Mohon tunggu...
Aditiya Fajar
Aditiya Fajar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya memiliki hoby olahraga terutama bermain bulu tangkis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diklat Wawasan Kebinekaan Global dalam Memahami Toleransi Perbedaan Global dan Nasional Serta Menanamkan Karakter Pancasila Mahasiswa PPG Prajabatan

12 Januari 2024   16:47 Diperbarui: 12 Januari 2024   16:49 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa PGSD 02 PPG Prajabatan Angkatan 1 Tahun 2023 Universitas Negeri Malang

Demi mendukung terwujudnya kebhinekaan global maka Program Studi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Fakultas Pascasarjana Universitas Negeri Malang (UM) menggagas adanya kegiatan WKG (Wawasan Kebhinekaan Global) menggelar Diklat Wawasan Kebhinekaan Global secara luring dijadwalkan mulai dari tanggal 9 hingga 12 Januari 2024. Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang Tahun 2023. Mahasiswa PGSD Kelas 02 mengikuti kegiatan WKG (Wawasan Kebhinekaan Global) yang dilaksanakan pada tanggal Rabu, 10 Januari 2024 dimulai dari pukul 07.00 WIB S/d 16.20 WIB. Diklat ini memiliki 5 topik bahasan diantaranya yaitu Topik 1 "Kebinekaan Global", Topik 2 "Kebinekaan Indonesia". Topik 3 "Damai dengan Diri", Topik 4 "Sekolah Bineka", dan Topik 5 "Sekolah Damai". Materi diklat ini disampaikan oleh Dosen PPG Prajabatan Program Studi PGSD yaitu Bapak Dr. Candra Utama, S.Pd, M.Pd dan Ibu Dr. Aynin Mashfufah, S.Pd, M.Pd. 

Pada topik 1 dengan tema "Kebinekaan Global" kita dikenalkan dan diajarkan tentang fakta asal usul setiap manusia di dunia ini sangat beragam, bahkan melalui tes DNA saja kita ditunjukkan bahwa asal usul nenek moyang setiap orang tidaklah sama. Kita juga belajar bahwa semakin kita beragam, maka semakin membuat kita jauh lebih cerdas dan memiliki pengetahuan serta wawasan yang lebih luas. Wawasan tentang kebinekaan global mencakup pemahaman dan penghargaan terhadap keragaman budaya, agama, bahasa, dan nilai-nilai di seluruh dunia. Hal ini melibatkan kesadaran bahwa masyarakat dunia terdiri dari berbagai kelompok dengan latar belakang yang berbeda, dan mengakui pentingnya menghormati, memahami, dan bekerja sama dengan orang-orang yang memiliki pandangan dunia dan pengalaman hidup yang berbeda. Wawasan tentang kebinekaan global penting untuk membangun dunia yang lebih harmonis dan berkelanjutan, di mana setiap individu dihargai dan diberdayakan tanpa memandang perbedaan mereka.

Pada topik 2 dengan tema "Kebinekaan Indonesia" Indonesia sendiri dikenal dengan negara yang multietnis. Keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia dilatarbelakangi dengan perbedaan suku, budaya, agama, bahasa, ras, golongan, dan lain sebagainya. Hal ini menggambarkan bahwa Indonesia memiliki citra identitas tersendiri yang menyebarluas dari Sabang sampai Merauke. Perbedaan tersebut tidak menjadi suatu masalah bagi bangsa Indonesia karena perbedaan tersebut diejawantahkan oleh jargon yang biasa digaungkan yaitu berbeda-beda tetapi tetap satu.

Pada topik ini peserta diajak bermain peran dengan suku yang berbeda tetapi saling membutuhkan. Seperti suku goopi yang memerankan petani, memiliki banyak beras,akan tetapi tidak bisa berpergian karena menunggu ladang atau swahnya. Sedangkan ia butuh kayu dan uang, sedangkan suku bobo memiliki banyak kayu tapi tidak bisa bicara, kecuali bahasa isarat. Dan dua suku lainnyayang sama juga saling membutuhkan dengan suku lain, memiliki kelebihan dan kekurangan dalm bidang tertentu. Dari permainan ini kita tahu bahwa kita semua saling membutuhkan satu sama lain. Akan tetapi harmoni dalam kehidupan atau sosial tidak akan tercapai saat kita masih mendahulukan ego. Tidak bisa berkomunikasi dengan budaya lain. Dan adanya permasalahan yang tidak kunjung diselesaikan antara kedua belah pihak. Dari sini kita belajar banyak hal untuk bersikap toleransi pada sesama warga negara yang bukan dari suku kita, maupun budaya lain.

Pada topik 3 dengan tema "Damai dengan Diri" membahas tentang refleksi yang mana mengingatkan diri sendiri bahwa setiap diri kita memiliki identitas dan identitas kita yang unik tidak perlu dibandingkan dengan identitas orang lain. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Adapun konsep berdamai dengan diri: Tiap orang punya banyak identitas (a) Gunakan standar diri sendiri. (b) Welas asih pada diri (self compassion). Sebagai pribadi manusia yang utuh kita harus bisa menentukan skala prioritas diri kita, menghargai diri sendiri, menghargai keberagaman yang ada agar dapat hidup dalam lingkungan masyarakat dengan baik. Kita adalah manusia yang terlahir dengan bakat dan potensi tertentu yang mungkin tidak pernah dimiliki oleh orang lain. Damai pada diri sendiri artinya kita mencintai diri sendiri dan hal itu adalah langkah awal bagi kita untuk membentuk pribadi yang hebat dan berkompeten. Setiap orang memiliki indentitas yang berbeda beda, kita tidak boleh memaksakan seseorang agar memiliki identitas yang sama dengan diri kita. Dengan adanya perbedaan, maka akan menciptakan suatu keberagaman. Kita tidak boleh membandingkan diri kita dengan orang lain, karena pada dasarkan setiap orang sudah diberikan anugrah dari Allah. Jangan lupa untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada kita.

Mahasiswa PGSD 02
Mahasiswa PGSD 02

Pada topik 4 dengan tema "Sekolah Bineka" Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan,bahwasannya hasil  refleksi pada topic 4 yaitu keberagaman yang terdapat di  lingkungan sekolah merupakan sebuah potensi atau kekayaan  yang dapat memberikan banyak sekali manfaat apabila kita saling  ingin belajar dan mengenal. Keberagaman di sekolah dapat  membuka kesempatan untuk saling belajar, berinteraksi, dan  berbicara tentang perbedaan dengan pengertian dan rasa saling menghormati. Keragaman di sekolah tersebut mencerminkan keragaman budaya di Indonesia. Dimana keragaman budaya adalah salah satu keunikan yang terdapat di muka bumi ini dengan beragam suku bangsa yang ada di seluruh dunia, begitu pula dengan keragaman budaya Indonesia. Kita sebagai warga negara Indonesia, tak dapat memungkiri bahwa keberadaan negara Indonesia sendiri menghasilkan keragaman yang tidak terkira, mulai dari keragaman ras, suku bangsa hingga bahasa. Dengan keragaman yang ada dapat memperkuat  dan memperkokoh jiwa nasionalis bangsa Indonesia, karena  berangkat dari keragaman tersebut dapat timbul kesuksesan  apabila satu dengan lainnya saling mendukung hal-hal baik.

Bermain Peran
Bermain Peran

Bermain Peran
Bermain Peran
Pada Topik 5 dengan tema "Sekolah Damai" Sekolah damai merupakan konsep yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, harmonis, dan bebas dari pengaruh negatif. Dalam membangun sekolah damai, ada beberapa dimensi yang perlu diperhatikan, seperti kedamaian dan anti-kekerasan, hak asasi manusia, demokrasi, toleransi, pemahaman antar bangsa dan budaya, serta pemahaman perbedaan budaya dan bahasa.

Tantangan dalam mewujudkan lingkungan sekolah yang damai bisa sangat beragam. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mewujudkannya antara lain:

1. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya sekolah damai di kalangan siswa, guru, dan orang tua.

2. Mengimplementasikan kebijakan dan program yang mendukung budaya damai di sekolah, seperti pelatihan anti-kekerasan, penanganan konflik secara positif, dan promosi toleransi.

3. Membangun komunikasi yang baik antara siswa, guru, dan orang tua, sehingga masalah dapat diselesaikan dengan dialog dan kerjasama.

4. Mendorong partisipasi aktif siswa dalam kegiatan yang mempromosikan perdamaian, seperti klub perdamaian, kegiatan sosial, dan proyek kolaboratif.

5. Menjaga keamanan fisik dan psikologis di lingkungan sekolah, dengan mengawasi dan mengantisipasi tindakan bullying, kekerasan, atau diskriminasi.

Agar lebih memahami konsep sekolah damai, kami diajak oleh narasumber untuk bermain game "Sekolah Damaiku" untuk mengidentifikasi ancaman, kerentanan, dan kapasitas yang dapat ditingkatkan dalam memperkuat sekolah agar terhindar dari risiko. Dalam topik ini, kami juga belajar tentang tiga konsep utama dalam menjaga sekolah tetap damai, yaitu menjaga keamanan, meningkatkan kapasitas, dan mengurangi kerentanan. Dengan memahami konsep-konsep ini, kami dapat membangun sistem yang kuat untuk menciptakan lingkungan sekolah yang damai.

Mahasiswa PGSD 02 Foro Bersama dengan Bapak Dr. Candra Utama, S.Pd, M.Pd dan Ibu Dr. Aynin Mashfufah, S.Pd, M.Pd. 
Mahasiswa PGSD 02 Foro Bersama dengan Bapak Dr. Candra Utama, S.Pd, M.Pd dan Ibu Dr. Aynin Mashfufah, S.Pd, M.Pd. 

Demikian pelaksanaan kegiatan Diklat Wawasan Kebangsaan yang bersifat wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 1 Tahun 2023 Universitas Negeri Malang. Wawasan kebhinekaan global ini memang penting karena merupakan salah satu muatan dari kegiatan PPG di mana guru-guru memiliki karakter yang sesuai dengan nilai Pancasila. Perlu bahwa kegiatan ini dilaksanakan untuk mengenalkan Penguatan Pendidikan Karakter dan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau dalam Implementasi Kurikulum Merdeka. Salah satu dimensinya adalah wawasan kebhinekaan global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun