Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Albert Einstein Ternyata Pelupa

19 Maret 2022   07:43 Diperbarui: 19 Maret 2022   07:46 1270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Genius. Itulah stempel yang melekat pada diri Albert Einstein. Ilmuwan dengan tingkat IQ di atas 160. Tingkat IQ yang hanya dimiliki   beberapa gelintir orang saja di muka bumi ini. Tingkat IQ manusia langka . 

Genius identik dengan kemampuan otak yang serba luar biasa.  Serba lebih. Lebih mudah  memahami teori, bahkan yang paling sulit. Lebih cepat menyelesaikan setiap perhitungan meski sangat rumit. Lebih cepat mengingat setiap fakta yang sudah tersimpan di otak. Dan cepat menghubungkan setiap fakta atau teori baru dengan fakta atau teori lama, dan menempatkannya pada posisi yang tepat. Atau bahkan melahirkan suatu kesimpulan baru yang lebih bermanfaat  lagi untuk umat manusia.

Kegeniusan Albert Einstein terbukti dengan semua karya yang lahir dari pikiran-pikirannya. Bebagai teori dia temukan. Teori relativitas adalah yang terbesar.  Salah satu penemuan terpenting dan berpengaruh dalam sejarah perkembangan sains. Dan fakta fakta terbaru dari berbagai eksperimen sains  , makin mengkonfirmasi bahwa teori Relativitas Einstein  terbukti benar .

Einstein Ternyata Pelupa

Dengan segala kelebihan yang dimiliki Einstein, pasti sangat sulit bagi orang kebanyakan  untuk menerima kenyataan bahwa Einstein memiliki sifat pelupa. Itu sama sulitnya orang awam harus memahami  teori relatifitas yang bersifat "imaginer" itu. Jangankan memikirkannnya . Membayangkan pun  tidak.

Menjadi seorang yang pelupa biasanya identik dengan kurangnya kecerdasan, setidaknya itulah yang biasanya tergambar dalam pikiran banyak orang . Dimana logikanya  seorang yang genius tetapi pelupa ?

Sifat pelupa Einstein yang sering terjadi adalah yang terkait dengan baju, tas dan kunci saat bepergian .Dan ketidakmampuannya mengingat tempat dimana menaruh kunci menjadi salah satu ikon yang melekat pada dirinya. Itu seperti  tampilan foto eksentrik Einstein dengan mimik dan gaya rambutnya   yang menjadi ikon orang genius.

Suatu ketika Einstein mengunjungi rumah keluarga temannya. Ada sesuatu yang harus dibawa ke situ dengan tas . Dan ketika, ditanya di mana sesuatu itu , Einstein tak bisa menjawab . Di hanya berkata tas saya ketinggalan. Karena peristiwa tersebut  tuan rumah tersebut berkata kepada orang tua Einstein ,  " Anak ini tak akan pernah menjadi apa pun  karena ia tak dapat mengingat apapun. "

Suatu malam  , ketika Einstein sedang di rumah bersama  ibu semangnya , Dia mendengar tetangganya, seorang wanita tua pengajar piano sedang memainkan sonata Mozart . Seketika Einstein  menyambar biolanya dan berlari keluar menuju rumah sebelahnya itu, tanpa mengenakan  baju  yang sepantasnya. " Kau tak bisa  pergi dengan pakaian seperti itu, Her Einstein. " teriak ibu semangnya.

Kedatangan Einstein, tentu saja membuat terkejut  Guru piano tersebut. Tetapi dengan kemampuan Einstein  untuk meyakinkan si guru piano, tak berapa lama terdengarlah      di udara alunan sonata Mozart dari alat musik keduanya. Yang di kemudian hari, Guru piano tersebut  bertanya kepada tetangganya, siapa pengiring yang mengganggu itu. " Hanya seorang mahasiswa yang  tak berbahaya,"  ujar tetangganya meyakinkan.

Sebagaimana kebanyakan  mahasiswa , waktu kuliah di Politeknik Zurich Einstein  tertarik dengan seorang gadis, teman sekampusnya yaitu  Mileva Maric , asal Sebia, Anak Seorang pensiunan tentara  yang ambisius . Yang selalu  mengejar pendidikan terbaik untuk  puterinya tercinta. Mileva Maric menjadi mahasiswi wanita satu satunya di jurusan yang sama dengan Einstein.

Suatu ketika Einstein  pulang ke asramanya. tetapi Einstein lupa , di mana ia menaruh kunci. Sehingga dia tidak bisa masuk. Dan tempat lain yang bisa dia tuju, adalah ke apartemen  Mileva Maric,pacarnya. Yang berjarak beberapa blok  dari tempat Einstein .Dengan alasan meminjam buku pelajaran Fisika, . . Tentu dengan permintaan maaf. gaya khas Einstein. Dia tinggalkan catatan kecil , " Jangan marah kepadaku ." .

Sifat Einstein yang sering  tidak mampu   mengingat tempat ia menaruh kunci ini juga , menjadi lelucon ibu semangnya, tempat ia tinggal  ketika menuntut ilmu di Politeknik Zurich., Swiss.

Lupanya Sama, Beda Akibatnya .

Sifat lupa yang dimilki orang kebanyakan dengan Einstein ternyata berbeda dampaknya.  Sifat lupa orang kebanyakan  mengakibatkan kerugian bagi orang lain. Karena yang dilupakan adalah hal besar dan penting.  Tetapi sifat lupa Einstein, yang rugi ya dirinya sendiri. Dan berupa hal hal kecil. Orang lain, tak ada yang dirugikan.

Menurut sebuah studi yang dipublikasikan pada 2017 lalu, yang dilakukan oleh peneliti dari Univerity of Toronto (U&T), menyimpulkan bahwa menjadi pelupa sebenarnya bisa menjadi manfaat bagi kecerdasan .

Mungkin ini yang menjadi penyebab sifat lupa Einstein. Jadi dengan melupakan hal-hal  yang "tak penting" membuat dia lebih bisa fokus terhadap hal hal besar  yang menyita pikirannya.

Apalagi dalam penelitian  Paul Frankland, dan rekannya Blake menemukan bahwa tujuan ingatan bukanlah untuk menampung informasi dari waktu ke waktu. Menurut mereka, ingatan lebih berguna untuk mengoptimalisasi pembuatan keputusan intelegensi dengan mengingat apa yang penting dan melupakan apa yang tidak. Karenanya sering lupa hal-hal kecil tidak masalah asalkan Anda bisa melakukan banyak hal dengan benar karena ingatan menyimpan memori yang berguna.

Paul Frankland, Blake juga menemukan bahwa tujuan ingatan bukanlah untuk menampung informasi dari waktu ke waktu. Menurut mereka, ingatan lebih berguna untuk mengoptimalisasi pembuatan keputusan intelegensi dengan mengingat apa yang penting dan melupakan apa yang tidak. Karenanya sering lupa hal-hal kecil tidak masalah asalkan Anda bisa melakukan banyak hal dengan benar karena ingatan menyimpan memori yang berguna.

Pada akhirnya , kita dapat ,memahami sifat pelupa Einstein. Namun di saat yang sama kita juga jadi tak dapat memahami  logikanya sifat lupa yang dimiliki orang kebanyakan. Bagaimana bisa lupa hal hal kecil seperti Einstein  , kalau tidak ada hal besar yang sedang dipikirkan ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun