Masyarakat sipil adalah lingkup asosiasi sukarela dan tindakan kolektif yang mewakili dan mengadvokasi kepentingan dan nilai-nilai masyarakat. Masyarakat sipil dapat mendukung atau menantang negara dan pasar, tergantung pada tingkat otonomi, keragaman, dan mobilisasi. Masyarakat sipil juga dapat meningkatkan atau mengikis kohesi sosial, tergantung pada tingkat inklusi, partisipasi, dan solidaritas.Â
Di Asia Selatan, masyarakat sipil telah menjadi kekuatan perubahan dan kesinambungan, karena kawasan ini telah menyaksikan gerakan sosial yang dinamis, tetapi juga perpecahan sosial yang terus berlanjut dan berakar dari permasalahan kasta, etnis, agama, dan gender.
Oleh karena itu, untuk mencapai pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Asia Selatan, diperlukan pendekatan yang seimbang dan sinergis yang memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan negara, pasar, dan masyarakat sipil. Pendekatan ini harus bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kesempatan masyarakat, terutama masyarakat miskin dan terpinggirkan, untuk mengakses dan mendapatkan manfaat dari sumber daya dan layanan yang disediakan oleh negara dan pasar, serta untuk berpartisipasi dan mempengaruhi keputusan dan kebijakan yang mempengaruhi kehidupan mereka.Â
Pendekatan ini juga harus bertujuan untuk mempromosikan nilai-nilai dan norma-norma demokrasi, hak asasi manusia, keadilan sosial, dan pengelolaan lingkungan hidup, serta mendorong kerja sama dan dialog di antara negara, pasar, dan pelaku masyarakat sipil. Pendekatan semacam ini membutuhkan kemauan politik, reformasi kelembagaan, mobilisasi sosial, dan kemitraan global, serta pengakuan atas keragaman dan kompleksitas kawasan.
Kesimpulan
Kesimpulannya, ekonomi politik pembangunan dan ketimpangan di Asia Selatan merupakan fenomena yang kompleks dan dinamis yang membutuhkan pendekatan holistik dan multidimensi. Peran negara, pasar, dan masyarakat sipil saling bergantung dan interaktif, dan dampaknya terhadap pembangunan dan ketidaksetaraan bergantung pada konteks dan kondisi masing-masing negara dan subkawasan.Â
Oleh karena itu, tidak ada solusi yang cocok untuk semua, tetapi lebih pada kebutuhan akan strategi yang sesuai dengan konteks dan partisipatif yang menyeimbangkan kepentingan dan aspirasi masyarakat, efisiensi dan inovasi ekonomi, serta keberlanjutan dan ketahanan lingkungan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H