Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Masihkah Kita Bisa Berharap pada Partai Politik? (Video)

21 Januari 2014   21:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:36 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_307388" align="aligncenter" width="574" caption="Jangan Pernah Berhenti Untuk Berharap (wallpaperkeren18.blogspot.com)"][/caption]

Follow Me : @assyarkhan

Masihkah Kita Bisa Berharap Pada Partai Politik? Inilah pertanyaan yang banyak muncul dibenak kita setelah terbukti bahwa Kader-Kader Partai terjerat kasus korupsi, Terys Apa yang bisa kita harapkanpada Pemilu 2014 9 April mendatang? miris memang ketika melihat data yang dirilis oleh @PilkadaUpdate,PDIP menjadi Juara 1 Partai Terkorup, disusul Golkar sebagai runner up.

[caption id="attachment_307389" align="aligncenter" width="599" caption="Daftar Partai Juara Korupsi (@pilkadaupdate)"]

13903121012139741625
13903121012139741625
[/caption]

Berikut ini daftar dari Partai yang Juara Korupsi diurut dari yang paling banyak kasusnya :

1. PDI-P= 84 Kasus 2. GOLKAR= 60 Kasus 3. PAN = 36 Kasus 4. DEMOKRAT = 30 Kasus 5. PPP = 13 Kasus 6. PKB = 12 Kasus 7. HANURA= 6 Kasus 8. GERINDRA = 3 Kasus 9. PBB = 2 Kasus 10. PKS= 2 Kasus 11. PKPI = 1 Kasus

Data selengkapnya nama-nama yang terjerat kasus korupsi dan dari partai mana bisa di cek di link ini http://chirpstory.com/li/184257

Saat ini, sebagian rakyat Indonesia sedikit sekali percaya pada Partai Politik dengan banyaknya kasus, Sebagian besar Partai-Partai yang berkasus disebabkan salah dalam proses rekrutment, tidak ada pembinaan kader dan tidak menghukum secara tegas kader yang bermasalah. Sehingga besar sekali kemungkinannya mendapatkan politisi yang bermoral buruk.

Pemilu 2014 tinggal menghitung hari, Apakah Kita bisa berharap ada perubahan di Pemilu 2014 mendatang? Sebagai orang-orang yang beriman tidak layak untuk berputus asa dan tidak boleh kehilangan harapan, Penulis menjadi teringat pada program MetroTV dngan judul program FORUM INDONESIA, ketika Pembawa acara mengatakan PARTAI PHP = Pemberi Harapan Palsu, hanya Hidayat Nurwahid Dewan Syuro PKS yang hadir pada program tersebut memiliki kepanjangan yang berbeda, Menurutnya PARTAI PHP = Pemberi Harapan Panjang, karena merubah bangsa ini tidak bisa dengan berputus asa melainkan terus bekerja dan karena mau tidak mau, suka atau tidak suka Negeri ini tetap melakukan Pemilu, artinya semua warga negara Indonesia yang merasa memiliki Negara dan Bangsa ini wajib mengikuti Pemilu yang sudah ada tersebut.

Sikap apatis, permisif tidak akan menjawab persoalan bangsa ini, setidaknya masih ada Partai-Partai yang relatif masih baik dari yang buruk, Islam mengajarkan kepada Kita untuk melihat dan memutuskan perkara dengan melihat mana yang lebih kecil mudharatnya dan mana yang lebih besar maslahatnya, mana yang paling buruk dan mana yang terlihat masih besar kebaikanya.

Jika Saya ditanyaapakah Saya masih percaya pada Partai Politik? Saya masih percaya, karena setidaknya keyakinan Saya mengajarkan pasti ada yang sedikit lebih baik dari yang buruk, ada yang masih besar kebaikannya daripada keburukanya, dan itu pantas untuk dipilih. Menurut Saya : Harapan Itu Masih Ada, 2014 Saatnya Bangkit

Jakarta, 21 Januari 2014

ADI SUPRIADI / Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun