Kenapa harus fatin?
Itulah pertanyaan yang muncul di benak saya. Pertanyaan itu muncul karena banyaknya artikel yang memojokkan fatin, bahkan yang lebih menyeramkan lagi adalah ada yang menulis bahwa fatin adalah sebuah petaka bagi umat islam.
Kenapa harus fatin yang jadi petaka? Apa yang dilakukan fatin? Apa karena dia berjilbab kemudian menyanyi menjadi petaka? Berarti biar fatin tidak menjadi petaka, fatin harus melepas jilbabnya?
Salah satu alasan yang menarik diungkapkan adalah seorang perempuan muslim tidak boleh mendayu-dayukan atau melagukan suaranya jika berbicara dengan laki-laki yang bukan muhrimnya. Hadits itu saya yakin kebenarannya. Tetapi mari kita lihat niat perempuan itu melagukan suaranya. Kalau perempuan itu berniat untuk menggoda, agar laki-laki itu bergairah kepadanya, maka hal itulah yang tidak diperbolehkan. Tapi kalau hanya bernyanyi tanpa bermaksud membangkitkan nafsu para pendengarnya, saya kira tidak masalah. Kalau memang perempuan tidak boleh mendayukan suaranya, berarti perempuan tidak boleh membaca puisi, tidak boleh bermain drama, tidak boleh menjadi saritilawah. Jika anda menjadi birahi ketika mendengar fatin bernyanyi, maka itu menjadi masalah anda, bukan masalahnya fatin. Jalan keluarnya ya anda jangan dengar lagunya fatin. Saya sebagai lelaki normal, nafsu saya tidak bangkit tuh ketika mendengar fatin nyanyi. Kesimpulannya, suara fatin menjadi petaka (membangkitkan gairah) atau tidak itu tergantung pendengarnya masing-masing, sekali lagi tolong ditekankan, ITU BUKAN SALAHNYA FATIN.
Argumen kedua, seorang perempuan tidak boleh melenggak-lenggokan tubuhnya dihadapan laki-laki yang bukan muhrimnya. Seperti yang pertama saya tulis tadi, itu semua tergantung niat perempuan tersebut. Sampai saat ini, gerakan tubuh fatin saat bernyanyi saya kira masih sangat wajar, tidak berlebihan dan masih klop dengan penampilan jilbabnya. Jika anda tergoda saat melihat fatin bernyanyi, maka jalan keluarnya ya jangan lihat, nonton aja National Geographic Wild, dijamin gairah anda tidak akan terpancing, kalau masih terpancing, silahkan hubungi psikolog terdekat. Saya lihat fatin bernyanyi ya biasa-biasa saja, maksudnya tidak menimbulkan gairah (nafsu), yang timbul malah gairah untuk menulis ini.
Sekali lagi pertanyaan saya, kenapa harus fatin yang dicerca? Kenapa tidak artis atau penyanyi lain yang berpakaian seronok dan bergoyang seronok? Apa berarti bila ada seorang penyanyi berpakaian seronok dan bergoyang seronok itu bukan petaka? Kalau suatu saat fatin bernyanyi sambil bergoyang layaknya binatang, baik itu bebek, angsa, ayam, atau binatang apapun, maka bolehlah kita bilang itu adalah sebuah petaka!. Justru dengan hadirnya fatin, kita diberikan sebuah pilihan yang menurut saya cukup baik. Ketika melihat channel sebelah isinya goyang gergaji, pindah channel isinya goyang bebek, pindah channel isinya tari modern dengan mempertontonkan paha, ya lebih baik cari channel yang menayangkan fatin. Hati lebih tentram dan mata tidak panas.
Ada yang bisa menjawab? Kenapa harus fatin yang dicerca?
Salam damai fatinistic..
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI