Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Wanita Mandiri Banyak, Pria Mapan Sedikit

3 November 2024   06:45 Diperbarui: 3 November 2024   07:02 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Wanita mandiri . Apakah itu masalah ? Seharusnya tidak. Justru menjadi berkah. Terutama bagi kaum pria. Kemandirian kaum hawa adalah sebuah prestasi . Sebuah pencapaian besar. Pantas untuk diberikan apresiasi. Dan kaum pria jangan pelit untuk memuji.

Yang menjadi masalah adalah ketika di saat yang sama jumlah pria mapan sedikit ? Karena pasangan ideal wanita mandiri adalah pria mapan. Jika pria mapan sedikit, maka peluang wanita mandiri mendapatkan pasangan peluangnya akan semakin kecil .

Kok bisa ? Katanya jodoh tidak melihat kaya dan miskin. Mapan dan serba kekurangan. Tidak juga berpangkat dan orang biasa . Dalam zaman serba dihitung dengan matematika ini, Pepatah itu memang masih berlaku. Tetapi hanya akan ditemukan dalam sedikit kasus. Kebanyakan sesuai dengan tuntutan zaman, dimana materi menjadi pertimbangan utama, Maka perhitungan yang paling ideal adalah wanita mandiri harus berpasangan dengan pria mapan. Jika dipaksakan tidak dengan pasangan tersebut , maka berpotensi besar muncul masalah.

Semakin mandiri seorang wanita, maka akan semakin tinggi juga standard yang diterapkan untuk pasangan hidupnya. Itu bukan sikap sombong . Itu sikap realistis. Dan juga berdasar perhitungan matematis. Jadi tidak ada salahnya jika harga dirinya begitu tinggi, Dan hanya layak berpasangan dengan pria yang setara dengannya.

Wanita mandiri itu pemberani. Kadang terkesan cuek ,bahkan sombong. Seolah tak butuh uluran tangan siapapun. Tapi itu bukan kesombongan. Wanita mandiri membangun benteng yang tinggi karena dunia begitu kejam padanya. Ia perlu melindungi dirinya sendiri, karena tak ada yang melindunginya. Orang tak pernah tahu luka seperti apa yang pernah dia dapat. Trauma seperti apa yang tengah dia hadapi. Sekejam apa dunia bekerja untuknya. Dan kesepian seperti apa yang menyelimuti hari-harinya.

Wanita mandiri itu prestasi. Perempuan yang mati-matian kerja keras supaya hidupnya lebih baik, naik level. Karena dia sudah pernah hidup susah. Dia berharap supaya masa susahnya tidak terulang lagi. Lalu, ada yang mengajak dirinya supaya mau diajak kembali hidup susah? Siapa yang mau ? Siapa yang ingin ?

Meningkatnya jumlah wanita mandiri, seharusnya dianggap sebagai hal yang positip. Tapi untuk mendapatkan hal positip tersebut harus ada balancing dengan bertumbuhnya jumlah pria mapan. Tanpa perimbangan tersebut , tentu akan ada beberapa dampak / efek yang ditimbulkan.

Lalu apa definisi pria mapan ? Mapan disini tentu tidak dibatasi dan diartikan mapan secara ekonomi. Yang diidentikan sebagai pria yang memiliki jabatan yang tinggi di kantor. Memiliki penghasilan yang layak . Dan sudah memiliki fasilitas untuk membangun rumah tangga, seperti kendaraan dan juga rumah. Kalau hanya ini standarnya, jumlahnya, katanya sedikit. Karena kondisi ekonomi yang makin sulit semenjak pandemi covid . Itulah standard mapan yang umum.

Namun juga perlu diperhatikan perlunya standar mapan secara karakter dan sikap. Karena dengan berpasangan dengan wanita yang mandiri , dari segi ekonomi seharusnya beban pria akan lebih ringan. Ada dua sumber pendapan dalan keluarga. Sehingga ketika wanita mandiri tidak mendapatkan pria mapan secara ekonomi masih bisa menerima.

Namun pria tersebut harus mapan secara sikap dan karakternya. Wanita mandiri dalam beberapa kasus bahkan lebih menerima pria mapan secara sikap dan karakter. Karena wanita mandiri lebih nyaman berada di samping pria mapan secara sikap dan karakter . Pria yang pekerja keras. Pria yang jujur. Pria yang disiplin. Dan tentu penuh kasih sayang dan perhatian kepada keluarga.

Bahkan tidak sedikit justru wanita yang sudah mapan, tidak lagi mencari pria yang juga jabatannya tinggi dan penghasilan yang bagus, namun justru mencari pria yang penuh kejujuran, disiplin, pekerja keras dan penuh kasih sayang. Wanita mandiri mendapatkan pria mapan secara karakter dan juga sikap akan mudah juga menemukan kebahagiaan.

Wanita mandiri tidak menyukai pria feminis. Yang menyuruh wanitanya keluar cari duit banting tulang sementara si pria cukup berdiam santai di rumah. Kalau waktu tiba, tinggal jemput itu wanita dan pas sampai rumah tinggal nadah jatah, mana duit buat makan . Buat nongkrong sama teman.

Wanita mandiri sangat membenci pria yang tidak memberikan kesempatan wanitanya bertumbuh. Menghargai wanita dan juga pekerjaannya . Kemampuan komunikasi yang buruk. Tidak komunikatif. Dan maunya ditanya melulu . Karena justru terkadang laki-laki yang tidak tahu diri itulah yang menyadarkan wanita bahwa dia harus bisa mandiri. Apalagi seorang pria yang suka mentang mentang , dan punya segalanya . Laki laki seperti ini bisa meninggalkannya kapan saja.

Wanita mandiri berjuang keras biar masa depannya lebih baik. Kerja lembur dia jalani. Double job pun diambil . Bahkan usaha sampingan juga dilakukan. Jika berusaha sekeras itu perlu pasangan yang mampu mengimbangi dan memiliki level kerja keras yang sama. Bahkan kalau bisa yang lebih. Karena ia sudah tahu susah payahnya hidup dan berjuang keras agar bisa hidup lebih baik. Dan itu harus dihargai.

Wanita mandiri itu bagus . Namun jangan juga terlalu mandiri. Karena bisa membuat seorang wanita jadi gak butuh pria. Dan merasa semua bisa dipenuhi sendiri. Karena apa yang menjadi kebutuhan , bisa didapatkan . Untuk apa kehadiran pria kalau hanya menambah beban dan juga masalah.

Perlu dipertimbangkan juga. Sepintar-pintarnya wanita dalam mencari uang, tetap saja kebanyakan dari mereka maunya dinafkahi Setinggi-tingginya wanita dalam ilmu agamanya, tetap saja kebanyakan dari mereka maunya dibimbing. Semandiri dan sedewasa apapun seorang wanita, tetap saja kebanyakan dari mereka maunya disayang dan dimanja.

Walaupun wanita mandiri itu berani kemana-mana sendiri, tetap saja kebanyakan dari mereka maunya ditemani dan dilindungi. Terakhir, setegar apapun wanita dalam menyimpan masalahnya, tetap saja kebanyakan dari mereka butuh seseorang untuk bercerita dan bersandar.

Walau semandiri apapun perempuan itu, dikejar bukan mengejar. Dan sekuat apapun perempuan itu, menanti, bukan mencari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun