Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Lubang Cacing dan Terowongan ke Dunia Lain

24 Januari 2024   07:55 Diperbarui: 30 Januari 2024   07:37 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Yang saat ini kita ketahui minimal ada tiga alam yaitu pertama  alam dunia, sebagai alam  paling bawah. Dunia tiga dimensi. Dunia yang dihuni makhluk manusia dan makhluk lain yang tersusun dari materi kasar yaitu sari pati tanah. Yang membutuhkan ruang  dan terikat waktu keberadananya.

Kedua Alam Halus yang dihuni makhluk bernama jin dan juga malaikat. Makhluk yang tersusun dari materi api ataupun cahaya. Materi yang lebih halus dari tanah. Makhluk yang tak memerlukan ruang demi keberadaannya. Mereka tak terikat ruang. Dengan sifatnya itu mereka bisa berada di mana saja dan kapan saja.

Itulah sebabnya , makhluk jin dapat berada di alam dunia manusia tanpa diketahui   dan dirasakan. Sifat materi penyusunnya yang lebih halus dari manusia yaitu dari api, membuat mereka dapat memasuki alam dunia tiga dimensi . Sementara manusia tidak dapat memasuki alam mereka. Karena materi penyusun manusia dari materi yang lebih kasar yaitu sari pati tanah. Memang ada beberapa orang yang punya kemampuan melihat makhluk halus tersebut , tetapi itu hanya sekedar melihat, tetapi tidak memasuki alam mereka. Kecuali manusia  yang punya kemampuan , meninggalkan fisiknya. Alias orang orang sakti yang memiliki ilmu merogoh sukma. Dengan ilmu tersebut , pemiliknya akan bisa kemampuan sebagaimana yang dimiliki makhluk halus, yang tidak terikat hukum di alam dunia.

Ketiga alam ilahiyah. Alam Tuhan. Alam yang tempat Tuhan  bertahta. Alam yang ditempati dzat yang  maha halus. Dengan dzat-Nya yang maha halus maka semua alam alam yang tingkatannya di bawahanya dapat diketahui , dihadiri dengan semua sifat Tuhan yang serba maha, sebagaimana terangkum dalam 99 asma Tuhan yang mulia ( asmaul husna ).

Namun meski alam Tuhan ini secara teori tidak akan dapat dimasuki manusia yang unsur penyusunnya dari materi kasar yaitu  sari pati  tanah, ada jalan khusus yang Tuhan siapkan terkhusus untuk manusia pilihan. Manusia paling mulia. Dialah Nabi Muhammad SAW , manusia paling mulia akhlaknya. Sebagaimana yang terjadi dalam peristiwa Isra dan Mikraj. Yang sampai di hadapan Tuhan bukanlah fisik Nabi Muhammad yang tersusun dari sari pati tanah. Namun jiwa Nabi Muhammad atau lebih dikenal sebagai Nur Muhammad. 

Worm Hole, Pintu masuk Ke Dunia Lain ?

Dunia berlapis lapis memungkinkan adanya pintu masuk di antara dunia dunia tersebut  Meski banyak syarat yang harus dipenuhi . Dengan tingkat materi yang ukuran besarnya ( tingkat kehalusan ) sama dari materi sari pati tanah maka sejauh appapun bergerak mengarungi jarak maka hanya akan menempati lapis  langit pertama.  Seperti sekarang yang ukuran alam semesta yang terdiri jutaan galaksi belum juga menembus langit pertama.

Dan syarat utama yang harus dipenuhi agar dapat menembus lapis dunia diatasnya, yaitu tingkat kehalusan materi penyusun makhluk tersebut harus menyamai atau melebihi tingkat kehalusannya dengan makhluk di llapis dunia di atasnya. Itu juga syarat yang harus dipenuhi seorang umat manusia jika ingin menembus dan memasuki lapis dunia yang lain. Dunia jin misalnya.

Pintu yang dapat membawa  makhluk  dapat masuk ke tingkat atau lapis dunia yang lebih halus yaitu melewati wormhole  ( lubang cacing ). Sebuah  jalan pintas melewati ruang dan waktu . Meski worm hole masih sebatas teori karena syarat keberadaanya, masih sulit diwujudkan dengan kemajuan sains yang sudah dicapai ummat manusia.

Namun dengan  pengalaman--pengalaman spiritual atau religius yang dialami banyak orang , tidak menutup kemungkinan kemajuan sains dapat memahami keberadaan wormhole ( lubang cacing ) suatu saat nanti. Pengalaman perjalanan religius itu nyata. Ketika sains belum dapat membuktikan, bukan berarti perjalanan religius itu tidak ada. Hanya sains yang masih belum mampu untuk membuktikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun