Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Orang Islam yang Terjebak Dalam Kekufuran

8 Desember 2024   12:29 Diperbarui: 15 Desember 2024   06:45 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menjadi orang islam itu  mudah syaratnya. Cukup mengucapkan dua kalimat syahadad. Itu saja. Tak report.  Tidak perlu biaya . Tapi kalau mau kaffah, penuhi  4 rukun islam yang lainnya juga.  Yang susah itu menjadi orang beriman. Banyak syaratnya dan juga sulit dipenuhi . Jika tidak dengan hati yang tulus. Tanpa pamrih . Hanya karena Alloh.

Iman dan islam itu memang dua hal yang berbeda. Seorang muslim , tidak akan menjadi tidak  muslim, selama tidak keluar dari Islam. Yaitu menggugurkan dua kalimat syahadad yang pernah diucapkannya. Kemudian menjadi murtad. Sedangkan iman, itu proses yang terus- menerus. Tidak berhenti hanya dengan klaim aku sudah beriman. Tidak juga berhenti dengan hanya mengatakan, saya telah memeluk agama islam. Iman itu suatu proses yang tidak pernah berhenti selama nafas masih di dalam tubuh. Siapa yang berhenti berproses maka, sebenarnya sudah mati imannya.Yang tertinggal hanya baju islamnya. Baju yang bisa dipakai saja . Asal mau "membayar" nya dengan  mengucap dua kalimat syahadad.

Begitu mudahnya menjadi orang islam. Apakah akan mudah juga orang islam bisa bersifat kufur dan keluar dari islam ? Masih banyak yang berpendapat, bahwa orang islam tidak akan menjadi kufur. Itu tidak mungkin terjadi . Karena itu sangat berlawanan . Katanya kufur hanya dimiliki oleh orang di luar islam. Islam seolah sudah menjamin  seorang muslim akan selamat dunia dan akherat. Namun apakah seperti itu keadaan sebenarnya ?

Secara teori , seharusnya orang islam itu, otomatis menjadi orang yang beriman. Tetapi secara realita , tak menutup kemungkinan orang islam dapat  terjerumus dalam sikap kufur. Memang tidak mungkin orang islam, pada saat yang sama menjadi orang kafir. Karena itu dua hal  yang berbeda. Tetapi kafir dan kufur dua hal yang berbeda juga  . Kafir merujuk  person atau pelakunya  . Sementara kufur merujuk sebuah sifat.

Kufur sebagai kata sifat maka bisa melekat kepada  semua orang. Tak terkecuali kepada orang islam. Sebagaimana juga dengan iman. Iman juga dapat dimiliki oleh semua orang, baik muslim maupun non islam.  Karena iman juga merupakan kata sifat.

Idealnya  seseorang sebelum berislam adalah beriman terlebih dulu. Ada kepercayaan kepada islam baru berislam . Sebagaimana dicontohkan  Nabi dan para sahabat . Sebelum berislam, ,mereka sudah memiliki  iman di dalam dada . Kepercayaan tanpa syarat kepada Tuhan yang serba maha. Yang menguasai seluruh alam . Kepercayaan kepada Tuhan inilah, yang menjadi pondasi seseorang untuk berislam. Ini juga yang akan menjadi energi  penggerak seorang manusia untuk bergerak menjalankan syariat yang diwujudkan dalam rukun islam yang lima.

Memeluk agama Islam merupakan anugerah besar, tetapi berislam tidak menjamin seseorang bebas dari sifat kufur. Berislam berarti mengimani Allah dan menjalankan perintah-Nya, namun iman seseorang sering diuji melalui perbuatan, ucapan, dan keyakinan. Meski seseorang mengaku Muslim, tidak menjamin mereka tidak tergelincir ke dalam sikap kufur seperti mengingkari nikmat Allah atau melalaikan kewajiban agama.

Karena belum adanya iman dalam dada seorang muslim, maka tidak sedikit orang umat muslim  yang terjebak dalam kekufuran. Kufur yang dalam arti tertutup , atau terhalang. Dalam hal ini tentu terhalang dari cahaya illahi. Sehingga meski mengaku berislam namun tetap saja malakukan kemungkaran. Meski mengaku berislam namun masih sering melakukan hal-hal yang keji.

Kekufuran ini tidak hanya melekat pada orang islam yang imannya tidak tertanam dalam dada, namun juga kepada orang islam yang iamannya tidak mau bertumbuh. Alias berhenti berproses untuk terus menjadi lebih baik dan lebih tinggi ilmunya dan amalnya. Dari merasa apa yang sudah dicapai sudah cukup. Tidak mau bergerak lagi untuk mendaki ke tangga keimanan yang lebih tunggi.

Bisa juga sifat kufur ini melekeat kepada orang islam yang merasa imannya sudah tinggi dan kemudian merasa orang lain masih rendah imannya. Dari terjebak ke dalam sikap sombong dalam keimanan.  Terkadang sikap ini juga memiliki sikap yang arogan terhadap orang di luar islam . Kebenaran seolah menjadi miliknya sendiri. Dia terjebak dalam sikap bahwa dirinya pasti selamat, dan orang lain yang dilihatnya di bawah dia levelnya pasti tidak mendapatkan jatah surga.

Iman adalah pondasi dalam berislam ., maka tidak salah imanlah yang sering diseru atau dipanggil dalam Alquran. Tanpa iman yang kuat , mustahil orang mau menjalankan kewajiban syariah. Makanya, perintah  untuk sholat yang dipanggil iman. Seruan untuk zakat yang dipanggil iman. Seruan puasa yang dipanggil iman. Tidak ada yang dipanggil  islamnya untuk  menjalankan sebuah syariah. Karena yang mampu dan mau mengerjakan perintah -perintah syariah  adalah orang yang beriman. Yang hanya berislam tanpa dilandasi iman, jangan harap mereka menjalankan syariah tersebut.  Makanya benar ungkapan , memegang iman itu seperti memegang bara. Dipegang panas, dilepaskan iman pun melayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun