Jalan Sudirman, siapa yang tidak mengenalnya. Jalan utama sepanjang 4 km yang membentang dari Dukuh Atas hingga Senayan yang berada di kawasan pusat bisnis di jantung kota Jakarta. Yang biasa disebut juga sebagai poros Sudirman-Thamrin-Kuningan.
Seiring dengan perkembangan kota Jakarta Jalan Jendral Sudirman, telah berubah menjadi semakin tertata rapi dan maju. Tingkat kesibukan kota Jakarta telah membuat jalan Sudirman yang menjadi pusat bisnis tumbuh menjadi jalan yang sangat sibuk dan di kelilingi gedung gedung yang tinggi dan megah di kanan kirinya.
Tidak terasa jalan Jendral Sudirman juga telah mengalami perubahan dari jalan untuk semua menjadi kawasan yang semakin elitis. Tidak ramah untuk semua kelas masyarakat. Hanya kelompok menengah ke atas yang bebas memasuki dan menikmati semua kemegahan dan fasilitas yang ada di jalan Sudirman.
Hingga akhirnya datang masa pemerintahan Gubernur Anies Rasyid Baswedan , yang merubah konsep pembangunan jalan jalan di ibukota dengan mengedepankan prinsip keadilan yang menata jalur untuk semau penguna mode transportasi bagi seluruh warga Jakarta yang disebut sebagai konsep Complete street.Â
Baik dari kalangan kelas paling bawah hingga paling atas memiliki hak yang sama untuk mengakses jalan Jendral Sudirman . Inilah yang dinamakan adanya demokratisasi di jalan.
Alasan Pemberian Nama Jalan
Pemberian nama Jalan Sudirman, tentu tidak mungkin tanpa alasan. Pemilihan nama pahlawan panglima besar Jendral Sudirman, tentu memiliki maksud dan tujuan. Tidak mungkin sekedar comot. Tidak juga hanya karena faktor keterkenalannya saja tanpa ada filosofinya. Apalagi menggunakan nama jendral Sudirman, namun di jalan tersebut tidak dipergunakan untuk memberi manfaat sebagaimana diperjuangkan nama pahlawan yang diambil .
Tujuan pemberian nama Jendral Sudirman, yang utama tentu untuk melestarikan nilai nilai perjuangan panglima Besar Jendral Sudirman di masa masa perjuangan kemerdekaan.Â
Seorang jendral yang berjuang dengan mengorbankan jiwa dan raga untuk tercapainya kemerdekaan bangsa indonesia. Kemerdekaan yang diharapkan tidak sekedar untuk menggulung kolonialisme Belanda namun juga agar dapat menggelar keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Karena penjajahan yang dilakukan bangsa Belanda adalah bentuk ketidakadilan.
Kala Pegelolaan Jalan Jendral Sudirman Membuat Sang Jendral Menangis
Perkembangan jalan Sudirman dalam masa pemerintahan beberapa gubernur sebelumnya , telah membuat jalan Jendral Sudirman , semakin jauh dari nilai-nilai spirit perjuangan Jendral Sudirman.
Jalan Jendral Sudirman semakin elitis. Semua kemajuan dan perkembangan , hanya dapat dinikmati oleh kelompok menengah ke atas. Bahkan jalan itu dikembangkan menjadi semakin berjarak dengan kelas terbawah masyarakat.
Kondisi jalan sudirman yang makin bagus sebenarnya sudah membuat sungkan orang orang kelas bawah untuk melewatinya, kecuali ada kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Orang kelas bawah merasa tidak nyaman ketika harus berada di lingkungan orang orang berbaju rapi dan berdasi. Dan mengendarai motor apalagi sepeda di antara mobil mobil bagus yang berlalu-lalang di jalan Jendral Sudirman.
Dan pelarangan kendaraan bermotor melewati jalan Jendral Sudirman seolah menjadi batas resmi yang akhirnya membuat garis batas kelas itu benar benar ada. Orang kelas bawah yang sudah merasa tidak layak lewat sekarang menjadi ditegaskan oleh peraturan pemerintah DKI Jakarta yang melarang motor melawati jalan Jendral Sudirman.
Ketika peritiwa itu terjadi , ada yang merasakan sedih dan menangis dari atas sana. Dialah panglima Besar Jendral Sudirman yang merasa apa yang diperjuangkan saat perjuangan kemerdekaan tidak membuahkan hasil. Negeri yang diperjuangkan dengan pengorbanan jiwa dan raga dan untuk menggelar keadilan justru jalan yang memakai namanya menjadi tempat di mana ketidakadilan dipratekkan kembali secara nyata.
Â
Jalan Jendral Sudirman yang telah membuat Sang Jendral Tersenyum Bahagia
Terpilihnya Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI, Tahun 2017, menjadi awal dipenuhinya janji janji kemerdekaan yang diperjuangkan para pejuang bangsa yaitu untuk menggelar keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia khususnya di Jakarta. Semua pembangunan yang dijalankan pemerintahan gubernur Anies Baswedan, selalu berlandaskan sebuah nilai atau ideologi untuk menggelar keadilan bagi seluruh warga Jakarta. Tak terkecuali dalam penataan dan pembangunan jalan Jendral Sudirman.
Jalan Sudirman yang lebar ditata ulang. Semua pembangunan jalan harus menggunakan prinsip atau asas keadilan bagi seluruh warga Jakarta tidak boleh hanya menguntungkan kelas atau kelompok tertentu yang bisa mengakess suatu jalan.
Jalan jalan ditata ulang dengan prinsip semua pengguna jalan bisa mengaksesnya baik pejalan kaki, pengguna sepeda, pengendara sepeda motor dan mobil. Semua diberi akses. Semua diberi kesempatan yang sama.
Aturan pelarangan sepeda motor melewati jalan Jendral sudirman dicabut. Bahkan tidak sekedar dicabut larangannya namun juga dibangun fasilitas yang dibutuhkan untuk semua kelas masyarakat.
Dengan penataan ulang jalan Jendral sudirman ini, membuat jalan Jendral Sudirman menjadi dapat diakses bagi semua kalangan . Baik dari kalangan bawah yang tidak memiliki kendaraan alias pejalan kaki sampai yang menggunakan mobil paling bagus.
Peristiwa Viralnya Citayam fashion show adalah bentuk paling nyata tentang perubahan wajah jalan Sudirman. Jalan yang sebelumnya serba elit , mewah kini menjadi area di mana semua kelas masyarakat bisa bertemu dan berinteraksi tanpa membedakan kelas lagi. Semua berbaur, menyatu tanpa memandang lagi asal kelasnya sosialnya darimana.
Motor motor ojek online ataupun motor pengirim pesanan lainnya dapat mengakses pusat kegiatan bisnis terbesar di ibukota ini. Semua kendaraan bermotor dapat lewat tanpa rasa takut kenyamannnya akan terganggu. Mereka dapat berkendara dengan nyaman mengantar pesanan orang orang di gedung gedung sepanjang jalan sudirman. Yang dampaknya juga akan menumbuhkan usaha-usaha rumahan yang menjadi andalan bagi para kelompok ekonomi lemah untuk menghidupi keluarganya .
Para pengguna sepeda pun dapat menikmati keindahan jalan Jendral sudirman dengan leluasa tanpa takut akan diserobot kendaraan yang lebih besar . Jalur khusus sepeda telah disiapkan. Sebuah jalur bagi warga DKI untuk berolah raga sambil menikmati keindahan dan kemegahan ibu kota negara.
Para pejalan kaki pun dapat berjalan di sepanjang trotoar yang sudah disiapkan. Sebuah pengalaman yang selama ini tak terbayangkan. Berjalan kaki di antara pepohonan yang rindang, dengan kanan kiri gedung gedung tinggi menjulang. Pengalaman yang terlihat biasa bagi masyarakat kelas menengah ke atas. Namun itu menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan bahkan membahagiakan bagi masyarakat kelas bawah . Mereka yang selama ini sehari hari harus berkutat di rumah yang sempit, tanpa taman dan tanpa bisa menikmati keidahan tanaman dan gedung-gedung tinggi yang indah.
Seorang laki-laki paruh baya terlihat menggandeng anaknya yang masih seusia anak SD. Mereka berjalan di jalan Sudirman yang indah dengan penuh kegembiraan diserati kekaguman. Hal yang selama ini tidak pernah dapat dinikmati selain kehidupan yang serba sempit di rumahnya yang seukuran sepetak. Berada di gang sempit dan lingkungan yang kumuh.
Sambil memandang gedung gedung yang tinggi, laki-laki tersebut terlihat jongkok di samping anaknya nya dan berbicara dengan lembut dan penuh harapan ." Nak belajarlah yang rajin agar kamu dapat menjadi orang orang yang sukses seperti orang --orang yang bekerja di kantor kantor yang tinggi menjulang itu " . Kedua telunjuk mereka terlihat menunjuk ke salahsatu gedung yang tinggi dan megah. Itu seperti dialog imajinatif. Namun dari ribuan orang dari kelompok kelas ekonomi lemah yang lewat di situ , dialog itu menjadi mungkin. Meski tidak harus persis seperti itu dialognya.
Dan di tempat yang jauh di atas sana, panglima Besar Jenderal Sudirman , tersenyum melihat pemandangan itu. Bibirnya terlihat tersenyum bangga dan bahagia. Janji kemerdekaan yang beliau perjuangkan itu sudah menjadi nyata dalam bentuk paling sederhana. Jalan Sudirman yang mengambil dari namanya, telah ditata dengan mengedepankan prinsip keadilan bagi semua anak bangsa ini sesuai cita cita yang diperjuangkan ketika mengusir penjajah Belanda dari bumi tercinta ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H