Kedua, PKS memiliki anggota yang loyal. Untuk menyakinkan anggota dan simpatisan PKS tentang keputusan PKS berkoalisi dengan pemerintahan Prabowo-Gibran sepertinya tidak menjadi masalah yang besar bagi PKS. Sebab anggota PKS terkenal sebagai anggota yang taat dengan keputusan pimpinan partainya. Hanya saja, pimpinan PKS harus bisa mencari alasan yang tepat mengapa harus berkoalisi dengan pemerintahan pemenang pemilu dan mengemas penyampaian yang baik kepada anggota di bawahnya.
Ketiga, PKS mewarnai koalisi yang ada. Diketahui paska lengsernya Jokowi di Oktober nanti. Maka, tidak ada jaminan bagi Gibran dan keluarganya untuk tetap eksis di panggung kekuasaan walaupun saat ini Gibran adalah wakil presiden terpilih. Hadirnya PKS menjadi mitra koalisi yang setia bagi Prabowo membuat Prabowo tidak butuh lagi mentor politik seperti Jokowi. Tentunya hal ini akan menguntungkan bagi PKS yang selama ini selalu bertolak belakang dengan pemerintahan Jokowi. Hadirnya PKS di koalisi Prabowo akan menjadi barang menakutkan bagi rezim Jokowi.
Keempat, PKS tetap bisa mengritisi. Berada dalam lingkaran kekuasaan tentu bukan menjadikan PKS tidak bisa mengkritisi kebijakan yang tidak tepat yang dilakukan oleh pemerintahan yang berkuasa. Hal ini terbukti ketika PKS berada di pemerintahan SBY. PKS tetap memberikan kritikan dan masukan yang membangun untuk kebijakan-kebijakan yang di rasa bertentangan dengan keinginan rakyat.
Selanjutnya, layak kita nantikan keputusan PKS apakah berkoalisi atau oposisi?
Penulis adalah Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI