Novel Serial Bumi, salah satu novel fantasi karya Tere Liye yang tidak pernah tamat dan selalu saja ada lanjutannya. Bagaimana tidak, kalau di akhir cerita Serial Bumi pasti menggantung. Kini novel Serial Bumi memasuki seri ke-13 yang diterbitkan oleh Penerbit Sabakgrip. Mungkin beberapa di antara kalian ada yang sedikit terkejut, jika SagaraS dan Bibi Gill tidak diterbitkan oleh Penerbit Gramedia Pustaka. Untuk alasan mengapa tidak diterbitkan oleh Gramedia Pustaka, silahkan bertanya pada pengarangnya yakni Tere Liye.
Novel SagaraS merupakan novel ke-13 dari Serial Bumi. Untuk novel ke-12 Serial Bumi berjudul Bibi Gill, tapi tenang, meski kedua cerita ini berkaitan, namun kalian masih bisa dengan tenang membaca SagaraS tanpa terlebih dahulu membaca Bibi Gill.
Premis pada novel SagaraS ini adalah pencarian identitas orangtua Ali yang selama ini tidak pernah diketahui bahkan oleh pembaca sekalipun. Semua tentang masa lalu Ali dan siapa kedua orangtuanya ada di novel ini. Bahkan sebagai sekuel, SagaraS juga sedikit menjawab tentang Ekspedisi Klan Aldebaran yang sebelumnya sudah pernah disinggung pada spin-off Serial Bumi yang berjudul Ceros dan Batozar. Selain itu, novel ini juga membuka jawaban siapa penduduk asli Klan Bumi sebelum akhirnya menjadi klan yang primitif.
Novel SagaraS juga menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Penggunaan sudut pandang orang ketiga serba tahu ini telah digunakan pada novel Serial Bumi ke-10 yang berjudul Si Putih. Latar tempat pada novel SagaraS ini sedikit berbeda dari novel-novel sebelumnya, dimana latar tempat novel ini tidak menampilkan berbagai pemandangan indah dari klan-klan lain. Novel ini murni menampilkan latar ruang putih yang merupakan gerbang Klan SagaraS meski pada akhirnya sedikit menampakkan pemandangan Klan SagaraS walau sekilas.
Selain itu, cerita ini penuh dengan pertarungan seperti tantangan kalau berhasil silahkan lanjut ke level berikutnya, kalau gagal maka akan dianggap kalah. Tidak seperti cerita-cerita sebelumnya yang menampilkan berbagai aksi sekaligus petualangan yang luar biasa dilakukan oleh Ali, Raib, dan Seli dengan berbagai mentor seperti Ily dan Batozar.
Untuk penokohan sendiri tetap dengan tokoh utama Raib yang ditemani oleh Ali, Seli, dan Batozar. Biasanya Raib dan Ali sering kali berselisih, tetapi pada SagaraS mereka jarang berselisih lebih banyak diam. Novel SagaraS memang difokuskan pada emosional tokoh Ali, dan pembaca juga akan melihat sisi Ali yang lebih cenderung diam—bukan berarti tidak melakukan apapun. Selain itu, juga terdapat kameo seperti N-ou yang muncul diingatan kucing kesayangan Raib, Si Putih.
Untuk penilaian novel SagaraS adalah 3/5 karena lebih cenderung berisi pertarungan dan tidak menampilkan petualangan seperti novel-novel sebelumnya sehingga ciri khas yang selalu membawa pembaca berpetualangan kini tergantikan oleh pertarungan penuh di ruang yang serba putih. Meski begitu yang dulu sempat menjadi pertanyaan siapakah orangtua Ali, kini terjawab pada novel ini.
Simak Blurbnya
Akhirnya. Siapa orang tua Ali dijawab di buku ini.
Ali, bertahun-tahun, berusaha memecahkan misteri itu. Raib dan Seli tentu tidak akan membiarkan Ali sendirian, mereka sahabat sejati. Dan jangan lupakan, Batozar alias Master B, dengan segenap kalimat kasar, seolah tidak peduli, dia selalu siap membela.
Tapi bagaimana jika misteri itu terhadang tembok kokoh SagaraS?
Dan mereka harus bertarung hidup-mati lima ronde melawan Ksatria SagaraS?
Jangan khawatir, kalian akan tersenyum lebar (dan boleh jadi sambil menangis), saat tiba di halaman terakhir buku ini.
Buku ini adalah buku ke-13 dari serial BUMI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H