[caption id="attachment_409112" align="aligncenter" width="500" caption="Karir Puan Maharani"][/caption]
Anak dari Pasangan Almarhun Taufik Kiemas dan Megawati Soekarnoputri ini sering menjadi perbincangan publik, baik itu hal yang positif maupun negatif. Banyak yang bilang dia hanya mendompleng nama besar Megawati Soekarnoputri dan juga Bung Karno. Ada juga yang bilang Puan tidak punya kemampuan politik sama sekali. Benarkah hal tersebut?
Perjalanan Karir Puan Maharani
Puan Maharani menempuh pendidikan tingi di Universitas Indonesia. Mungkin tidak ada yang istimewa kuliah di UI jurusan Komunikasi Massa bagi seorang cucu Bung Karno, namun perlu dicermati jika Puan hidup pada jaman Orde Baru, orde dimana pemerintahannhya sangat alergi dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan Bung Karno. Setelah lulus, Puan memutuskan untuk magang di tabloid Forum Keadilan.
Semenjak lulus Puan juga sudah mulai ikut Megawati dalam berbagai safari politik, berbagai peristiwa politik sudah dia lihat bahkan dirinya juga ikut melihat ketika Megawati berhasil menjadi ketua umum PDI di Sukolilo tahun 1993.
Terjun di Politik Praktis
Pada tahun 2005, Puan mulai resmi terjun kedalam politik praktis dengan menjadi Ketua Bidang Perempuan dan Pemberdayaan Masyarakat DPP PDI Perjuangan. dan pada tahun 2oo4, dirinya mencalonkan diri menjadi naggota DPR-RI dari PDI Perjuangan dan berhasil mendapatkan suara nasional terbanyak kedua dengan total 242.504 suara. Pada tahun yang sama juga dirinya menjadi Anggota Panja Komisi V Bidang Investasi dan UKM. dan juga menjadi ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR-RI.
Dirinya kembali mencalonkan diri sebagai Anggota DPR RI untuk kali kedua pada tahun 2014 dan berhasil mendapatkan suara nasional kedua terbesar dengan perolehan suara 369.927 (meningkat 127.423 atau 34,45% dari periode sebelumnya)
Selain menjadi anggota DPR, dirinya juga masih aktif mengurus PDI Perjuangan, mulai dari urusan pemilihan kepala daerah, Pemilihan legislatif hingga Pemilihan presiden.
Dirinya menjadi Panglima tempur padaMenjadi Panglima Tempur pada Pilkada Jateng yang mengusung kader PDI-P, Ganjar Pranowo. Ganjar - Heru sendiri mustashil bisa menang pada saat itu karena dari awal elektabiltas Ganjar dalam berbagai survey sangatlah rendah, selain karena Ganjar merupakan sosok yang muncul pada saat terakhir, dan juga bukan calon Incumbent. Oleh karena itu Megawati menurunkan semua sosok yang bisa mengakat elektabilitas Ganjar. Puan diangkat sebagai panglima perang dengan target yang bukan main-main. jika Ganjar kalah, maka Puan akan mendapatkan hukuman dari Megawati. Ganjar bahkan mengatakan sendiri masih ingat "ancaman" Megawati kepada Puan jika sampai Ganjar kalah,
‘Puan ini satu-satunya anak perempuan saya, tentu saya menyayanginya. Jika pertempuran ini kalah maka dia akan kusembelih’
Di tangan dingin Puan lah akhirnya Ganjar - Heru berhasil menang dalam Pilkada Jateng. hal itu diakui sendiri oleh Ganjar.
Sukses dalam Pilkada Jateng, Puan didapuk sebagai Ketua BP Pemilu Legislatif PDI Perjuangan. kembali, PDI Perjuangan menjadi pemenang Pileg 2014 dengan meraup angka nasional sebanyak 23.681.471 (18,5%) pada tahun 2014 dari tahun 2009 yang berjumlah 14.600.091 (14,03%).
Kembali Puan menjadi Ketua BP Pilpres dan juga berhasil mengantarkan pasangan Joko Widodo – jusuf Kalla menjadi Presiden RI ke-7 RI dengan perolehan suara 70.997.883, mengalahkan pasangan Prabowo – Hatta Rajasa
Sekarang Puan menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Masih banyak yang harus dibuktikan oleh Puan Maharani sebgai pembuktian bahwa dirinya memang seseorang yang pantas menduduki posisi tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H