Mohon tunggu...
Adietya Pratama
Adietya Pratama Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswa Program Psikologi Universitas Brawijaya

-

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ketindihan, Apakah Itu Berbahaya?

11 Desember 2023   10:40 Diperbarui: 11 Desember 2023   10:58 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sleep paralysis adalah gangguan tidur yang terjadi ketika seseorang tidak dapat bergerak atau berbicara saat bangun dari tidur atau tertidur. Hal ini disebabkan oleh gangguan transisi antara tidur dan terjaga, di mana otak masih dalam keadaan tidur, tetapi tubuh sudah terjaga. Sleep paralysis sering kali disertai dengan halusinasi, rasa takut, dan kesulitan bernapas. 

Pengalaman sleep paralysis seringkali diiringi oleh halusinasi yang membuatnya semakin menyeramkan. Seseorang mungkin melihat bayangan atau entitas aneh di sekitarnya, mendengar suara-suara misterius, atau merasakan tekanan berat di tubuhnya. Beberapa individu bahkan melaporkan pengalaman yang bersifat supranatural, seperti adanya "hantu" atau "setan" yang hadir di sekitar mereka.

Sleep paralysis biasanya terjadi pada tahap tidur REM (rapid eye movement), yaitu tahap tidur di mana mimpi terjadi. Pada tahap ini, otak mengirim sinyal ke otot-otot tubuh untuk menjadi lemas agar tidak bergerak sesuai dengan mimpi. Namun, kadang-kadang sinyal ini terganggu, sehingga otot-otot tubuh tetap lemas meskipun otak sudah terjaga. Akibatnya, seseorang merasa tidak bisa bergerak atau berbicara, seolah-olah terjebak dalam mimpi. 

Tidur
Tidur

Penyebab sleep paralysis belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risikonya, seperti kurang tidur, stres, depresi, gangguan tidur lainnya (misalnya narkolepsi atau sleep apnea), penggunaan obat-obatan tertentu, atau posisi tidur tertentu (misalnya tidur telentang). 

Sleep paralysis tidak berbahaya bagi kesehatan fisik, tetapi dapat menimbulkan dampak psikologis yang negatif, seperti kecemasan, ketakutan, trauma, atau gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mengatasi dan mencegah sleep paralysis. 

Berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi dan mencegah sleep paralysis: 

  • Jaga pola tidur yang teratur, yaitu tidur sekitar 7-9 jam setiap malam, dan bangun dan tidur pada waktu yang sama setiap hari.  
  • Hindari faktor-faktor yang dapat mengganggu kualitas tidur Anda, seperti kafein, alkohol, nikotin, cahaya, suara, atau suhu yang tidak nyaman.
  • Lakukan aktivitas yang dapat membuat Anda rileks sebelum tidur, seperti meditasi, yoga, membaca, atau mendengarkan musik.

Jika Anda mengalami sleep paralysis, cobalah untuk tetap tenang dan sadar bahwa itu adalah fenomena sementara yang akan segera berakhir. Anda dapat mencoba untuk menggerakkan bagian tubuh yang masih bisa bergerak, seperti mata, jari, atau lidah, atau berusaha untuk bernapas dengan normal. Anda juga dapat mencoba untuk membangunkan diri sendiri dengan berteriak atau meminta bantuan dari orang lain yang ada di sekitar Anda. 

Sleep paralysis adalah gangguan tidur yang menakutkan, tetapi dapat diatasi dan dicegah dengan cara-cara yang telah disebutkan di atas. Jangan biarkan sleep paralysis mengganggu kualitas hidup Anda. Ingatlah bahwa itu adalah fenomena normal yang tidak membahayakan Anda. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun