Mohon tunggu...
Adisya Akafiri
Adisya Akafiri Mohon Tunggu... Editor - 02

;)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kebersihan Kelas 7D!

20 Februari 2019   21:02 Diperbarui: 20 Februari 2019   21:28 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk 1 tahun ini, saya belajar di kelas 7D bersama teman-teman yang lain. Tentunya, agar kami belajar dengan nyaman, pastinya kebersihan kelas 7D harus dijaga. Sebenarnya, kelas 7D itu pada awalnya bersih banget, tapi makin kesini makin kotor. Nah, cara mengatasinya adalah dengan piket kelas! Kami semua dibagi jadwal piket kelas oleh wali kelas kami, Pak Adi. Dalam sehari, kurang lebih 7 orang akan membersihkan kelas kami, bisa berupa menyapu, membersihkan loker (meskipun lokernya tidak dipakai, tapi biasanya suka banyak sampah), mengangkat kursi, membuang sampah, atau menghapus papan tulis.

Saya mendapat piket pada hari Senin. Jujur saja, menurut saya teman-teman yang lain paling malas piket di hari Senin atau Jum’at, karena kami semua sudah sekolah full-day jadi pastinya capai banget, jadi piket pun juga malas. Biasanya, saya piket setelah shalat ashar, tapi jika sedang berhalangan, saya piket disaat teman-teman yang lain sedang shalat, supaya bisa pulang lebih cepat hehe :) Jika sedang piket, saya biasanya menyapu dan mengangkat kursi, tapi karena makin kesini makin malas (jujur nih!) jadi saya hanya mengangkat kursi saja.

Kami, anak 7D sempat ditegur Pak Adi karena tidak piket, kami juga ditegur oleh pramubakti pastinya. Pada hari tersebut kami melakukan praktik IPA membedah tikus dan katak, jadi pada waktu itu sampai ada kotoran tikus di lantai. Tentunya sejak itu peraturan piket menjadi lebih strict. Maksudnya? Jadi disaat kami piket, kami diawasi langsung oleh Pak Adi, untuk memastikan semua orang piket. Kalaupun bukan saatnya piket, kami harus mengambil setidaknya satu sampah agar bisa keluar kelas, seperti tiket keluar kelas gitu deh. 

Karena ini, kami menjadi rajin piket lagi, bahkan, terkadang yang tidak piket ikut membersihkan kelas juga! jadi setidaknya beban yang piket sedikit berkurang. Meskipun masih ada yang piket dengan tidak ikhlas alias ‘piket karena disuruh’, tetapi mulai sekarang kami sudah mulai sadar pentingnya menjaga kebersihan, karena kalau kelasnya tidak bersih, kami juga tidak nyaman belajar pastinya.

sekian, terima kasih!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun