Mohon tunggu...
Aditya Pratama
Aditya Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aku cinta Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Suka Duka Pedagang UMKM di Pasar Batu yang Harus Berjualan di Masa Pandemi

9 September 2021   14:33 Diperbarui: 9 September 2021   14:35 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun lalu tepatnya 2 Maret tahun 2020 untuk pertama kalinya virus covid19 masuk Pada ke Indonesia. Awalnya pada tanggal 2 Maret ini pemerintah mengumumkan tentang adanya 2 kasus orang terkonfirmasi virus covid19. Kasus ini terus mengalami kenaikan yang signifikan. Sudah hampir setahun virus covid19 ini berada di Indonesia. Hingga saat ini kasus positif virus covid19 masih berada diangka yang cukup memprihatinkan.

Tak dapat dipungkiri bahwa virus covid19 ini adalah virus yang sangat berbahaya. Untuk itu di masa pandemic seperti sekarang ini kita diwajibkan untuk mematuhi serta menerapkan protokol kesehatan di mana saja. Seperti memakai masker saat keluar rumah, rajin mencuci tangan, menjauhi kerumunan, menjaga jarak setiap individu dan mengurangi mobilitas jika tidak terlalu penting. Ditambah lagi dengan melakukan vaksinasi untuk meningkatkan imun pada diri kita masing-masing.

Selain itu ada juga beberapa dampak yang diakibatkan dari menyebarnya virus covid19 ini yaitu dampak postitif dan juga negative. Dampak negative covid19 ini yang sangat di khawatirkan oleh seluruh masyarakat Indonesia. 

Contohnya seperti pada awal covid19 itu para siswa ataupun mahasiswa, aktivitas belajar mengajar dirubah menjadi daring atau online. Hal ini sangat membuat para orangtua khususnya orangtua yang mempunyai anak dan masih duduk di sekolah dasar atau  masih di taman kanak-kanak, sehingga para orangtua juga dituntut untuk menjadi guru di rumah bagi para anaknya.

Tak berhenti disitu, dampak negative dari covid19 ini sangat dirasakan oleh para pelaku UMKM. Pelaku UMKM ini dituntut untuk terus berjualan di masa pandemic sekarang ini. Tepatnya di wilayah Kota Batu inilah terdapat sebuah Usaha Mikro Kecil Menengah. Beliau merupakan seorang penjual daging sapi di sebuah pasar Kota Batu.

Setelah saya melakukan sedikit wawancara dan bertanya-tanya kepada narasumber yang bernama bapak Haris. Beliau memaparkan bahwa Ia melakukan usaha dan profesi sebagai seorang penjual daging sapi di pasar ini karena usaha ini telah dilakukan secara turun termurun. Selain dilakukan secara turun temurun oleh keluarga, pak Haris juga memaparkan bahwa profesi sebagai penjual daging ini adalah sebagai mata pencaharian.

Usaha ini kurang lebih sudah berjalan sekitar 19 tahun lamanya. Banyak suka duka yang dilalui saat melakukan usaha ini. Tak lain adalah penghasilan yang kadang menurun dari target penjualan. 

Seperti  masa pandemic sekarang ini penghasilan mungkin menurun beberapa persen dari hari-hari biasanya sebelum pandemic. Penghasilan yang diperoleh dari menjual daging ini rata-rata sekitar 6 jutaan per bulan dari yang biasanya bisa menghasilksn lebih dari itu.

Untuk penjualan daging di pasar, pak Haris membuka kiosnya sekitar pukul 5 pagi sampai jam 2 sore. Kios ini memberlakukan jam kerja 2 kali. Jam kerja pertama adalah pak Haris sendiri yang membuka kios, kemudian dilanjutkan oleh sang istri sampai jam 4 sore. Para pembeli juga mengalami penurunan untuk membeli daging sapi ini akibat pandemic covid19. 

Dibandingkan dengan hari biasa,  saat masa pandemi pembeli mengalami penurunan sekitar 50%. Biasanya sebelum pandemic, pak Haris memotong sapi setiap hari. Berbeda saat masa pandemic, beliau melakukan pemotongan sapi untuk dijual hanya dilakukan sekitar seminggu sekali. Paling banyak dua kali untuk seminggu. 

Ada beberapa penghambat ramainya pembeli saat masa pandemic. Pembeli di kios daging sapi ini kebanyakan dari hotel dan restoran. Pemberlakuan PPKM daerah masing-masing ini mungkin salah satu penghambat penghasilan ekonomi pak Haris. Saat pemberlakuan PPKM semua aktivitas dibatasi, bahkan hotel serta restoran pun sepi pengunjung dan akhirnya ditutup untuk sementara. Otomatis pembeli dari hotel dan restoran pun selama pandemic jarang untuk membeli daging di kios ini.

Akan tetapi pak Haris ini tetap membuka kios dagingnya di pasar. Meskipun restoran tutup dan hotel tutup sementara mengakibatkan pihak hotel atau restoran tidak bisa mengambil daging di pak Haris lagi, masih ada para pembeli umum yang membutuhkan daging sapi dari pak Haris ini. Contohnya seperti para penjual bakso yang memerlukan bahan dasar daging untuk membuat bakso. Ataupun para pembeli lainnya yang ingin membeli daging sapi untuk di masak sendiri.

 Adapula persaingan dagang antar kios saat di pasar sama saja. Baik itu di masa pandemic atau tidak. Di pasar ini pun para penjual daging juga memiliki sebuah komunitas untuk mengetahui dan memantau harga daging sapi yang dijual. Selama masa pandemic seperti sekarang ini banyak pedagang UMKM yang mengalami kesulitan sampai-sampai ada yang merugi dan akhirnya gulung tikar.

Kegiatan ekonomi serta pengaturan uang untuk usaha saat masa pandemic sangat diperlukan agar para pelaku UMKM tidak sampai merugi dan gulungtikar. Selama masa pandemic ini pak Haris tetap konsisten dan terus menelateni usaha yang telah di jalankan secara turun-temurun ini. Beliau tidak pernah berfikir untuk membuka usaha yang lain.

Intinya kita harus tetap sabar dan selalu optimis serta konsistensi dengan apa yang kita lakukan, walaupun itu pada saat masa pandemic atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun