Budaya FOMO (Fear of Missing Out) dari aplikasi Threads yang merupakan afiliasi atau kepanjangan tangan dari aplikasi Instagram yang sudah populer lebih dulu menjadi populer akhir-akhir ini. Aplikasi sosial media yang diluncurkan pada 5 Juli 2023 lalu menjadi sangat menjamur sampai pada saat hari peluncurannya, dilansir dari Wikipedia sebanyak 50 juta pengguna terdaftar.Â
Hal ini menunjukan bahwa peluncuran pada momen yang tepat aplikasi Threads ini dan niatan yang serius bagi tim R & D dari perusahan induk Meta Platforms yang mana Mark Zuckerberg pendiri Facebook sebagai CEO nya. Hal ini merupakan momentum kebangkitan Mark setelah berinfestasi besar kepada metaverse, namun belum memiliki impact yang terasa dan tidak semua kalangan bisa mengaksesnya.Â
Lewat threads ini serasa menyaingi Elon Musk sebagai CEO twitter, pasalnya, aplikasi Threads ini mirip seperti Twitter. Bagaimana tidak, dari tampilan dan fungsinya pun sama, seperti pengguna akun Threads bisa memposting teks, gambar dan video, repost, membalas postingan orang lain, hingga menyukai postingan. Sama seperti pendahulunya sosial media yang booming pada masanya yaitu Facebook dan Instagram dimana ketika peluncuran perdana nya, banyak sekali anak muda yang merasa tidak ingin ketinggalan zaman atau ingin selalu up to date dalam perkembangan sosial media. Hal ini jelas merupakan suatu fenomena yang dinamakan FOMO, apa itu FOMO ? FOMO itu merupakan suatu akronim dari suatu istilah Fear Of Missing Out, yaitu suatu fenomena dimana seseorang sangat takut dalam ketinggalan zaman terhadap suatu hal yang bahasa populernya adalah takut ketinggalan zaman.
Dalam pergaulan digital dalam sosial media pada era 21 abad ini, sosial media bukan hanya media untuk bersosialisasi saja, akan tetapi juga sebagai life-style atau gaya hidup atau media dimana meningkatkan prestige atau eksistensi diri. Berbagai disiplin ilmu memiliki pandangannya tersendiri dari suatu aplikasi yang booming ini.Â
Dari segi teknologi tentunya ini merupakan suatu kompetisi dan pengembangan dari perusahaan meta sendiri, yang mana para tim research and development (R & D) pandai dan jeli dalam melihat peluang dalam pengembangan dan melihat kondisi sosial trend global yang sedang berkembang.Â
Dari segi sosialnya jelas bahwa fenomena sosial ini akan berkembang dan meningkatkan kompetisi dalam bidang sosial dunia maya seperti pesaingnya yang merajai sementara yaitu Twitter. Dan dari segi bidang psikologi jelas hal ini akan menyangkut pada fenomena FOMO ini.Â
Lawan dari FOMO adalah JOMO, JOMO adalah Joy Of Missing Out, hal ini merupakan keadaan seseorang yang merasa tenang saja dan nyaman dalam menggunakan suatu hal atau media yang lama dari pada hal yang baru, karena mereka berasumsi bahwa tidak ingin ikut-ikutan trend kebanyakan.
 Hal ini merupakan suatu fenomena gaya hidup yang berkenaan juga dengan bidang psikologi dan sosial terhadap suatu persepsi dalam berinteraksi dengan orang lain di dunia maya. Dalam bidang Ekonomi, hal ini jelas merupakan suatu peluang baru dan inovasi dalam hal e-commerce atau entrepreneur digital.Â
Lewat Threads ini seseorang bisa memanfaatkan untuk menjual produk-produknya secara luas, bukan tidak mungkin nanti akan ada aplikasi Threads khusus untu Business dimana aplikasi ini khusus untuk berjualan kedepanya. Kemudian seperti dilansir dalam BBC Â menurut Justin Patterson selaku analis riset ekuitas di KeyBanc Capital Markets, iklan Threads dapat menambahkan 1% hingga 5% ke keseluruhan pendapatan Meta sehingga menghasilkan lebih dari US$6 miliar (Rp90 triliun) dalam skenario yang paling optimistis.