Mohon tunggu...
Humaniora

Bos Jatuh Cinta kepada PSK

8 Mei 2016   16:28 Diperbarui: 8 Mei 2016   16:46 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Uweeeeedaaaan,. Bu,.!! ibune.!! uwedan iki, ibu,. bosku sudah tergila-gila dengan PSK, mosok sama PSK bisa sampai tergila-gila begitu, ini sudah tidak baik bu,'mosok pakai cinta-cintaan segala, ibu mendengar bapak bicara tidak ?

Pak, PSK itu perempuan atau lelaki ?

Ya perempuan to, mosok lelaki sih bu.

Yo wes, biarkan saja, bosmu masih normal, yang penting kamu ndak usah ikutan, cukup bosmu saja.' kalau kamu ikutan ta sunat lagi kowe.!!

www.sipirok.net

Herry terbengong seribu kata setelah sang istri menutup obrolan dengan kalimat "yang penting kamu jangan ikutan,' Herry bermaksud mengadu tentang bosnya yang menggilai seorang PSK. namun dengan jawaban-jawaban obrolan terlihat Herry tidak mendapat pembelaan dari istrinya.

Satu pesan bijak dari istri Herry adalah 'biarkan bosnya menikmati si PSK tapi Herry jangan ikutan, karena itu tidak baik, seorang yang belum beristri saja tidak baik bermain api dengan PSK, apalagi untuk seorang yang sudah beristri.

Pesan hebat lainya adalah jenis kelamin PSK yang di tanyakan oleh istri Herry, setelah mengetahui PSK tersebut adalah wanita, maka bos si Herry adalah lelaki normal (menurut istri Herry).

Herry fk hanya bisa termenung dan merencanakan untuk mencicipi seorang PSK, karena untuk membuktikan "kenormalan dirinya" seperti kata sang istri, di sisi lain Herry bimbang karena terselip kalimat "ta sunat kowe", Herry bimbang karena sejak kecil dirinya sudah di sunat.

Tiba-tiba saja Herry berjingkrak, yes, pasti ibune bilang ta sunat kowe itu hanya bercanda, wong aku sudah sunat kok yo. berangkat ah..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun