Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gandeng Din Syamsudin, Cara PDI-P Menangkan Jokowi-Ahok?

29 Juli 2012   00:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:29 2150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_196942" align="aligncenter" width="460" caption="Din Syamsudin (pkstambakrejo.blogspot.com)"][/caption]

Follow Me : @assyarkhan

Semoga Anda sudah membaca Artikel Saya “Lucu Aja Cara Ahok Melawan Arus Isu Sara”, Disana Saya membahas soal bagaimana cara tim sukses Jokowi-Ahok dalam hal ini PDI-P untuk menangkis begitu besarnya Arus Opini yang sedang berkembang di masyarakat, Cuma caranya menurut Saya tidak cerdas dan mudah ditebak, serta cara ini bisa jadi boomerang buat Jokowi-Ahok.

Tapi, Perlu Anda ingat Acara Tauziah ini menurut Saya adalah Cara “Cerdik” PDI-P untuk memenangkan Jokowi-Ahok Pada putaran kedua? Memang Ada Apa? Sebelum Saya jawab Anda boleh menjawab lebih dulu “Itukan Suka-Suka Panitia Acara”. Hei Hei..Semua Acara yang dibuat Politisi tidak akan lepas dari muatan politis itu catatan pentingnya.

Pertanyaanya adalah Mengapa Bukan Said Aqil Siradj (Ketua PBNU) yang menjadi Penceramah pada Acara Tauziah yang diselenggarakan oleh PDI-P tersebut? Coba tanyakan Siapa Said Aqil? Said Aqil merupaka orang yang pernah “Menghalalkan” Nonton Video Porno atau pelopor dukungan terhadap kedatangan Lady Gaga di Indonesia yang kemudian ditentang KH Hasyim Muzadi dan NU Istiqomah. lainnya Artinya, Said Aqil adalah Icon Liberal Sekular melalui pemikiran-pemikiran sekular liberalnya walaupun seorang Muslim. Artinya? Sudah pasti sejalan dengan jokowi-Ahok, dalam Istilah Politik tak perlu bertanya lagi kemana dukungan NU, BANSER dan sebagainya. Sudah pasti “Dukungan” akan diberikan kepada Jokowi-Ahok. Ahok sebagai pencetus Pemisahan Ayat Konstitusi dan Ayat Suci dalam pengertian pemisahan urusan Agama dengan Politik (Baca : Liberal Sekular).

[caption id="attachment_196943" align="alignright" width="343" caption="Megawati - Taufiq Kiemas (detik.com)"]

13435217601984376565
13435217601984376565
[/caption]

Di Putaran Kedua, Jokowi-Ahok sudah tidak akan meragukan lagi kemana dukungan NU diberikan, dan kemungkinan besar 42 % adalah Suara Massa NU. Lalu, Muhammadiyah yang masih belum jelas arah suaranya, Sebelumnya Muhammadiyah secara emosional dekat dengan DR. Hidayat Nurwahid bahkan Didik J Rachbini. Momentum ini digunakan oleh PDI-P dan GERINDRA untuk “menyeret” Din Syamsudin kedalam “Kubangan” lumpur politik PDI-P untuk memuluskan jalan Jokowi-Ahok.

Apakah Din Syamsudin menyatakan dukungan, Ya Tidak mungkinlah karena Muhammadiyah adalah Ormas, tetapi dengan di undangnya Din Syamsudin oleh PDI-P untuk memberikan opini public terkait kedekatan PDI-P dengan Muhammadiyah serta datangnya Din Syamsudin dalam hal ini merupakan keberhasilan Tim Sukses Jokowi-Ahok.

Kompas.com Memberitakan PDI-P mengadaakan Acara PDI-P dengan Penceramah DR. Din Syamsudin (Muhammadiyah) dihadiri pula oleh Ahok yang kemudian dibesar-besarkan media sebagai bentuk tepisan Ahok terhadap Isu Sara yang menerpanya. Terjebakkan Din Syamsudin? Anda Simpulkan Sendiri

Sumber :

Kompas : Undang Din Syamsudin Di Tauziah Ramadhan, Cara Ahok Menepis Isu SARA

Eramuslim : Habib Anjurkan Said Aqil Siradj Nyantri Kepada KH Hasyim Muzadi

Kabarnet : Soal Lady Gaga, NU Istiqomah Menentang NU Liberal

Bandung, 29 Juli 2012

ADI SUPRIADI (Assyarkhan)

Baca Juga Artikel Saya yang lainnya :

Lucu Aja Cara Ahok Melawan Arus Isu SARA

PBNU Halalkan Nonton Video Porno

Blunder Lagi, Ahok Remehkan Ayat Suci

Bersinergilah Wahai Bangsaku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun