Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Politik

Soal Capres, Langkah Awal Marzuki Ali Membunuh Lawan Politiknya

10 Juli 2012   05:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:07 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_193401" align="aligncenter" width="600" caption="Marzuki Ali (inilah.com)"][/caption]

Pernyataan Marzuki Alie yang dirilis banyak media di Indonesia termasuk kompas saat ini banyak dibicarakan di berbagai media Citizen dan forum adalah soal Pencapresan Para Pengusaha, Ini menarik karena sampai saat ini semua kandidat Capres diluar Demokrat adalah Para Pengusaha, sebut saja Hatta Rajasa, Abu Rizal Bakrie, Yusuf Kalla, Prabowo, atau Partai baru NASDEM juga memiliki Surya Paloh dan Hary Tanoe dimana semuanya Pengusaha.

Pertanyaan adalah apakah Demokrat tidak akan mencalonkan Anas Urbaningrum yang juga Pengusaha, buktinya Anas tersangkut kasus Hambalang dan Wisma Atlet karena Anas seorang Pengusaha atau IBAS (Anak Yudhoyono) yang juga adalah Pengusaha. Jadi, Marzuki Alie memiliki kepentingan apa dengan pernyataan ini? atau sebuah sinyalemen bahwa Partai Demokrat akan menjadikan Dahlan Iskan sebagai Capres? Bukankah Dahlan Iskan juga seorang Pengusaha? Jadi Siapa Capresmu Marzuki Alie.

Indonesia saat ini “dikuasai” Cukong-Cukong atau bahasa lainya Pengusaha. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Saja misalnya memiliki Dewan Pembina Hilmi Aminuddin seorang Pengusaha, atau Sekretaris Jendralnya Anis Matta juga pengusaha, apalagi Partai lainnya lebih banyak lagi hanya saja terpublikasi atau tidak.

Pertanyaan Saya, Siapa kandidat Capres yang bukan Pengusaha? Megawati? Taufiq Kiemas? Ah, Semuanya juga pengusaha baik itu di kelola sendiri maupun oleh anak cucunya. Jokowi? Pengusaha. Alex Noerdin? Pengusaha. Semuanya Pengusaha. Politisi itu hampir semua menjadi pengusaha.

Soal Ide bahwa sulitnya memisahkan kepentingan Pengusaha dan Kepentingan Presiden (Rangkap Jabatan) Saya setuju, jangankan demikian Memisahkan kepentingan Partai dan Kepentingan Presiden saja tidak bisa.

Sesungguhnya bukan soal menjadi pengusaha atau tidaknya, melainkan soal apakah seorang Capres itu memikirkan bangsa Negaranya atau tidak sehingga dia tidak main-main mengurus rakyatnya dan seorang capres itu mau bertanggungjawab atau tidak kepada Allah Swt, sehingga dengan demikian mau jadi pengusaha pun tidak akan menjadi masalah selama dia berpegang teguh pada Tali Agama Allah dan tidak. Bukan soal apakah dia pengusaha atau bukan yang terpenting memiliki Integritas moral yang tingg, dan inilah yang dicontohkan para Khalifah Abu Bakar, Usman dan Ali dimana para Sahabat Rasulullah SAW ini semuanya Pengusaha kaya tetapi sukses dalam memimpin Negara dan tidak ada kepentingan pribadi dalam kepemimpinan mereka.

Pernyataan Marzuki Ali terkait pemimpin-pemimpin kita kalau bisa dari kalangan profesional, tetapi tidak berbisnis. Kalau ada yang jadi pemimpin dan business man, susah memisahkannya disampaikannya pada Sidang AIPA Executive Committee Meeting dan 9th AIFOCOM, di Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (9/7/2012). (Kompas).

Dengan demikian Marzuki Ali merencanakan Pembunuhan terhadap karakter lawan politiknya yang rata-rata pengusaha, kalo yang dimaksud Marzuki Ali adalah Aburizal Bakrie Saya masih setuju karena memang Aburizal Bakrie telah menyengsarakan Rakyat dengan Lumpur Lapindo, tidak layak menjadi Capres, tetapi kandidat lain belum tentu berdosa seperti Aburizal Bakrie.

Bandung, 10 Juli 2012

Assyarkhan.com Pena Runcing Adi Supriadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun