Yang juga dikenal sebagai Teori Peran (Role Theory) dalam konteks kepemimpinan, berfokus pada bagaimana peran dan tanggung jawab formal dalam suatu organisasi memengaruhi perilaku dan efektivitas kepemimpinan. Teori ini menekankan bahwa perilaku seorang pemimpin sangat dipengaruhi oleh ekspektasi yang terkait dengan posisi atau jabatan yang mereka pegang.
Asumsi Dasar Teori Kepemimpinan Jabatan:
- Jabatan Mendefinisikan Peran: Setiap jabatan dalam organisasi memiliki serangkaian ekspektasi dan tanggung jawab yang melekat. Ekspektasi ini menentukan bagaimana seseorang yang menduduki jabatan tersebut seharusnya bertindak.
- Perilaku Dipengaruhi Peran: Perilaku seorang pemimpin sebagian besar dipengaruhi oleh peran yang mereka emban. Mereka bertindak sesuai dengan norma dan ekspektasi yang terkait dengan jabatan mereka.
- Fokus pada Tanggung Jawab dan Kewajiban: Teori ini menekankan pada tanggung jawab, kewajiban, dan otoritas yang terkait dengan jabatan kepemimpinan.
Komponen Utama Teori Kepemimpinan Jabatan:
- Ekspektasi Peran: Ekspektasi ini berasal dari berbagai sumber, termasuk atasan, bawahan, rekan kerja, dan bahkan norma-norma budaya organisasi.
- Persepsi Peran: Bagaimana seorang pemimpin memahami dan menafsirkan ekspektasi peran yang diberikan kepadanya.
- Perilaku Peran: Tindakan dan perilaku aktual yang ditampilkan oleh seorang pemimpin dalam memenuhi ekspektasi peran mereka.
- Konflik Peran: Terjadi ketika ada ekspektasi yang saling bertentangan terkait dengan peran kepemimpinan. Misalnya, seorang pemimpin mungkin diharapkan untuk fokus pada peningkatan produktivitas sekaligus menjaga moral karyawan.
Jenis-Jenis Peran Kepemimpinan (menurut Henry Mintzberg):
Henry Mintzberg mengidentifikasi sepuluh peran yang umumnya dimainkan oleh manajer, yang dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok utama:
- Peran Interpersonal: Melibatkan interaksi dengan orang lain.
- Tokoh Utama (Figurehead): Mewakili organisasi dalam acara-acara seremonial.
- Pemimpin (Leader): Memotivasi, melatih, dan mengarahkan bawahan.
- Penghubung (Liaison): Membangun dan memelihara hubungan dengan pihak eksternal.
- Peran Informasional: Berkaitan dengan pengumpulan, pemrosesan, dan penyebaran informasi.
- Pemantau (Monitor): Mencari dan menerima informasi yang relevan dengan organisasi.
- Penyebar (Disseminator): Menyampaikan informasi kepada bawahan.
- Juru Bicara (Spokesperson): Menyampaikan informasi kepada pihak eksternal.
- Peran Keputusan: Melibatkan pengambilan keputusan dan tindakan.
- Wirausahawan (Entrepreneur): Mencari peluang baru dan memulai proyek.
- Penangan Gangguan (Disturbance Handler): Menangani masalah dan krisis.
- Pengalokasi Sumber Daya (Resource Allocator): Mengalokasikan sumber daya organisasi.
- Negosiator (Negotiator): Bernegosiasi dengan pihak internal dan eksternal.
Kelebihan Teori Kepemimpinan Jabatan:
- Menjelaskan Pengaruh Konteks: Menekankan bagaimana konteks organisasi dan ekspektasi peran memengaruhi perilaku kepemimpinan.
- Fokus pada Tanggung Jawab: Memberikan kerangka kerja untuk memahami tanggung jawab dan kewajiban yang terkait dengan berbagai jabatan kepemimpinan.
Kekurangan Teori Kepemimpinan Jabatan:
- Terlalu Deterministik: Dapat mengabaikan peran kepribadian dan pilihan individu dalam perilaku kepemimpinan.
- Kurang Memperhatikan Dinamika Interpersonal: Kurang menekankan pada interaksi dan hubungan antara pemimpin dan pengikut.
- Potensi Konflik Peran: Dapat menimbulkan konflik peran jika ekspektasi dari berbagai pihak saling bertentangan.
Implementasi Teori Kepemimpinan Jabatan:
- Deskripsi Jabatan yang Jelas: Organisasi perlu menyusun deskripsi jabatan yang jelas dan rinci untuk setiap posisi kepemimpinan, yang menguraikan tanggung jawab, kewajiban, dan otoritas yang terkait.
- Pelatihan Peran: Memberikan pelatihan kepada pemimpin baru untuk membantu mereka memahami dan memenuhi ekspektasi peran mereka.
- Manajemen Ekspektasi: Memfasilitasi komunikasi yang efektif antara pemimpin, atasan, bawahan, dan rekan kerja untuk menyelaraskan ekspektasi peran.
Perbandingan  Berdasarkan Pengalaman Saya
Perbandingan dengan Pengalaman saya berdasarkan  beberapa  teori kepemimpinan diatas :
- Teori Kepemimpinan  Genetik
Teori Kepemimpinan Genetik memberikan kontribusi penting dalam sejarah pemikiran tentang kepemimpinan, tetapi sekarang dianggap sebagai pandangan yang terlalu sempit dan tidak akurat. Kepemimpinan modern mengakui bahwa kepemimpinan adalah kombinasi kompleks dari faktor-faktor bawaan dan yang dipelajari. Meskipun beberapa orang mungkin dilahirkan dengan sifat-sifat yang membuat mereka lebih cenderung untuk mengambil peran kepemimpinan, setiap orang dapat mengembangkan keterampilan kepemimpinan melalui pembelajaran dan pengalaman. Oleh karena itu, fokus modern adalah pada pengembangan kepemimpinan melalui pelatihan, mentoring, dan pengalaman praktis, bukan hanya pada identifikasi "bakat" bawaan.  Tetapi tidak dapat  dipungkiri ada beberapa dari mereka yang sudah mempunyai "bumbu" pemimpin dari genetik orang tuanya.
- Teori Kepemimpinan Sosial