Pandangan stereotip laki-laki yang lebih layak bekerja di sektor energi membuat perempuan dipandang sebelah mata ketika bekerja di bidang tersebut. Hal ini dikarenakan isu kesetaraan gender memang belum banyak dipelajari dan diterapkan dalam sektor energi.
Alhasil, tidak banyak contoh perempuan yang sukses di sektor energi.
Padahal, tidak hanya laki-laki, partisipasi perempuan juga sangat penting untuk mencapai nol emisi. Perempuan juga punya pengetahuan untuk mengembangkan inovasi di sektor energi.
Sebagai orang yang biasa dianggap mengurus rumah tangga, perempuan menjadi konsumen utama dari penggunaan energi. Ini membuat perempuan jadi sangat mengerti cara menghemat energi. Pengetahuan ini akan sangat bermanfaat dalam pekerjaan di sektor energi terbarukan.
Apalagi Indonesia memiliki agenda nasional, transisi energi yang menjadi upaya menjaga ketahanan energi dan mewujudkan ekonomi hijau di Indonesia. Peran perempuan dalam mewujudkan transisi energi akan menjadi sangat penting.
Transisi energi juga menunjukkan komitmen Indonesia untuk memperluas akses terhadap teknologi yang terjangkau dan bersih guna mendorong pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dan lebih hijau.
Belajar dari Tokoh
Saat ini belum banyak sosok perempuan yang menonjol dalam bidang energi terbarukan. Namun sejumlah tokoh perempuan dalam dan luar negeri bisa menjadi panutan.
Seperti yang dijabarkan di Kompas.id, mengenai beberapa tokoh penggerak transisi energi di sejumlah negara. Satu di antaranya berasal dari Indonesia yaitu Geni Rina Sunaryo.
Sebagai peneliti pada pusat keamanan dan teknologi reactor nuklir ORTN di organisasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan salah satu ketua dalam organisasi Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia (HIMNI), Geni terus berupaya berbagi ilmu tentang transisi energi di Indonesia.
Beberapa waktu lalu, media-media juga ramai memberitakan tentang sosok Tri Mumpuni Wiyatno, ilmuwan yang merupakan seorang pemberdaya listrik di lebih dari 60 lokasi terpencil di Indonesia.