Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tindak Kejahatan: Kerja Gen Egois atau Rayuan Syetan?

22 Juli 2023   07:46 Diperbarui: 22 Juli 2023   07:57 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akhir akhir ini tindak kejahatan sudah berada dalam taraf yang mengkhawatirkan. Baik dari segi frekuensi maupun tingkat kejahatannya . Orang tidak segan-segan menyiksa  hingga menghilangkan nyawa orang lain demi tujuannya tercapai. Bahkan terkadang tidak cukup hanya dengan membunuh  bahkan sampai harus memutilasi si korban.

Lalu sebenarnya apakah yang menjadi akar  dari sebuah tindak kejahatan ?  Akar  tindak kejahatan yang cukup menarik untuk dibahas adalah yang mendasarkan pada dua Teori . Yang pertama teori yang mengatakan bahwa tindak kejahatan adalah hasil perbuatan syetan melalaui bujuk rayunya kepada manusia. Yang kedua adalah tindak kejahatan yang berasal dalam  diri manusia sendiri yang bersumber dari gen egois dalam tubuhnya.

Syaitan dan Tidak Kejahatan

Dalam banyak tradisi agama, termasuk Islam, syetan atau setan dianggap sebagai penggoda yang mencoba menggoda manusia agar melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai moral dan agama. Syetan dipercaya dapat mempengaruhi manusia melalui bujukan dan tipu daya. Dalam konteks ini, tindak kejahatan juga dapat dianggap sebagai hasil bujukan syetan.

Syetan diyakini sebagai entitas spiritual yang berusaha untuk menggoda dan menggiring manusia kepada perilaku yang bertentangan dengan ajaran agama. Syetan menggunakan berbagai bujukan, tipu daya, dan godaan untuk mempengaruhi manusia agar melanggar aturan moral dan agama yang dianutnya.

Syetan dikatakan menggunakan pengetahuan tentang kelemahan manusia untuk mempengaruhi mereka. Syetan dapat memanfaatkan nafsu, ketamakan, keserakahan, kemarahan, dan kelemahan manusia lainnya sebagai sarana untuk menggoda mereka melakukan tindakan kejahatan.

Syetan juga dikatakan mencari kesempatan di dalam keadaan yang tidak menguntungkan atau saat manusia sedang lemah. Mereka berusaha memanfaatkan ketidakpastian, kesulitan ekonomi, keputusasaan, atau keadaan emosional yang buruk untuk menggoda manusia melakukan tindak kejahatan.

Dalam pandangan agama, manusia memiliki kebebasan berpikir dan bertindak. Mereka memiliki kemampuan untuk mengenali bujukan syetan dan melawan godaan untuk melakukan tindak kejahatan. Manusia diharapkan menggunakan akal sehat, nilai-nilai moral, dan keyakinan agama mereka sebagai pertahanan terhadap pengaruh negatif syetan.

Dalam tradisi agama tertentu, termasuk Islam, syetan dianggap sebagai penggoda yang berusaha mempengaruhi manusia agar melanggar nilai-nilai moral dan agama. Syetan menggunakan bujukan, tipu daya, dan godaan untuk mempengaruhi manusia melakukan tindak kejahatan. Namun, dalam pandangan agama, manusia memiliki peran aktif dalam melawan bujukan syetan dengan menggunakan akal sehat, nilai-nilai moral, dan keyakinan agama mereka. Dengan kesadaran dan ketekunan dalam menjalankan nilai-nilai agama, manusia dapat melindungi diri mereka dari pengaruh negatif syetan dan mencegah terjadinya tindak kejahatan.

 

Gen Egois Dan Tindak Kejahatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun