Nyalakan penderitaan itu, kawan!
Biar penderitaan bergairah untuk tetap hidup
Di daerah yang kerontang tanpa pemberontakan
Dan persaingan antara kelas kehidupan.
Taruh pemantiknya sembarangan di kampung-kampung sepi
Dekat gerobak martabak atau ruko-ruko tutup yang berlumut.
Siapa sangka, jika sewaktu-waktu ada yang sengaja menyalakan
Pemantik itu akan berkobar dengan penderitaan yang utuh menyala
Sepanjang waktu, sepanjang usia.
Kampung-kampung adalah suar
Dia dapat menjelma kipas angin atau AC
Pintu jati atau sekadar hordeng penghalang
Antara kelas-kelas kehidupan yang sumpek akan persoalan
Namun terlihat santai dan adem ayem dinina-bobokan zaman.
Nyalakan penderitaan itu semarak pesta rakyat di alun-alun kabupaten
Dekat kantor pemerintah tuli, tapi tidak buta
Sedikit-sedikit harus terusik kenyamanan kantor suntikan bunga-bunga devisa negara itu
Mereka harus pengap akibat penderitaan yang mengepung segala sudut ruangan
Biar mampus mereka diserang asma kehidupan melapah ini.
Kita adalah penderita yang bergairah
Hidup di kampung-kampung kusut tanpa tenaga
Dari jalanan gelap kita lahir dan memberontak dengan cara yang sederhana
Yaitu berkomplot bersama penderitaan secara terang-terangan
Dan enggan mendapat bantuan dari sistem pemerintahan!
Kita buat kemandirian dari hidup yang saling berpegangan.
Birgon-September-2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H