Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ummat Islam dan Kemampuan Sistem Manajemen yang Lemah

10 Juni 2023   07:53 Diperbarui: 10 Juni 2023   07:55 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Islam adalah ajaran agama yang ideal dan lengkap bagi umat manusia. Ajaran islam mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan dengan Tuhan, hubungan sosial, etika, moralitas, dan praktik ibadah.

Ajaran yang sempurna tersebut seharusnya bisa membawa umat islam menggapai kebahagiaan di dunia dan di akherat. Sebagaimana doa yang juga sering dipanjatkan oleh umat islam yaitu "Rabana atina fidunya hasanah wa fil akherati hasanah ".

Kebahagiaan akherat dapat dilihat dengan munculnya individu indivdu sholeh di dunia yang membuat dunia menjadi teduh dan damai ditambah janji Tuhan akan mendapatkan kebahagiaan di akherat nanti.

Namun bentuk kebahagiaan di dunia dari umat islam belum terlihat. Yang terlihat justru sebaliknya , kebanyakan umat islam yang berjumlah hampir 3 milyar masih banyak yang berjuang sekedar untuk bertahan hidup. Bukan menikmati kebahagiaan di dunia yang berbentuk kejayaan di dunia sebagai pemimpin peradaban, dan meraih kemakmuran dan kemajuan di berbagai bidang kehidupan.

 

Output Dari Ajaran Islam yang Ideal Belum Terlihat 

Ajaran Islam yang sangat ideal, belum tercermin dalam perilaku keseharian umat Islam. Itulah problem utama yang dihadapi ummat islam. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk faktor individu, budaya, dan pengaruh sosial.

Namun dari beberapa faktor tersebut , yang paling menonjol adalah kemampuan menejerial atau sistem organisasi yang baik dari umat islam. Umat islam belum bisa membedakan antara syarat keberhasilan di dunia dan keberhasilan di di akherat .

Kesuksesan di dunia dan akherat ada syarat nya masing masing. Ingin berhasil di dunia harus dikuasai ilmunya di dunia, sebagaimana ingin berhasil di akherat kuasai juga ilmunya akherat. Jadi bila umat islam ingin mendapatkan kebahagiaan dunia berupa kemauan peradaban dan kejayaan , maka harus dipenuhi syarat dunainya terlebih dahulu. Tidak bisa ingin berhasil di dunia hanya diniati atau dilandasi dengan niat ikhlas dan dengan mengharap pahala di akherat. Niat untuk akherat adalah dilakukan agar bertujuan agar setiap perbuatan bernilai ibadah namun tidak serta merta menggugurkan syarat sukses di dunia yang harus dipenuhi terlebih dahulu.

Kemampuan manajerial adalah kemampuan dalam mengatur sumber daya, mengambil keputusan, dan mengelola waktu dan prioritas. Kemampuan ini penting dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, termasuk dalam mempraktikkan ajaran agama.

Dan semua pilar dalam berislam yang terangkum dalam rukun islam yang lima, sebenarnya adalah ajaran tentang bagaimana me-menej secara bagus apa yang di pesankan dalam ajaran inti dari rukun islam tersebut .

Rukun Isalam tidak sekedar menjadi petunjuk umat isalam untuk menggaapi surga namun juag tersirat pesan tentang bagaiaman memnej urusan dunia dari lima pilar berislam tersebut. Lima pilar itu mengadung lima prinsip dasar maejeman yang harsu dimilki Umat islam agar meraih kebahagiaan dunia.

Keberhasilan menerapkan nilai-nilai prinsip menejemen yang bagus dari pilar berislam dalam rukun islam akan mampu membawa umat islam tampil di depan dalam semua sektor kehidupan di dunia ini.

 

Pesan Menejemen Syahadad

Dengan mengucapkan dua kalimat syahadat ini dengan ikhlas dan memahami maknanya, seorang Muslim mengakui dan mengikuti prinsip-prinsip fundamental dalam Islam, yaitu keesaan Allah dan kepercayaan kepada kenabian Nabi Muhammad.

Dalam praktik sehari-hari, pelajaran inti dari dua kalimat syahadat ini mengajarkan Muslim untuk mengabdi kepada Allah dengan sepenuh hati, mengikuti ajaran-Nya, dan hidup sesuai dengan nilai-nilai Islam. Hal ini melibatkan menjalankan ibadah, menjaga etika dan moralitas, dan berusaha untuk menjadi pribadi yang baik dan berkontribusi positif dalam masyarakat.

Inilah manajemen hati untuk memiliki keyakinan yang kuat yang mendasari setiap perbuatan. Dan setelah hati bertumpu kepada landasan yang paling kuat , maka harus di lanjutkan menejemen bagaimana membangun di atasnya sebuah prinsip menjadi manusia paling bermanfaat di dunia.

Ini juga menunjukan prinsip menejemen prioritas. Mana yang harus diutamakan terlebih dahaulu. Mana yang lebih mendasar. Menejemen prioritas yang bagus akan menghasilkan bangunan pondasi keimanan yang kokoh tak tergoyahkan, sekuat apapun godaan yang datang.

Di sini juga ada pesan untuk melihat struktur atau tingkatan dari keyakinan umat . dari yang tinggi tingkat imannya dan ada yang rendah. Dan tentu harus ada menejemen agar yang rendah tetap terjaga keyakinannya. Dan itu tak akan apat dilakukan bila tak ada menejemen bagaimana umat islam memperlakukan yang tingkatan keimanannya rendah. Tanpa ada menejemen yang bagus maka yang level tingkatan imannya rendah akan mudah tergerus oleh godaaan yang ditawarkan oleh pihak yang mau mengambil keuntungan dengan menawarkan sebuah keyakinan agama yang lain.

 

Pesan Menejemen Sholat

Dengan mendirikan shalat lima waktu, seorang Muslim dapat belajar tentang manajemen ketaatan, waktu, kedisiplinan, hubungan dengan Allah, dan pembersihan jiwa. Shalat merupakan pijakan utama dalam kehidupan seorang Muslim, dan mempraktikkannya dengan penuh kesadaran dan dedikasi membantu membangun kesadaran spiritual dan memperkuat ikatan dengan Allah.

Dan menejemen itu tidak hanya harus dilakukan saat menjalankan sholat saja tetapi juga harus djalankan dalam berbagai hal aktivitas dan kegiatan yang bersifat duniawiyah . Hal hal duniawiyah dilakukan dengan berbasis kepada prinsip prinsip manajemen yang diajarkan saat mengerjakan rukun sholat.

Dalam setiap menjalankan sebuah kegiatan apapun selalu berpegang pada prinsip selalu ada pemimpin, selalu ada anggotanya, tersusun dalam barisan atau struktur yang rapi. Semua tunduk dalam satu komando. Ketika ada kesalahan arah dikoreksi dengan aturan atau mekanisme yang jelas dan dipahami semua anggota.

Pesan Menejemen Zakat

Melalui kewajiban membayar zakat, seorang Muslim dapat mempelajari nilai-nilai seperti ketulusan, kedermawanan, keadilan sosial, rasa syukur, pengendalian diri, pertumbuhan spiritual, solidaritas, dan kebersamaan. Zakat bukan hanya tentang memberikan sebagian harta, tetapi juga tentang membentuk karakter dan sikap positif dalam kehidupan sehari-hari.

Dan satu hal lagi zakat tidak hanya mengajarkan kedermawanan namun juga mengelola bagaimana kedermawan itu juga dikelola secara profesional. Karean nilai yang dituju sebenranya adalah prinsip untuk selalu mengalirkan rizki dari yang sudah serba ada kepada yang masih kekurangan. Jangan sampai kegiatan itu hanya menjadi rutinitas yang tidak melahirkan sebuah gerakan untuk mengangkat kelompok orang yang di bawah untuk dapat menikmati kehidupan yang juga lebih baik. Bukan sekedar acara pembagian zakat tiap setahun sekali. Manajemen zakat pelajaran zakat yang dilakukan terus menerus dan tidak sekedar menggugurkan keajaiban namun menyadari tujuan utama dari kegiatan zakat yang berupa pemberdayaan ekonomi bagi umat islam.

 

Pesan Menejemen Puasa

Melalui kewajiban puasa, seorang Muslim dapat mempelajari nilai-nilai seperti ketakwaan, kesabaran, pengendalian diri, kepedulian terhadap sesama, pembersihan spiritual, pembaharuan, penghargaan terhadap nikmat, dan rasa syukur. Puasa bukan hanya tentang menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga tentang memperkuat ikatan spiritual dengan Allah, membentuk karakter yang baik, dan meningkatkan kesadaran sosial dan kemanusiaan.

Nilai atau prinsip menejemen yang utama dari kewajiban puasa adalah tumbuhnya rasa empati kepada sesama. Empati yang ditumbuhkan dengan ikut merasakan apa yang dialami orang lain. Jadi bukan sekedar ungkapan lewat lisan yang sangat dangkal namun disertai ikut mengalami secara langsung bagaimana rasanya lapar , sehingga sikap empati yang muncul bukan sekedar di lisan saja namun juga menghujam kedalam hati yang dalam. Terjaga dan terpelihara lewat pengalaman langsung dan melihat langsung. Inilah bentuk lain dari menejemen hati. Menumbuhkan kesadaran dalam diri untuk semua dimulai dan dilandasi oleh dorongan hati terdalam.

 

Pesan Menejemen Haji

Melalui kewajiban menunaikan haji, seorang Muslim dapat mempelajari nilai-nilai seperti ketaatan, kesatuan, pembaharuan spiritual, pengampunan, kesederhanaan, dan kemandirian. Haji bukan hanya sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual yang membawa perubahan dalam diri seseorang, meningkatkan ikatan dengan Allah, dan memperkuat hubungan antar umat Muslim.

Nilai dan prinsip menejemen yang perlu dikembangkan dengan ritual berhaji adalah mengelola potensi umat islam yang dilakukan secara global atau mendunia. Ketika semua menejemen yang bersifat lokal dan kedaerahan sudah selesai ditunaikan maka skalanya harus ditingkatkan secara global. Karena kebaikan islam harus memberi kebaikan juga kepada seluruh bangsa bangsa di dunia . Itulah tahapan kebaikan yang harus digapai dengan nilai nilai kebenaran islam. Dan itu juga tingkatan kesempurnaan yang harus dicapai. Bila ummat sudah mayoritas berhaji seharusnya permasalahan umat islam juga mayoritas sudah selesai.

Itulah pesan pesan nilai prinsip menejemen yang terkandung dalam lima pilar berislam yang berbentuk rukun Islam yang lima. Apa yang sudah dilakukan mayoritas umat Islam saat ini tidak salah, namun hanya menempatkan prioritas pada posisi yang tidak tepat. Tuhan telah menciptakan banyak alam kehidupan dan untuk menaruh posisi tertinggi di tiap tiap dunia itu harus berdasarkan ilmunya di alam dunia terkait. Dan ketika kita hidup di dunai ini , maka untuk menyelesaikan permasalahan dunia harus dengan disempurnakan syarat ilmunya di dunia terutama nilai atau prinsip menejemen kesuksesan di dunia bukan sebaliknya dengan hanya berbekal niat tulus dan mengharap pahala surga semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun