Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nurani MKD, Bongkar Kecurangan Pilpres atau Menghukum Sudirman Said?

6 Desember 2015   09:47 Diperbarui: 6 Desember 2015   12:02 2790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sudirman Said (www.flobamora.net)"][/caption]Oleh : ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan

Twitter : @assyarkhan

Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI sudah berusaha keras menyelesaikan Kasus rekaman banyak Pejabat Negara dalam "Drama Freeport", Sudirman Said dan Bos Freeport sudah dipanggil MKD, Apa yang telah dilakukan MKD bisa Kita apresiasi sebagai sebuah kesungguhan terhadap kasus ini, Jikapun ada cibiran tak lebih dari sekelompok orang yang memiliki kepentingan agar salah satu baik DPR atau Pemerintah hancur, kebanyakan dari mereka adalah relawan dan Pro Jokowi.

Dalam sidang MKD, Nurani Pemutus perkara dalam dilema. Karena faktanya banyak pejabat yang ada dalam rekaman, tidak tanggung-tanggung Jokowi-JK dan terutama Luhut Panjaitan ada didalamnya dan diduga punya peranan penting dalam drama Freeport ini. Dilema yang Penulis maksudkan adalah Membongkar Kecurangan Piplres sebagaimana yang Luhut lakukan dengan menggerakan Intelijen, Polri dan TNI agar mengkondisikan menangnya Jokowi, menyebar isu dan pada akhirnya mencurangi hasil Pilpres atau menghukum Sudirman Said sebagai pengadu yang semua hal didalamnya rahasia sebuah Negara bernama Indonesia, karena terbongkarnya kecurangan Pilpres sebuah pertanda kiamat demokrasi dan legitimasi Jokowi sebagai Presiden sangat dipertanyakan, bisa-bisa tidak sah.

MKD sudah memanggil dan menyidang Sudirman Said sebagai Pelapor dan Saksi, Sudirman Said juga terbukti telah mengirimkan Surat Resmi kepada Bos Freepor agar memperpanjang PT Freeport di Indonesia, Apakah kemudian Drama Pencatutan nama Jokowi sebagai pengalihan Isu yang dilakukan oleh Sudirman Said yang telah mengirimkan Surat resmi perpanjangan? Maka sidang ini layak dinanti kelanjutannya.

Jika Jokowi tak memiliki Legitimasi, Menterinya tak memiliki Integritas dan Pejabat sekitar Presiden tak memiliki moralitas wajar saja ketika Jokowi mau berpidato di Paris lalu ditinggalkan banyak pimpinan Negara di Dunia. Memilukan sekaligus memalukan.
Semua orang harus adil, Jujur dan bijaksana menilai kasus Freeport ini, Walau bagaimanapun perang PDI-P sebagai Partai Pemerintah dan lawan Politiknya yang saat ini menduduki jabatan strategis di DPR sangat ketara. Kebanyakan Projo menilai dengan kepentingannya demikian juga lawan politiknya, semuanya adalah kepentingan sesaat dan menyesatkan.

Jika kesalahan-kesalahan ini datang bertubi-tubi dari Pemimpin bangsa ini dapat dikatakan yang salah adalah Bangsa Indonesia sendiri, Mengapa Anda memilihnya menjadi Presiden, Mengapa Anda memilihnya menjadi Wakil Presiden, Mengapa Anda memilihnya menjadi Anggota Dewan? Artinya, Jika ada yang bisa disalahkan maka Andalah yang paling bersalah telah memilih mereka.

Kita nantikan, Nurani MKD antara membongkar tuntas kecurangan Pilpres atau Menghukung Sudirman Said yang membocorkan rahasia Negara ke Publik jika strategi kecurangan Pemilu dianggap sebagai rahasia Negara.

Sumber :

Rekaman Sudirman Said, Pintu Masuk Bongkar Kecurangan Pilpres 2014

MK Diminta Netral Dalam Sengketa Pilpres 2014

MKD Bisa Panggil Paksa Riza Chalid

MUI : Pemerintah Hendaknya Menjaga Kepercayaan Rakyat

Kabinet Kerja Jokowi Tidak Ada Yang Benar

Yusril : Jika Menterinya Goblok, Presidennya Lebih Goblok

 

Jakarta, 6 Desember 2015

ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun