membantu aliran aerodinamis mobil, yang mereka anggap tidak sesuai dengan "semangat regulasi" 2022. 

Mobil Mercedes W13 yang dibangun tanpa ekploitasi loophole tersebut akan diuntungkan karena sudah memiliki pengalaman dan melewati tahap sulit di awal musim.

Sementara Red Bull dan Ferrari akan mengalami kesulitan beradaptasi jika mereka mengganti desain floor mereka karena. Karena perubahan kecil di area floor bisa saja mempengaruhi karakteristik mobil RB18 dan F1-75.

Selain permasalahan perubahan regulasi, tiap tim juga memiliki permasalahan unik baik di mobil atau bahkan di kinerja tim. Red Bull yang memimpin klasmen pembalap dan konstruktor memiliki masalah besar di RB18 yang terlalu berat. 

Penasihat Red Bull, Mbah Dr. Helmut Marko, mengatakan bahwa RB18 terlalu berat karena pengembangan mobil yang mereka bawa akan terus menambah berat RB18 dan program perampingan RB18 di awal musim ternetralkan dengan pengembangan mobil.

Permasalahan Mercedes di area porpoising akut di awal musim sudah membaik. Bahkan bisa disebut W13 memiliki tingkat porpoising paling rendah di grid.

Permasalahan utama Mercedes saat ini menurut Andrew Shovlin, Direktor Trackside Engineering Mercedes, adalah ketidak-konsistenan dan performa mobil yang bervariasi antar sirkuit. 

Namun, melihat rekam jejak Mercedes di tahun-tahun sebelumnya yang performanya meningkat drastis di paruh kedua musim, dapat diprediksi adanya momen comeback Mercedes di sisa 9 balapan kedepan.

Ferrari, oh Ferrari. Mobil paling kencang, pembalap yang menunjukan potensi juara dunia, dan rival yang seakan belum menunjukan potensi maksimal. Dengan 8 Pole Position dari 13 Grand Prix yang dapat dibanggakan, hanya 4 Grand Prix yang diakhiri lagu Fratelli d'Italia yang legendaris. 

Potensi yang gagal dimaksimalkan ini karena 3 faktor, Strategi, Reliability, dan kesalahan pembalap. Dua sirkuit yang dikenal sulit untuk menyalip, Monaco dan Hungaroring, mereka gagal beradaptasi dengan kondisi cuaca yang berubah-ubah dan tidak menentu. 

Mesin Ferrari memutuskan untuk Plan E (engine failure) di GP Spanyol dan Azerbaijan saat memimpin. Serta Leclerc yang memutuskan untuk mencium dinding pembatas di GP Imola saat berduel untuk posisi kedua dan di Prancis ketika memimpin.

Kondisi ini sangat mengingatkan saya tentang aspirasi mereka di 2018 yang juga memiliki permasalahan di area strategi dan kesalahan pembalap.

Alonso dan Norris GP Prancis 2022. Sumber: Motorsportweek
Alonso dan Norris GP Prancis 2022. Sumber: Motorsportweek

Rest of the grid

Disaat Big 3 saling bersaing untuk kejuaraan dunia, kondisi papan tengah dan bawah berjuang mendapatkan ekstra prize money yang sangat dibutuhkan tim-tim dengan budget terbatas. 

Walaupun F1 sudah memperkenalkan batas budget pertahun, tetap saja uang ekstra dapat digunakan untuk investasi di area yang tidak tersentuh peraturan seperti budget untuk fasilitas pabrik dan budget untuk menggaji pembalap. 

Mengingat aktifnya pasar pembalap di tahun 2022 yang dimulai dengan pensiunnya Sebastian Vettel dari Aston Martin di akhir musim, kemudian posisinya diisi Fernando Alonso dari Alpine, dan kontroversi terkait dengan ketidakinginan Oscar Piastri mengisi kursi kosong peninggalan Alonso.

Piastri diduga telah memiliki kesepakatan dengan McLaren untuk menggantikan sesama orang Australia, Daniel Ricciardo, yang sebenarnya masih memiliki kontrak dan berkomitmen untuk 2023. 

Belum lagi dengan nasib Nicholas Latifi di Williams yang setelah 3 tahun tidak juga menunjukan performa yang diharapkan, yang kursinya menjadi target beberapa pembalap menjanjikan di Formula 2 dan Juara Dunia Formula E, Nyck de Vries.

Sedangkan, kursi Mick Schumacher di Haas bisa 99% dipastikan aman dengan performa yang membaik dan juga kerekatan antara Haas dan Ferrari (Mick Schumacher memiliki kontrak dengan Ferrari). 

Sementara Sauber (atau Alfa Romeo) memiliki kontrak jangka panjang dengan Bottas, namun nasib Zhou Guanyu masih tidak menentu. Performa 2022 dari satu-satunya rookie di grip tidaklah buruk dan bahkan sesekali mengalahkan pembalap veteran Bottas. 

Tim saudara Red Bull, AlphaTauri, sudah memastikan Pierre Gasly untuk 2023 yang merupakan tahun terakhir Gasly dari kontraknya di Tim Red Bull dan nasib Tsunoda yang sempat menunjukan performa gemilang di awal musim, terus mengalami penurunan dan tidak konsisten. 

Kursi Tsunoda kemungkinan besar "terselamatkan" untuk setidaknya tahun 2023 karena kondisi di tim junior Red Bull tidaklah lebih baik, dengan tidak adanya pembalap junior yang menunjukan performa konsisten dan apik di Formula 2.

Paruh kedua yang menyisakan 9 Grand Prix menjadi penentu nasib beberapa pembalap di papan tengah dan juga nasib dari Big Three yang mengincar kejuaraan dunia.

Dengan kondisi kontrak yang sudah dikonfirmasi untuk musim depan, Verstappen, Leclerc, Perez, Sainz, Russell, dan Hamilton dapat 100% fokus pada kejuaraan dunia. 

Suatu privilege yang tidak dimiliki oleh beberapa pembalap tim papan tengah yang selain harus meraih poin sebanyak-banyaknya untuk tim, juga harus berupaya mengalahkan rekan tim mereka sendiri yang bisa saja menjadi boomerang bagi tim karena kecelakaan pembalap mereka. 

Nasib kursi Oscar Piastri di Alpine yang bisa saja diputuskan oleh pengadilan menjadi kunci di gilanya sisa pasar pembalap hingga akhir musim nanti (Kecuali nasib Lance Stroll tentunya).

It's lights out and away we go!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun