Cara memainkannya adalah dengan diberi karbit yang dicampur air, kemudian dimasukkan kedalam lubang yang kecil di atas bum-bumnya, kemudian ditutup rapat dan ditunggu beberapa menit. Setelah dirasa cukup, lubang itu dibuka dan sesegara mungkin disulut dengan api dan kemudian meledak seperti meriam. Memang permainan ini bisa diakatakan sedikit ekstrim jika tidak dimainkan dengan hati-hati.
Pada saat hari-hari puasa berlangsung suasananya seperti tidak pernah sepi bahkan sampai malam hari pun biasanya masih ramai. Setelah sholat tarawih dilakukan, ada kegiatan tadarus Al-Quran.Â
Hal inilah yang membuat suasana malam pada bulan Ramadhan berbeda dengan malam-malam yang lainnya. Ada juga orang tua maupun pemuda yang setelah melakukan tadarus mereka tidak tidur sampai sahur untuk sekedar ngopi atau melakukan hal lainnya bersama teman-temannya. Biasanya menjelang sahur, ada juga remaja atau pemuda yang berkeliling untuk membangunkan sahur.
Mungkin itu saja budaya-budaya yang masih berjalan di desa ini untuk menyambut bulan Ramadhan. Semoga Ramadhan kali ini tidak ada hal apapun yang mengganggu dan menghalangi untuk memaksimalkan beribadah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H