Mohon tunggu...
Aditia Aditia
Aditia Aditia Mohon Tunggu... Pegawai bpjs ketenagakerjaan - penyuka wisata,

abdi negara

Selanjutnya

Tutup

Nature

Memilah Sampah, Cara Mudah Menjaga Lingkungan dan Kelestarian Energi

6 Februari 2024   22:27 Diperbarui: 11 Februari 2024   18:33 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Air lindi juga bisa diproses menjadi biogas dan pupuk cair karena mengandung berbagai macam bahan organik seperti nitrat dan mineral. 

Tapi, pengolahan menjadi biogas dan pupuk cair ini juga akan jauh lebih sulit bila air lindi berasal dari campuran sampah organik dan anorganik. Air sampah tersebut justru akan mencemari tanah dan lingkungan dan sangat berbahaya karena mengandung racun dari zat kimia sampah anorganik. 

Untuk mengurangi masalah sampah, maka persoalan perlu dibereskan sejak dari sumbernya. Masyarakat harus dibiasakan untuk memilah sampah yang mereka hasilkan. Langkah ini sangat efektif, tak perlu mengeluarkan biaya banyak, hanya butuh rasa peduli dan bisa dilakukan secara luas.

Memilah Sampah Rumah Tangga, Dimulai dari Keluarga Sendiri.

doc. pribadi #menjaga lingkungan dari limbah domestik
doc. pribadi #menjaga lingkungan dari limbah domestik

Indonesia punya target mengurangi sampah sebanyak 30 persen dan penanganan sampah sebesar 70 persen dari total timbunan sampah pada 2025. Menangani sampah mulai dari hulu jadi cara penting mengurai persoalan. 

Menyadari hal ini, kita sebagai masyarakat yang setiap hari menghasilkan sampah, bisa ikut berpartisipasi dalam penanganan lingkungan dan keberlangsungan sumber energi. Dimulai dari hal sederhana yang berdampak besar. Seperti membudayakan memilah sampah organik dan anorganik di rumah. 

Kita bisa membedakan tempat pembuangan sampah organik sisa makanan, dengan sampah anorganik seperti plastik, kaleng, kertas dan lain-lain, ataupun sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Misalnya menyediakan tempat sampah dengan warna berbeda. Tong warna hijau untuk sampah organik. Tong warna kuning untuk sampah anorganik. Tong warna merah untuk sampah yang mengandung B3.

Sampah organik berasal dari bahan yang bisa terurai secara alamiah. Contohnya sisa makanan hasil olahan, sayuran, daun dan lainnya. Pengelolaan sampah organik secara mandiri misalnya dengan menjadikan kompos. Sampah organik juga mempunyai potensi energi biomassa yang dapat kita konversikan menjadi energi, berupa biogas.

Sedangkan untuk sampah anorganik adalah sampah yang sukar terurai secara alami. Perlu proses penanganan khusus dan waktu yang lama untuk menghancurkannya. Selain bisa didaur ulang, sampah anorganik pun bisa diubah menjadi sumber energi alternatif. Contohnya, plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) dengan metode pirolisis, yaitu melibatkan pemanasan plastik pada suhu di atas 4.000 C tanpa oksigen.

Sementara itu sampah B3 contohnya barang elektronik, baterai, obat-obatan, kaleng bekas cat dan lain-lain. Memilah sampah di rumah tidak terlalu sulit asalkan kita bisa mengenali jenis-jenis sampah tersebut dan mensosialisasikan ke semua anggota keluarga di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun