Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teori Kuantum dan Membuminya Kembali Kesombongan Umat Manusia

16 Februari 2023   08:07 Diperbarui: 16 Februari 2023   08:11 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perkembangan sains tersebut  membawa pada suatu keyakinan bahwa umat manusia akan dapat menjawab semua pertanyaan tentang alam ini.  Dan semua misteri alam ini  pada akhirnya  akan dapat dipecahkan . Karena manusia menganggap semua serba deterministik. Sebagaiamana dalam bayangan pemikiran Laplace.

Namun, sebagai mahluk yang memiliki emosi dan perasaan, manusia tetap harus ingat bahwa mereka tidak dapat menjelaskan semua hal dalam hidup melalui logika dan fakta sains saja. Ada banyak hal yang tidak dapat dijelaskan secara rasional dan dapat memerlukan pemahaman yang lebih luas tentang dunia dan kehidupan. Yaitu dunia kemungkinan , di mana kekuatan sangat halus memainkan peranannya.

Oleh karena itu, meskipun pencapaian karya sains yang tinggi sangat penting dan membawa banyak kemajuan bagi umat manusia, manusia juga harus memiliki kesadaran dan keyakinan akan keberadaan serta  kekuasaan  Tuhan .

Teori Kuantum dan Kembalinya Kesadaran

Pada akhirnya sikap sombong manusia itu , disadarkan kembali dengan penemuan teori teori baru sains bahwa tidak semuanya tidak biasa dipecahkan dengan sains. Masih ada ruangan yang tersisa  yaitu ruang ketidakpastian , yang tak mungkin dikalkulasi dengan pasti. Salah satu teori itu adalah teori kuantum. Teori yang oleh Albert Eintein dikatakan sebagai "Spukhaf" dalam bahasa Jerman yang berarti seram. Gelap. Tak bisa dijelaskan. Misterius.

Teori Kuantum memang memiliki pengaruh besar dalam memperluas pemahaman manusia tentang dunia dan menantang pandangan deterministik tentang alam semesta. Teori ini menunjukkan bahwa objek kuantum tidak dapat diprediksi dengan pasti dan memiliki perilaku yang sangat tidak biasa dan membingungkan. Misalnya, partikel kuantum dapat berada di dua tempat sekaligus atau terhubung dengan partikel lain meskipun jarak antara mereka sangat jauh.

Ini membuat manusia sadar bahwa alam semesta tidak selalu bisa dipahami melalui logika dan pemikiran linear saja, dan bahwa banyak hal dalam alam semesta masih belum diketahui dan tidak dapat dipastikan. Teori Kuantum mengajarkan kepada manusia bahwa ada batasan pemahaman manusia dan bahwa ada hal-hal dalam alam semesta yang masih belum dapat dipahami dengan baik.

Dengan demikian, teori Kuantum menyadarkan manusia bahwa meskipun mereka telah melakukan banyak penemuan dan kemajuan dalam bidang sains, masih banyak hal yang belum diketahui dan harus terus belajar dan mengejar pengetahuan. Ini membuat manusia lebih terbuka dan menerima terhadap perbedaan dan kemungkinan-kemungkinan lain, dan tidak terlalu sombong dan yakin akan pandangan dan pengetahuan mereka sendiri.

Karena apa yang telah dicapai manusia dengan sains tidak membuat semua rahasia alam ini terungkap semua. Justru penemuan baru sains kembali membawa manusia dalam keadaan hanya tahu serba sedikit seperti ketika umat manusia menyadari luasnya ilmu Tuhan.  Sebagaimana dialami umat manusia generasi awal ketika mencoba mulai mempelajari rahasia alam ini.

Jarak Kekuasaan Tuhan dan Kemampuan Akal Manusia

Tuhan maha kuasa. Dengan kekuasaan-Nya yang tiada terbatas mengontrol segala hal dalam alam semesta. Banyak agama mengajarkan bahwa Tuhan memiliki kendali atas segala hal, termasuk kejadian alam, peristiwa manusia, dan bahkan takdir setiap individu. Ini berarti bahwa Tuhan memiliki kemampuan untuk mengubah apa pun sesuai dengan kehendak-Nya dan bahwa segala sesuatu terjadi karena kehendak-Nya. Oleh karena itu, kemahakuasaan Tuhan adalah sumber kenyamanan dan harapan bagi banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun