Perusahaan Diliburkan.
13 Mei 1998. Di sebuah perusahaan di kawasan industri di Cikarang, Bekasi. Seperti hari hari biasanya, suara mesin mesin menghiasi ruangan kantor produksi . Sesekali suara terdengar lebih keras ketika pintu kantor dibuka. Kemudian mengecil lagi ketika pintu itu kembali tertutup. Suara mesin printer kertas kontinues di kantor sesekali terdengar menyela di antara suara deru mesin produksi . Beberapa kali suara dering panggilan telepon menyeruak. Disusul suara langkah kaki bergegas menghampiri meja tempat suara telepon itu berasal.
Jam 13,30 suara rutinitas itu sontak berubah. Disusul suara suara karyawan sibuk bergerak ke halaman depan kantor perusahaan. Anto, salah satu karyawan perusahaan tersebut, tampak ikut bergegas, setelah merapikan pekerjaannya. Karyawan berbaris rapi sesuai bagiannya masing masing . Karyawan--karyawan bertanya tanya dalam hati ada apa gerangan mereka dikumpulkan mendadak. Sejurus kemudian Pimpinan perusahaan didampingi top menejemen muncul dan berdiri tepat di depan kantor , memberikan informasi terkini yang tengah terjadi di ibukota, Jakarta.
"Di Jakarta kondisi saat ini sudah tidak kondusif lagi. Terjadi aksi perusakan bangunan dan pembakaran kendaraan di beberapa kawasan. Aksi anarkhis dari kelompok masa ini , disulut timbulnya korban mahasiswa di Universitas Trisakti. Dan dikhawatirkan kerusuhan akan meluas".
Pimpinn perusahaan melanjutkan lagi, "Melihat perkembangan kondisi tersebut, Perusahaan mengambil kebijakan untuk meliburkan karyawan selama sepuluh hari . Dan nanti akan diupdate sesuai dengan kondisi terkini. Karyawan dipersilakan pulang . Perusahaan akan ditutup , hingga kondisi kembali kondusif kembali ".
Perjalanan Pulang dari Perusahaan ke Kontrakan
Di jalan kawasan industri di depan perusahaan bus-bus armada jemputan sudah bersiap. Karyawan bergegas menuju bus yang akan mengantar ke tempat tinggalnya masing-masing karyawan.
Anto merasa beruntung , tinggal di perumahan mess perusahaan yang tidak jauh dari perusahaan. Sekitar lima belas menit biasanya sudah sampai ke mess. Lebih beruntungnya lagi, mess perusahaan karyawan tersebut, berada di kawasan perumahan elit dari Group Lippo yang keamanannya cukup terjaga. Security berlapis , menjaga kawasan tersebut. Dari pintu utama kota mandiri di Timur Jakarta tersebut hingga masuk ke komplek perumahannya security selalu berjaga di depan gerbang gerbang masuk. Di waktu waktu tertentu juga dilibatkan dari Angkatan bersenjata.
Sementara itu , karyawan yang tinggal di daerah daerah kota Bekasi hingga Jakarta, mulai was was dan tidak nyaman selama di perjalanan. Mereka berharap kerusuhan belum meluas ke Bekasi. Ternyata kerusuhan sudah meluas dan menjalar sangat cepat. Dan jalan jalan menuju ke Jakarta , sudah mulai kacau. Mobil mobil tidak bisa lagi mengarah ke Jakarta. Jalan tol arah Jakarta sudah ditutup. Sehingga kendaraan yang tetap menuju Jakarta harus lewat jalan arteri. Dan mereka mulai terhambat perjalanannya karena kerusuhan sudah masuk Bekasi. Di kanan kiri jalan di pusat pusat pertokoan dan supermarket, terjadi penjarahan, pengrusakan dan pembakaran. Melihat kondisi itu, bus jemputan memutuskan untuk menghentikan perjalanan karena beresiko Sehingga karyawan yang ikut bus jemputan ke arah Jakarta harus turun dari bus jemputan. Mereka harus naik angkot atau ojek menuju tempat tinggalnya masing-masing dengan perasaan khawatir dan takut. Ada juga yang memilih berjalan kaki, meski harus ditempuh hitungan jam.
Sementara itu kerusuhan yang di Jakarta semakin meluas dan masa mulai beringas. Massa mulai membakar kendaraan di jalan. Massa yang marah juga merusak bangunan. Dan mereka mulai menjarah toko toko dan supermarket. Massa mengambil apa saja yang ada di supermarket atau mall yang dianggap berharga. Toko toko dipinggir jalan milik non pribumi habis diserbu dan dijarah massa. Banyak toko toko yang dijarah kemudian dibakar.
Dalam perjalanan pulang yang rusuh , ternyata ada teman kerja Anto , bukannya cepat cepat pulang ke rumah justru ikut ikutan bersama massa yang menjarah. Mengambil apa saja yang bisa dibawa. Teman Anto ini memang sudah dikenal biang okem di pabrik. Ada saja kelakuan isengnya yang bertujuan mencari keuntungan sendiri. Sampai sampai bikin kabar duka orang tua teman meninggal untuk mendapatkan uang sumbangan. Demi memenuhi hobinya yang menikmati kopi hitam sambil merokok.