Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Married antara The World dan The Word

24 April 2020   05:48 Diperbarui: 24 April 2020   06:04 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlu dipahami juga bahwa dalam pernikahan itu , tidak selalu berisi kebahagiaan selamanya. Akan selalu baik baik saja. Tidak ada konflik. Tidak ada masalah. Dan kisah drama Korea , The world of the marieed harus menjadi pelajaran penting.

Yang ditampilkan dalam drama tersebut , adalah cermin realitas yang ada di masyarakat. Tokoh suami yang ditampilkan , terlihat manis di rumah. Suami yang ideal. Tetapi ternyata ada main di luar. Dia memiliki wanita lain.

Itulah yang terjadi. Betapa untuk mempertahankan kebahagian dalam pernikahan dibutuhkan kerja keras dan pengorbanan dari kedua belah pihak.. Berusaha semaksimal mungkin untuk selalu menjaga janji suci itu bersama sama.

Karena bila satu pihak sudah mulai , kendor memegangnnya maka, bahaya mengancam setiap saat. Memancing pihak ketiga masuk, memanfaatkan situasi.

Dan bila dalam keluarga sudah ada bibit masalah sekecil apapun itu , maka ketika ada pihak lain yang masuk menawarkan sesuatu yang lebih mempesona maka, terjadilah yang tak seharusnya terjadi. Perselingkuhan.

Apalagi bila yang menawarakn pilihan lain itu, cantik seperti Han So Hee pemeran pelakor di Drakor The world of the married. Sulit bagi seorang laki laki untuk menolak. Dan mengatakan tidak.

Tentu apa yang ada dalam drama tersebut, tidak perlu membuat para single menjadi makin takut untuk menikah. Justru itu harusnya menjadi pelajararn berharga untuk lebih memperhatikan, hal hal yang menyebabkan sebuah pernikahan tidak berakhir bahagia.

Dan apa yang sudah mereka lakukan, yang menjadi alibi mereka belum menikah, ternyata benar adanya. Betapa pentingnya menemukan pasangan yang cocok. Tidak sembarangan memilih. Karena menikah harusnya menjadi peristiwa sekali seumur hidup.

Dan juga perlunya , kemapanan ekonomi sebagai hal yang harus dipenuhi untuk bisa membangun keluarga yang bahagia. Dengan kemapanan ekonomi maka  potensi  keluarga tidak bahagia menjadi berkurang.

Kesimpulannya. menikah atau married tetap pintu untuk meraih kebahagiaan, Dan kebahagian itu tidak otomatis datang dengan sendirinya , tetapi harus diusahakan bersama sama dari kedua belah pihak, suami dan istri.

Keduanya harus memegang erat janji suci yang sudah diucapkan. Tidak bisa hanya mengharapkan satu pihak yang aktif. Menikah atau married memang tidak menjamin kebabagiaan , apalagi kalau tidak menikah. Tentu kebahagiaan makin sulit diwujudkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun