Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pohon di Bumi sebagai Pena Delapan Samudera Sebagai Tinta

26 Maret 2023   11:55 Diperbarui: 26 Maret 2023   11:59 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Adakah yang pernah mencoba menghitung berapa jumlah pohon di bumi ? Atau adakah juga yang pernah menghitung berapa banyak air di tujuh samudera ? Mungkin belum pernah ada. Karena  begitu banyaknya . Sulit untuk dihitung. Atau bahkan tak terhitung.

Itulah ketika Alquran menggambarkan keluasan ilmu Tuhan ? Andai pohon di bumi dijadikan pena dan  samudera sebagai tintanya, kemudian ditambahkan tujuh samudera lagi maka tinta sudah habis namun kalimat Tuhan belum selesai ditulis

Ilmu Tuhan luas dan tidak terbatas, karena Allah Maha Mengetahui dan Maha Berkuasa atas segala sesuatu di alam semesta. Ilmu Tuhan juga mencakup pengetahuan tentang hal-hal yang tidak dapat diamati atau dipahami oleh manusia, seperti misteri keberadaan dan tujuan hidup manusia.

Selain itu ilmu Tuhan dipercayai sebagai ilmu yang mutlak dan abadi. Pengetahuan Tuhan tidak terbatas oleh keterbatasan waktu, ruang, atau kemampuan manusia, dan meliputi segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang dapat diamati maupun tidak dapat diamati.

Ketakutan Penyalahgunaan  Kemampuan Akal

Ilmu manusia, sebagai makhluk-Nya sebanyak apapun yang dikuasai adalah sangat terbatas. Ilmu manusia, diibaratkan hanya setetes air yang menempel  di ujung jari setelah  dicelupkan ke air. Sedikit  sekali, tak berarti dihadapan ilmu Tuhan.

Namun ilmu yang seperti setetes air di ujung jari itu, berkali kali mencoba menyombongkan diri di hadapan Tuhan. Pengetahuan yang serba terbatas itu bertingkah seolah sudah mengetahui semua rahasia. Bisa mengetahui yang sudah dan akan terjadi.

Dalam sejarah banyak manusia manusia lupa diri ini muncul dan memarnai sejarah. Ada Firaun penguasa Mesir  yang cukup terkenal. Jangankan mengakui kekuasaan ilmunya Tuhan, mengakui keberadaan-Nya saja , tidak. Bahkan sikap terangkuhnya adalah yang mengklaim dirinya Tuhan .

Kemudian ada juga Piere Laplace. Yang dikenal dengan Iblis Laplace dengan pernyataannya, "bila keadaan sesuatu sudah bisa diketahui semua kondisi yang menyertainya maka, kondisi ke masa depan  dan ke belakang atau masa lampaunya sesuatu bisa diketahui dengan pasti. Ketika  kaisar Napoleon bertanya berdasarkan teorinya itu, " Lalu Tuhan ada dimana ?  . Maka Laplace menjawab, "kami tidak memerlukan  hepotesa itu".

Akal manusia merupakan anuegrah Tuhan yang memiliki kemampuan luar biasa. Kemampuan yang luas biasa inilah yang dapat menjebak manusia dalam sikap sombong dan angkuh. Merasa sudah bisa mengetahui dan mengatur semuanya.

Kesombongan itu bukannya makin surut justru makin menjadi jadi. Sudah bertingkah seolah-olah sudah mampu menglahkan ilmu Tuhan. Seolah semua rahasia alam  sudah dikuasai. Apa yang sudah terjadi dan akan terjadi sudah diketahui. Bahkan seperti memiliki kemampuan untuk mengotak atik apa yag sudah diatur dan ditentukan Tuhan. Manusia mengira apa yang dilakukan lebih baik daripada yang sudah ditentuakn Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun