Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Mencari Pemimpin yang Ideal: Seleksi ala Clash of Champions Ruang Guru vs Demokrasi Pragmatis dan Transaksional

30 Agustus 2024   07:42 Diperbarui: 30 Agustus 2024   13:47 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bila dalam Clash of champion ruang guru, peserta nya adalah para mahasiswa terbaik dari seluruh negeri dan juga mahasiswa yang mendapat beasiswa kuliah  di luar negeri , maka untuk seleksi pemimpin negeri pesertanya adalah kader kader terbaik yang disiapkan oleh semua partai politik. Atau juga peserta independent atau mandiri  yang lulus  dari hasil pemilihan  tokoh terbaik negeri ini di bidangnya.

Biarkan saja partai politik menjalankan dengan berbagai metede pengakderannya. Mau cara meritokrasi atau dengan menjalankan cara sistem demokrasi 'buruk'. Nanti akan terseleksi juga calon pemimpin negeri terbaik. Panggung rakyat akan menjadi saksi lahirnya  calon pemimpin terbaik bagi negeri. Bukan dari hasil rekayasa tapi dari hasil atau bukti prestasi dan karya nyata .

Jangan ada lagi  model demokrasi yang bersifat pragmatis dan transaksional sering kali menempatkan kepentingan jangka pendek di atas kualitas kepemimpinan. Pemilihan umum dalam sistem ini cenderung menjadi arena bagi transaksi politik, di mana dukungan sering kali diperoleh melalui imbalan materi atau janji-janji yang tidak selalu direalisasikan. 

Akibatnya, pemimpin yang terpilih tidak selalu merupakan yang terbaik atau paling cocok untuk menghadapi tantangan yang ada, melainkan yang paling lihai dalam bernegosiasi dan memenuhi kepentingan kelompok tertentu. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menghambat kemajuan bangsa karena keputusan-keputusan penting diambil berdasarkan pertimbangan pragmatis, bukan visi strategis atau moralitas.

Mencari pemimpin negeri yang ideal membutuhkan proses seleksi yang menekankan kualitas, integritas, dan kemampuan untuk memimpin dengan visi yang jelas. Model seleksi seperti "Clash of Champions" Ruang Guru menawarkan pendekatan yang lebih murni dan berfokus pada meritokrasi, yang sangat kontras dengan demokrasi pragmatis dan transaksional yang sering kali hanya melahirkan pemimpin berdasarkan kepentingan sesaat. Dalam upaya untuk memajukan bangsa, kita perlu mempertimbangkan cara-cara baru dalam memilih pemimpin, memastikan bahwa mereka yang memegang kekuasaan adalah individu yang benar-benar layak dan mampu membawa negeri ini menuju masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun