Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mereinterpretasi Logika Menjadi Kaya dengan Sedekah

29 Juni 2022   05:35 Diperbarui: 29 Juni 2022   07:35 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Konsep Keajaiban

Setiap hal yang bersifat istimewa maka membutuhkan juga syarat yang istimewa. Tak terkecuali dengan sedekah. Sedekah akan memberikan keajaibannya yang berupa  berlipatgandanya rezeki, tentu mensyaratkan terpenuhinya beberapa kondisi .

Yang pertama, Sebagai sebuah keajaiban tentu, memerlukan syarat terjadinya.  Dan syaratnya itu tidak sembarang orang bisa memenuhinya. Itu pula penyebabnya, sang ustadz bisa mendapat keajaiban sedekah  tetapi jamaah pengajiannya yang mennjalankan  amalan yang sama, tidak mendapat apa apa. Keajaiban hanya akan datang ketika sudah bertemunya usaha dunia yang maksimal dengan diiringi usaha rohani yang maksimal juga.

Di titik inilah , akhirnya bisa diketahui logikanya. Ketika orang melakukan amalan  yang sama tetapi hasilnya berbeda. Sang ustadz mendapat keajaiban sedekah , sementara anggota jamaah pengajiannya tidak. Ternyata dari level usaha yang dilakukan sudah berbeda. 

Sebelum melakukan sedekah sang ustadz sudah membangun  pilar pilar bagi terbukanya  pintu keajaiban, seperti membuka dan meluaskan  silaturahminya. Selain itu sang ustadz juga sudah memiliki track record yang membuktikan  kehandalannya dalam mengelola kepercayaan.

Sementara  anggota jamaah pengajian sang ustadz ternyata  jaringan atau jangkauan network  silaturahmi nya masih terbatas. Dan belum memiliki kredibilitas yang meyakinkan Tuhan, bahwa si anggota jamaah pengajian ini  memiliki kemampuan mengelola keajaiban itu dan memaksimalkan  berlimpahnya rezeki  bagi kebaikan ummat. 

Belum lagi soal keikhlasannya dalam bersedekah. Level keikhlasan ternyata juga berlapis lapis. Dan  keajaiban sedekah hanya teruntuk orang orang yang memiliki level keikhlasannya  tinggi. Tentu seseorang yang  hanya didorong untuk mendapatkan sanjungan, atau dikatakan dermawan dari sesama manusia, maka keajaiban itu tak akan pernah datang menghampirinya.

Dan berikutnya adalah soal niat. Niatnya harus benar benar lurus . Hanya yang memiliki niat yang lurus  yang berhak mendapatkan keajaiban sedekah.  Seseorang yang niatnya dari awal sudah diniatkan untuk mendapatkan keajaiban sedekah, untuk merubah keadaan yang kurang beruntung dalam hal ekonomi  yang sekarang dialami, akan sulit meraihnya . 

Jadi sudah dilandasi dari sudut  kepentingan "aku" bukan pemilik "aku", yaitu Tuhan. Keajaiban sedekah sebenarnya hanya sebagai efek samping dari niat yang lurus, usaha yang maksimal dan doa yang tak pernah putus.

Yang kedua, Sedekah memang bisa mendatangkan keajaiban. Namun keajaiban itu tidak bisa datang setiap saat. Tidak datang setiap kita minta. Namun tidak bias juga kita tolak, ketika keajaiban itu akan datang. 

Namun yang pasti keajaiban itu akan mendatangi kepada siapa saja yang sudah pantas dan layak mendapatkannya tentu setelah memenuhi kapasitas yang dibutuhkan. Dan meraih kapasitas itu dan menjaganya adalah tugas yang sangat berat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun