Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Penentuan Awal Puasa Seharusnya Tidak Perlu Berbeda

3 April 2022   07:07 Diperbarui: 3 April 2022   08:47 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu  harus diluruskan dulu  pendapat tentang  output teknologi . Jika ada beda penentuan awal puasa, karena  posisi hilal masih di bawah 2 derajat. maka  bukan teknologinya yang salah .  Perhitungan hisab dan konfirmasinya  dengan  rukyat , menunjukkan hasil yang bersesuaian . Tidak saling bertolak belakang .

Penafsiran  Yang  Berbeda

Sekarang menjadi jelas, bahwa sikap terhadap data itulah yang membuat penentuan awal puasa menjadi berbeda tanggal. Sikap yang didasari oleh suatu penafsiran  terhadap sebuah dalil. Dalil yang katanya sama sama kuat. Sama kuatnya dalam  memegang penafsiran  masing masing. Penafsiran  yang berasal dari sumber yang sama yaitu Alquran dan hadist. 

Jadi permasalah tanggal awal berbeda dapat diselesaikan dengan mempertemukan dua penafsiran   yang berbeda tersebut. Dalam sebuah  kesempatan kebenaran itu hanya satu. Kebenaran akan menjadi banyak ketika ditempatkan dalam banyak situasi dan kondisi. Kalau masing masing mengklaim sama sama benar, tentu menjadi hal yang sulit diterima logika. Atau masih berlindung dibalik alasan , bahwa wilayah agama adalah wilayah keyakinan tidak semua bisa dilogikakan ?

Memang beberapa usaha dilakukan untuk menyamakan awal puasa , misalnya dengan unifikasi kalender Hijrah yang sudah dirintis lama. Namun sampai saat ini belum semua organisasi bersepakat untuk menggunakan satu acuan yang sama. Namun usaha ini harus terus dilakukan , agar terwujud satu kalender yang digunakan seluruh umat islam.

Haruskah Berbeda , Tidak Bisakah Disamakan ?

Sekarang kita lihat, output yang dihasilkan oleh adanya  perbedaan  awal puasa . Siapakah yang muncul sebagai pemenang ummat islam  atau justru hanya kelompok tertentu saja ? Ketika tanggal awal puasa berbeda. Siapa yang mulai lebih awal, jawabanya Muhamadiyah. Lalu bila ditanya  siapa yang puasa sehari kemudian  , NU jawabannya.

Dari dua pertanyaan tadi, jawaban  yang muncul adala nama kelompok. Bukan ummat islam. Tentu akan lebih indah ketika, ada pertanyaan , siapa yang mulai berpuasa tanggal 2 April 2022 ? Ummat islam. Ummat islam yang muncul bukan nama suatu kelompok atau organisasi . Itu seharusnya bukan mimpi. Ummat islam sebenarnya ummat yang satu, tentu menjadi hal yang kontradiktif bila masalah kalender hijrah saja sudah berbeda. Apalagi dalam kepetingan  yang lebih besar lagi, tentu makin sulit lagi untuk bersatu.

Memang setiap awal puasa berbeda selalu ditekankan oleh para pemuka agama ,bahwa perbedaan itu rahmat. Perbedaan tanggal dapat  memunculkan rasa saling menghormati saling menghargai. Namun bila sudah ada rasa saling menghormati ,lalu cukup berhenti dititik itu ? Mengapa tidak disempurnakan dengan  mencari titik  temunya ? Memang ada agenda yang lebih penting bagi  organsasi masa umat islam daripada bersatunya ummat islam di seluruh dunia ? Atau justru rasa 'riya organisasi' masih ditempatkan sebagai tujuan utama.

Kita hanya menginginkan sebuah harapan  sederhana , Tidak  muluk muluk. Kita hanya ingin ketika anak kita bertanya kapan mulai puasa , jawabnya tunggal. Hanya menunjuk kepada satu tanggal .Itu akan menjadi jawaban terindah. Sebagai kado dari generasi sekarang  buat mereka, bahwa satu tangga menuju kejayaan Islam sudah terdaki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun