Sebagaimana disebutkan bahwa syaitan itu hanya melakukan bujukan rayuan , yang tidak akan berhasil jika tidak ada potensi dalam diri manusia untuk berbuat kejahatan. Makanya dalam kitab suci disebutkan bahwa syaithan tidak akan berhasil membujuk hamba-Nya yang memiliki iman dalam hatinya dan memegang teguh ajaran agama.
Dan saat hari penghakiman, ketika dituntut untuk bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan manusia atas bujuk rayu maka syaithan membela diri , dengan mengatakan bahwa perbuatan jahat itu adalah keputusan manusia itu sendiri. Syaithan hanya membujuk dan merayu, sehingga syaithan berlepas diri darinya. Jadi salahnya manusia sendiri jika terbujuk oleh rayuan dan bujukan  syaithan.
Inilah kaitan antara keimanan dan rayuan syaithan. Keimanan yang bagus akan melahirkan lingkungan eksternal yang bagus pula. Sehingga mencegah terciptanya lingkungan eksternal yang tidak baik yang akan menumbuh suburkan berkembangnya rayuan syaithan. Karena lingkungan eksternal seperti lingkungan sosial, budaya, dan lingkungan fisik yang berbentuk kemiskinan, ketidakadilan sosial dan lingkungan yang bermasalah.
Secara keseluruhan, keimanan dapat memainkan peran penting dalam mempengaruhi perilaku seseorang terhadap tindak kejahatan. Individu dengan tingkat keimanan yang tinggi cenderung memiliki nilai-nilai moral yang kuat, kontrol diri yang lebih baik, dan kemampuan untuk mencari solusi damai dalam menghadapi konflik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI