Mohon tunggu...
Politik

Jokowi, Nelayan Padamu

7 September 2016   12:03 Diperbarui: 7 September 2016   12:11 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                Apa itu Komunikator Politik? Komunikator politik adalah orang atau sekelompok orang yang menyampaikan pesan politik, biasanya berkaitan dengan kekuasaan, kebijakan, aturan dan kewenangan pemerintah yang bertujuan untuk mempengaruhi rakyat.

                Sebagai studi kasus komunikator politik ialah Presiden RI, Joko Widodo. Melalui berita yang dikeluarkan pada Kamis(23/06/16) lalu ini, Jokowi dan sejumlah menteri berada di KRI Imam Bonjol, perairan Natuna, Kamis, 923/06) bbc.com

              “Saya minta kemampuan TNI dan Bakamla dalam menjaga laut itu harus ditingkatkan, baik dalam hal kelengkapan teknologi radar atau kesiapannya.” Kata Jokowi seperti disampaikan Tim Komunikasi Presiden pada Kamis (23/06) bbc.com

                Dalam hal ini saya sangat setuju dengan tindakan Jokowi yang berani mengambil keputusan tegas yang melakukan penggebrakan dan bukan sebuah hal yang dianggap main-main yaitu dengan menenggelamkan 3 kapal Cina yang melakukan pencurian ikan di Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Mengenai hal itu, Jokowi patut diberikan apresiasi karena menunjukkan sikap keberaniannya yang tegas dan tidak bertele-tele. 

                Namun hal tersebut saja tidak cukup untuk benar-benar menjaga keamanan wilayah laut Indonesia dari nelayan asing manapun, termasuk Cina dikemudian hari nanti. Maka alangkah lebih baiknya jika Presiden Jokowi menambah jumlah angkatan patrol Angkatan Laut guna menjaga territorial kelautan Indonesia dan terus melakukan penjagaan ketat perbatasan wilayah antara laut Indonesia yang berbatasan dengan laut Cina Selatan.

Tidak cukup itu saja, Presiden juga harus meningkatkan keamanan teritorial laut Indonesia agar nelayan Indonesia tidak dirugikan akibat adanya nelayan asing.  Sehingga nelayan Indonesia dapat menikmati potensi laut Indonesia secara maksimal tanpa harus bersaing dengan nelayan asing. Selain itu, Presiden juga harus memperbaiki kuantitas nelayan yang masih menangkap ikan dengan cara yang masih tradisional seperti kelengkapan jarring yang masih berukuran kecil, juga kapal yang kapasitasnya masih terbilang kecil.

Hal tersebut berbanding terbalik dengan nelayan asing yang lebih modern segalanya dari pada nelayan Indonesia. Masalah-masalah tersebut harus segera ditindak dan menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan dan dapat teratasi sesuai dengan harapan seluruh rakyat Indonesia, khususnya bagi para nelayan.

Sumber           : bbc.com

Nama.            : Aditia Febriani

Nim                 : 07031181520006

Mata Kuliah : Komunikasi Politik

Jurusan        : Ilmu Komunikasi B 2015 Indralaya

Fakultas       : Ilmu Sosial Ilmu Politik

Dosen Pembimbing : Nur Aslamiah Supli, BIAM, M.Sc

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun