Perasaan tidak cukup atau khawatir tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup merupakan faktor utama yang menyebabkan pertumbuhan populasi dunia menurun. Di banyak negara maju dan berkembang, biaya hidup yang tinggi menjadi kendala besar.Â
Misalnya, biaya pendidikan dan kesehatan yang mahal membuat pasangan muda enggan memiliki banyak anak.Â
Mereka takut tidak bisa memberikan kehidupan yang layak bagi anak-anak mereka. Contoh nyata adalah Jepang dan Korea Selatan, di mana biaya membesarkan anak sangat tinggi, sehingga banyak pasangan memilih untuk memiliki hanya satu anak atau bahkan tidak memiliki anak sama sekali.
Jalan Keluar menjaga Keseimbangan Pertumbuhan Populasi
Kesimpulannya terdapat pada sudut pandang orang tentang arti atau defisini cukup. Pengertian cukup harus ditempatkan pada posisi yang tepat. Cukup adalah cara pandang terhadap sesuatu. Dan cukup itu  bersifat relatip.  Satu orang dengan  orang lainnya memiliki standar atau definisi tentang cukup berbeda.
Semakin tenang pikiran  seseorang akan memiliki level perasaan cukup makin tinggi. Dan perasaan cukup ternyata memiliki keterkaitan dengan  keyakinan beragama.Â
Dalam istilah agaam islam, Merasa cukup disebut sebagai sifat Qanaah. Ketaatan beragama yang cukup baik akan membuat standard akan cukup menjadi rendah secara nominal. Â
Sebaliknya bila pikiran rasional ilmiahnya semakin mendominasi maka cukup memiliki  batasan nominal yang makin besar. Karena cukup adalah sikap kita terhadap apa yang sudah kita raih dan apa yang belum dapat kita raih yang terkait dengan keyakinan kita akan masa depan. Sesuatu yang belum pasti.
Dan orang yang memiliki keyakinan Beragama dan ber-Tuhan yang baik yang akan memiliki pandangan lebih positip tentang masa depan. Kabar buruknya justru semakin tinggi tingkat ekonomi, pendidikan dan luasnya wawasan justru  membuat orang makin khawatir dengan masa depannya. Sampai-sampai  untuk membuat Keputusan berkeluarga, dan memiliki anak pun mereka gamang , khawatir.Â
Akhirnya mereka cenderung lebih memilih sebagai "lonely people", sebagaimana yang dihadapi bangsa bangsa di Asia tImur seperti China, Jepang dan Korea. Berkebalikan dengan bangsa bangsa  berkembang di Asia dan Afrika yang Tingkat kelahirannya tinggi meski tingkat ekonomi dan tingkat pendidikannya lebih rendah.
Perasaan cukup yang dilandasi keyakinan beragama dan ber-Tuhan lah yang membuat pasangan berani memutuskan menikah dan memiliki anak. Tanpa itu masih banyak generasi muda yang masih khawatir akan masa depan dirinya  dan anaknya.Â