Di era di mana saling ketergantungan ekonomi dan pergeseran geopolitik. Internasionalisasi suatu mata uang muncul sebagai sebuah manuver strategis yang mencerminkan kemajuan suatu negara menuju keunggulan ekonomi. Salah satu contohnya yaitu, kasus internationalisasi mata uang RMB. Artikel ini menjelaskan  upaya ambisius Tiongkok untuk mengangkat mata uangnya, renminbi (RMB) ke panggung global.
Dalam rumitnya keuangan global, internasionalisasi suatu mata uang merupakan peristiwa penting, yang menandakan semakin menonjolnya suatu negara di kancah dunia. Renminbi (RMB), mata uang kedaulatan Tiongkok, menjadi contoh utama fenomena ini, yang merangkum interaksi kompleks antara kekuatan politik dan strategi ekonomi.
Perjalanan internasionalisasi RMB berakar pada ambisi Tiongkok yang lebih luas untuk membentuk kembali sistem moneter internasional. Dorongan Tiongkok terhadap internasionalisasi RMB bukan sekedar inisiatif ekonomi namun merupakan langkah strategis untuk mendiversifikasi cadangan mata uang global dan mengurangi ketergantungan pada dolar.
Kerangka ekonomi politik sangat penting untuk memahami internasionalisasi RMB. Hal ini melibatkan analisis kebijakan ekonomi melalui kacamata struktur politik, dinamika kekuasaan, dan dampak sosial yang dihasilkan. Bagi Tiongkok, keputusan untuk menginternasionalkan RMB terkait dengan reformasi ekonomi domestik dan keinginan untuk mendapatkan peran yang lebih signifikan dalam tata kelola global.
Internasionalisasi mata uang mempunyai serangkaian tantangan dan prasyarat. Suatu negara harus memastikan bahwa mata uangnya dapat dikonversi secara bebas dan didukung oleh perekonomian yang stabil dan kuat. Hal ini memerlukan reformasi pasar keuangan yang komprehensif, kebijakan moneter yang sehat, dan pembentukan kerangka hukum dan kelembagaan yang menanamkan kepercayaan terhadap nilai mata uang.
Tiongkok telah secara metodis memenuhi persyaratan ini. Dimasukkannya RMB ke dalam the International Monetary Fund's Special Drawing Rights pada tahun 2016 merupakan sebuah tonggak Sejarah bagi tiongkok, hal ini menandai penerimaan mata uang tersebut sebagai salah satu mata uang cadangan utama dunia. Langkah ini merupakan bukti meningkatnya pengaruh ekonomi Tiongkok dan potensi RMB sebagai mata uang global.
Namun, internasionalisasi RMB bukannya tanpa implikasi geopolitik. Hal ini mencerminkan meningkatnya pengaruh Tiongkok dan pergeseran dinamika kekuasaan dalam hubungan internasional. Kekuasaan RMB berpotensi menantang hegemoni dolar AS, sehingga mengarah pada lanskap mata uang yang lebih multipolar. Pergeseran ini membawa implikasi signifikan terhadap perdagangan internasional, arus investasi, dan diplomasi ekonomi.
Kasus RMB menggarisbawahi hubungan yang rumit antara kebijakan ekonomi nasional dan hasil politik internasional. Ketika Tiongkok terus mempromosikan penggunaan RMB secara global, hal ini tidak diragukan lagi akan membentuk kontur sistem moneter internasional dan ekonomi politik yang lebih luas.
Kesimpulannya, internasionalisasi RMB merupakan bukti perencanaan ekonomi strategis Tiongkok dan aspirasinya untuk tatanan moneter global yang lebih seimbang. Laporan ini memberikan contoh dampak besar internasionalisasi mata uang terhadap ekonomi politik internasional, dan menawarkan studi kasus yang menarik bagi para akademisi dan pembuat kebijakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H