Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Lubang Cacing dan Terowongan ke Dunia Lain

24 Januari 2024   07:55 Diperbarui: 30 Januari 2024   07:37 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pernah melihat sinetron lorong waktu ? Kalau sudah pasti familier dengan gerakan memutar dari tokoh utama dari ukuran normal tubuhnya menjadi semakin kecil kemudian menghilang. Atau sebaliknya, ketika kembali dari dunia lain  dari ukuran kecil kembali ke ukuran tubuhnya yang normal  lagi. Itulah visualisasi tokoh dalam memasuki dan keluar dari satu dunia ke dunia lain. Di sinetron atau film lain pun  visualisasinya juga hampir sama.

Dari adegan itu membantu memudahan untuk  memahami  setidaknya tentang 3 teori . Pertama adalah teori banyak dunia ( multi universe ), yang muncul dari efek teori  kuantum yang memungkinkan munculnya banyak dunia. Meski secara realita fisik masih sulit dibuktikan. Sebagaiamana Albert Einstein, masih belum mengakuinya secara penuh. Ada yang belum lengkap. Secara teori itu memungkinkan namun scara realita masih ada yang harus dilengkapi lagi. Itu juga alasan Einstein belum menerima teori kuatum secara utuh.

Yang kedua adalah teori bahwa banyak dunia  itu bentuknya bukan bertingkat namun berdampingan dan beririsan. Sehingga tidak perlu menuju ke ketinggian lapisan langit tertentu baru kita masuk ke dunia lain. Namun di bawah lapis langit yang sama , sudah ada cara untuk masuk ke dunia lain , salahsatunya dengan mengecilkan ukuran tubuh. Lebih spesifik lagi ukuran material penyusunnya. Semakin kecil dan halus ukurannya maka peluang untuk bisa masuk ke dunia yang lain makin besar atau luas.

Yang ketiga adalah teori adanya pintu masuk ke dunia lain tersebut.  Dunia yang berdampingan itu tidak mungkin tanpa adanya  pintu atau akses masuk antara satu dunia dengan dunia lainnya. Dan fakta itu sudah banyak diungkap dalam kitab suci. Yang diperkuat bergeraknya makhluk makhkuk dari yang tersusun dari materi yang lebih halus ke materi yang lebih kasar dan sebaliknya berupa perjalanan manusia manusia suci menuju ke tempat yang dikehendaki Tuhan.

Dunia  Berdampingan, Bukan Bertingkat

Dalam banyak kitab suci kita sering mendapati istilah  tujuh lapis langit. Secara harfiah maka bisa berarti ada tujuh tingkatan  langit, ada tujuh dunia kehidupan . Yang didiami umat manusia adalah langit pertama. Berarti ada lagi di atas langit yang bisa di pandang berawan biru yang kita pandang setiap hari. Namun sampai saat ini belum ada yang menemukan batas langit yang terlihat jelas dari bumi itu,  di mana sebenarnya batasnya ?

Fakta tersebut , memunculkan sebuah teori baru bahwa yang dimaksud dengan tujuh lapis langit , bukan berarti tujuh lapisan yang bertingkat-tingkat hingga tujuh tingkatan . Namun  sebenarnya adalah tujuh lapis namun berdampingan dan beririsan.  Lapis  pertama  berada dalam lingkup atau lingkaran lapis kedua. Lapis kedua berada dalam liingkup atau lingkaran  ketiga dan seterusnya . Dan melihat banyak fakta yang tertangkap sains , ini yang lebih mendekati realita sebenarnya.

Bahkan ketika orang membahas UFO . Mereka bukan berasal dari lapis dunia yang lain dari yang dihuni manusia. Mereka masih di dalam lapis dunia yang sama dengan manusia. Hanya mereka berasal dari tempat yang jauh. Tempat yang belum bisa dijangkau kemajuan teknologi ummat manusia.

Bisakah saling Mengunjungi ?

Bila dunia itu berlapis dan berdampingan , bisakah di antara penghuninya bisa saling mengunjungi. Itu pertanyaan yang menarik untuk dijawab. Jelas ketika Tuhan sudah menciptakan tujuh lapis langit tentu  ada kemungkinan diantara tujuh lapis langit itu saling terhubung dan makhluk yang menghuninya bisa saling mengunjungi. Yang sudah pasti makhluk yang berada dilapis  lebih  tinggi  bisa mengunjungi ke lapis yang lebih rendah. Sementara yang berada di lapis lebih rendah kecil kemungkinan bisa masuk ke lapis langit yang lebih  tinggi kecuali mendapat pintu masuk khusus dari sang maha pencipta .  Yang sudah ada buktinya yaitu berupa pengalaman perjalanan spiritual  orang-orang  suci.

Makhluk dengan ukuran materi penyusunnya makin kasar maka menempati strata paling bawah . Semakin halus materi penyusunnya semakin tinggi dan luas alam yang dimiliki. Dan ukuran yang yang paling halus yang memiliki kemampuan paling besar untuk melintasi dan memasuki dunia yang lain yang stratanya lebih rendah.

Yang saat ini kita ketahui minimal ada tiga alam yaitu pertama  alam dunia, sebagai alam  paling bawah. Dunia tiga dimensi. Dunia yang dihuni makhluk manusia dan makhluk lain yang tersusun dari materi kasar yaitu sari pati tanah. Yang membutuhkan ruang  dan terikat waktu keberadananya.

Kedua Alam Halus yang dihuni makhluk bernama jin dan juga malaikat. Makhluk yang tersusun dari materi api ataupun cahaya. Materi yang lebih halus dari tanah. Makhluk yang tak memerlukan ruang demi keberadaannya. Mereka tak terikat ruang. Dengan sifatnya itu mereka bisa berada di mana saja dan kapan saja.

Itulah sebabnya , makhluk jin dapat berada di alam dunia manusia tanpa diketahui   dan dirasakan. Sifat materi penyusunnya yang lebih halus dari manusia yaitu dari api, membuat mereka dapat memasuki alam dunia tiga dimensi . Sementara manusia tidak dapat memasuki alam mereka. Karena materi penyusun manusia dari materi yang lebih kasar yaitu sari pati tanah. Memang ada beberapa orang yang punya kemampuan melihat makhluk halus tersebut , tetapi itu hanya sekedar melihat, tetapi tidak memasuki alam mereka. Kecuali manusia  yang punya kemampuan , meninggalkan fisiknya. Alias orang orang sakti yang memiliki ilmu merogoh sukma. Dengan ilmu tersebut , pemiliknya akan bisa kemampuan sebagaimana yang dimiliki makhluk halus, yang tidak terikat hukum di alam dunia.

Ketiga alam ilahiyah. Alam Tuhan. Alam yang tempat Tuhan  bertahta. Alam yang ditempati dzat yang  maha halus. Dengan dzat-Nya yang maha halus maka semua alam alam yang tingkatannya di bawahanya dapat diketahui , dihadiri dengan semua sifat Tuhan yang serba maha, sebagaimana terangkum dalam 99 asma Tuhan yang mulia ( asmaul husna ).

Namun meski alam Tuhan ini secara teori tidak akan dapat dimasuki manusia yang unsur penyusunnya dari materi kasar yaitu  sari pati  tanah, ada jalan khusus yang Tuhan siapkan terkhusus untuk manusia pilihan. Manusia paling mulia. Dialah Nabi Muhammad SAW , manusia paling mulia akhlaknya. Sebagaimana yang terjadi dalam peristiwa Isra dan Mikraj. Yang sampai di hadapan Tuhan bukanlah fisik Nabi Muhammad yang tersusun dari sari pati tanah. Namun jiwa Nabi Muhammad atau lebih dikenal sebagai Nur Muhammad. 

Worm Hole, Pintu masuk Ke Dunia Lain ?

Dunia berlapis lapis memungkinkan adanya pintu masuk di antara dunia dunia tersebut  Meski banyak syarat yang harus dipenuhi . Dengan tingkat materi yang ukuran besarnya ( tingkat kehalusan ) sama dari materi sari pati tanah maka sejauh appapun bergerak mengarungi jarak maka hanya akan menempati lapis  langit pertama.  Seperti sekarang yang ukuran alam semesta yang terdiri jutaan galaksi belum juga menembus langit pertama.

Dan syarat utama yang harus dipenuhi agar dapat menembus lapis dunia diatasnya, yaitu tingkat kehalusan materi penyusun makhluk tersebut harus menyamai atau melebihi tingkat kehalusannya dengan makhluk di llapis dunia di atasnya. Itu juga syarat yang harus dipenuhi seorang umat manusia jika ingin menembus dan memasuki lapis dunia yang lain. Dunia jin misalnya.

Pintu yang dapat membawa  makhluk  dapat masuk ke tingkat atau lapis dunia yang lebih halus yaitu melewati wormhole  ( lubang cacing ). Sebuah  jalan pintas melewati ruang dan waktu . Meski worm hole masih sebatas teori karena syarat keberadaanya, masih sulit diwujudkan dengan kemajuan sains yang sudah dicapai ummat manusia.

Namun dengan  pengalaman--pengalaman spiritual atau religius yang dialami banyak orang , tidak menutup kemungkinan kemajuan sains dapat memahami keberadaan wormhole ( lubang cacing ) suatu saat nanti. Pengalaman perjalanan religius itu nyata. Ketika sains belum dapat membuktikan, bukan berarti perjalanan religius itu tidak ada. Hanya sains yang masih belum mampu untuk membuktikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun