Dengan mendirikan shalat lima waktu, seorang Muslim dapat belajar tentang manajemen ketaatan, waktu, kedisiplinan, hubungan dengan Allah, dan pembersihan jiwa. Shalat merupakan pijakan utama dalam kehidupan seorang Muslim, dan mempraktikkannya dengan penuh kesadaran dan dedikasi membantu membangun kesadaran spiritual dan memperkuat ikatan dengan Allah.
Dan menejemen itu tidak hanya harus dilakukan saat menjalankan sholat saja tetapi juga harus djalankan dalam berbagai hal aktivitas dan kegiatan yang bersifat duniawiyah . Hal hal duniawiyah dilakukan dengan berbasis kepada prinsip prinsip manajemen yang diajarkan saat mengerjakan rukun sholat.
Dalam setiap menjalankan sebuah kegiatan apapun selalu berpegang pada prinsip selalu ada pemimpin, selalu ada anggotanya, tersusun dalam barisan atau struktur yang rapi. Semua tunduk dalam satu komando. Ketika ada kesalahan arah dikoreksi dengan aturan atau mekanisme yang jelas dan dipahami semua anggota.
Pesan Menejemen Zakat
Melalui kewajiban membayar zakat, seorang Muslim dapat mempelajari nilai-nilai seperti ketulusan, kedermawanan, keadilan sosial, rasa syukur, pengendalian diri, pertumbuhan spiritual, solidaritas, dan kebersamaan. Zakat bukan hanya tentang memberikan sebagian harta, tetapi juga tentang membentuk karakter dan sikap positif dalam kehidupan sehari-hari.
Dan satu hal lagi zakat tidak hanya mengajarkan kedermawanan namun juga mengelola bagaimana kedermawan itu juga dikelola secara profesional. Karean nilai yang dituju sebenranya adalah prinsip untuk selalu mengalirkan rizki dari yang sudah serba ada kepada yang masih kekurangan. Jangan sampai kegiatan itu hanya menjadi rutinitas yang tidak melahirkan sebuah gerakan untuk mengangkat kelompok orang yang di bawah untuk dapat menikmati kehidupan yang juga lebih baik. Bukan sekedar acara pembagian zakat tiap setahun sekali. Manajemen zakat pelajaran zakat yang dilakukan terus menerus dan tidak sekedar menggugurkan keajaiban namun menyadari tujuan utama dari kegiatan zakat yang berupa pemberdayaan ekonomi bagi umat islam.
Â
Pesan Menejemen Puasa
Melalui kewajiban puasa, seorang Muslim dapat mempelajari nilai-nilai seperti ketakwaan, kesabaran, pengendalian diri, kepedulian terhadap sesama, pembersihan spiritual, pembaharuan, penghargaan terhadap nikmat, dan rasa syukur. Puasa bukan hanya tentang menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga tentang memperkuat ikatan spiritual dengan Allah, membentuk karakter yang baik, dan meningkatkan kesadaran sosial dan kemanusiaan.
Nilai atau prinsip menejemen yang utama dari kewajiban puasa adalah tumbuhnya rasa empati kepada sesama. Empati yang ditumbuhkan dengan ikut merasakan apa yang dialami orang lain. Jadi bukan sekedar ungkapan lewat lisan yang sangat dangkal namun disertai ikut mengalami secara langsung bagaimana rasanya lapar , sehingga sikap empati yang muncul bukan sekedar di lisan saja namun juga menghujam kedalam hati yang dalam. Terjaga dan terpelihara lewat pengalaman langsung dan melihat langsung. Inilah bentuk lain dari menejemen hati. Menumbuhkan kesadaran dalam diri untuk semua dimulai dan dilandasi oleh dorongan hati terdalam.
Â