Kritik Terhadap Teori Kepemimpinan Genetik:
 Teori ini telah banyak dikritik karena beberapa alasan:
- Terlalu Sederhana: Mengabaikan faktor-faktor penting lainnya yang berkontribusi pada efektivitas kepemimpinan, seperti pembelajaran, pengalaman, lingkungan, dan situasi.
- Kurangnya Bukti Empiris yang Kuat: Penelitian ilmiah modern belum menemukan bukti yang kuat untuk mendukung gagasan bahwa kepemimpinan sepenuhnya ditentukan oleh genetika.
- Potensi Diskriminasi: Teori ini dapat mengarah pada diskriminasi dengan menganggap bahwa hanya orang-orang tertentu yang "ditakdirkan" untuk memimpin, menutup peluang bagi orang lain yang mungkin memiliki potensi kepemimpinan tetapi tidak memiliki "bakat" bawaan yang sama.
- Mengabaikan Perkembangan: Teori ini mengabaikan fakta bahwa keterampilan kepemimpinan dapat dipelajari dan dikembangkan melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman.
 Perkembangan Teori:
  Meskipun Teori Genetik murni sudah banyak ditinggalkan, beberapa penelitian modern telah mengeksplorasi peran genetika dalam memengaruhi beberapa sifat yang terkait dengan kepemimpinan, seperti ekstraversi atau kecerdasan. Namun, penelitian ini menekankan bahwa genetika hanyalah salah satu faktor yang berkontribusi, dan faktor-faktor lingkungan dan pengalaman juga memainkan peran yang sangat penting.
2. Teori  Sosial
     Teori Kepemimpinan Sosial adalah kebalikan dari Teori Kepemimpinan Genetik. Jika Teori Genetik beranggapan bahwa pemimpin dilahirkan dengan bakat kepemimpinan, Teori Sosial berpendapat bahwa kepemimpinan dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi sosial dan pengalaman. Teori ini menekankan bahwa setiap orang berpotensi menjadi pemimpin melalui pendidikan, pelatihan, dan kesempatan.
Asumsi Dasar Teori Kepemimpinan Sosial:
- Kepemimpinan Dipelajari: Kepemimpinan bukan bakat bawaan, melainkan seperangkat keterampilan dan perilaku yang dapat dipelajari dan dikembangkan.
- Pengaruh Lingkungan: Lingkungan sosial, budaya, dan organisasi memainkan peran penting dalam membentuk pemimpin.
- Interaksi Sosial: Interaksi dengan orang lain, pengalaman dalam kelompok, dan pembelajaran dari orang lain berkontribusi pada pengembangan kepemimpinan.
- Kesempatan dan Pelatihan: Kesempatan untuk mempraktikkan kepemimpinan dan pelatihan yang tepat dapat membantu individu mengembangkan potensi kepemimpinan mereka.
Fokus Utama Teori Sosial:
Teori ini berfokus pada:
- Proses Pembelajaran: Bagaimana individu belajar tentang kepemimpinan melalui observasi, imitasi, dan pengalaman.
- Pengaruh Kelompok: Bagaimana dinamika kelompok dan interaksi antar anggota mempengaruhi munculnya kepemimpinan.
- Peran Situasi: Bagaimana situasi dan konteks tertentu dapat memunculkan kebutuhan akan kepemimpinan dan memberikan kesempatan bagi individu untuk memimpin.
- Pengembangan Diri: Bagaimana individu dapat mengembangkan keterampilan kepemimpinan melalui pendidikan, pelatihan, dan pengalaman praktis.
Kelebihan Teori Sosial:
- Lebih Inklusif: Memberikan kesempatan bagi semua orang untuk mengembangkan potensi kepemimpinan mereka.
- Berfokus pada Pengembangan: Menekankan pentingnya pendidikan, pelatihan, dan pengalaman dalam mengembangkan kepemimpinan.
- Lebih Relevan dengan Konteks Modern: Lebih sesuai dengan pemahaman modern tentang kepemimpinan sebagai keterampilan yang dapat dipelajari dan dikembangkan.
Kekurangan Teori Sosial:
- Mengabaikan Potensi Bawaan: Meskipun menekankan pembelajaran, teori ini mungkin kurang memperhitungkan bahwa beberapa individu mungkin memiliki predisposisi atau bakat alami untuk kepemimpinan.
- Sulit Mengukur Pengaruh Sosial Secara Pasti: Sulit untuk mengukur secara kuantitatif pengaruh interaksi sosial dan lingkungan terhadap pengembangan kepemimpinan.