Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bahkan Rasulullah SAW Pun Pernah Galau (Bag-1)

6 Juli 2012   17:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:14 8504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_192808" align="aligncenter" width="614" caption="Bahkan Rasulullah SAW Pun Pernah Galau (lanieskingdom.blogspot.com)"][/caption]

Artikel ini tidak bermaksud merendahkan derajat Rasulullah SAW, perlu di ingat bahwa Rasulullah SAW pun merupakan manusia biasa seperti kita, hanya saja Rasulullah diberi keistimewaan sebagai Nabi dan Rasul utusan ALLAH dan dijamin syurga ini harus diyakini penuh.

Dalam artikel ini hanya untuk mengkaji sisi manusiawi Rasulullah SAW bahwa beliaupun pernah berkali-kali “galau”. Anda tentu sangat hafal QS Ad-Dhuha. Coba kita lihat bersama petikan ayat-ayatnya :

Terjemahan Surat Ad-Dhuha

1.Demi waktu matahari sepenggalahan naik,

2.Dan demi malam apabila telah sunyi (gelap),

3.Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu

4.Dan Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)

5.Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi puas.

6.Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?

7.Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.

8.Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.

9.Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu Berlaku sewenang-wenang.

10.Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.

11.Dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu siarkan.

Dalam asbabunnuzul QS. Dhuha ini, Imam Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Abdullah bin Syaddad, bahwa Siti Khadijah berkata kepada Nabi saw., "Sesungguhnya aku melihat bahwa tiada lain Rabbmu telah meninggalkan kamu." Lalu turunlah ayat tersebut. Imam Ibnu Jarir mengetengahkan pula hadis lainnya melalui Urwah yang menceritakan, bahwa malaikat Jibril "terlambat" datang kepada Nabi saw. maka Nabi saw. merasa sangat berduka cita. Makna terlambat ini adalah Jibril telah lama tidak datang kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW pun galau sang "kekasih" telah lama tidak muncul-muncul. Kangen...

Selanjutnya Siti Khadijah berkata, "Sesungguhnya aku memandang bahwa Rabbmu membencimu karena sikapmu yang selalu kelihatan berduka cita itu", lalu turunlah ayat tersebut. Kedua hadis tersebut perawinya adalah orang-orang yang dapat dipercaya dan predikat kedua hadis tersebut sama-sama mursal.

Hafiz Ibnu Hajar memberikan komentarnya, menurut pendapat yang kuat ialah bahwa masing-masing dari Umu Jamil dan Siti Khadijah benar-benar mengatakan hal tersebut. Hanya saja Umu Jamil mengatakannya atas dorongan kebencian, sedangkan Siti Khadijah mengatakannya karena ikut berduka cita.

Ini yang Saya maksudkan dengan “Galau” nya Rasulullah SAW, Galau itu identik dengan makna merana, sedih, pilu, berduka, jika Anda melihat Asal Usul turunnya Firman Allah SWT (QS. DHUHA ) ini jelas bahwa Allah SWT ingin memberikan hiburan kepada Rasulullah SAW yang sedang bersedih (baca: Galau)

Mengapa Rasulullah SAW sampai Galau dalam kisah ini? karena Rasulullah SAW merasa cukup lama tidak di datangi Jibril yang biasanya menemaninya dan menyampaikan Firman Allah, Rasulullah bersedih dan bertambah sedih lagi ketika setanpun datang dan mengatakan "Hai Muhammad! Aku tidak berpendapat lain kecuali aku yakin bahwasanya Tuhan telah meninggalkanmu " Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Demi Waktu Dhuha, dan demi malam apabila telah sunyi. Rabbmu tiada meninggalkan kamu dan tidak (pula) benci kepadamu." (Q.S. Adh Dhuhaa 1-3).

Dalam surah ini, Allah swt menurunkan kasih sayang dan melimpahkan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad saw. Allah ingin mengobati penderitaan yang dialami oleh Nabi Muhammad saw. sekaligus memberikan ketenangan dan keyakinan kepadanya.

Ad-Duha diturunkan secara khusus untuk Nabi Muhammad saw. Surah ini untuk menghibur, menyenangkan dan menenangkan hati beliau yang sedang kesusahan karena ejekan-ejekan dari kaum kafir Quraisy.

Dalam beberapa riwayat, diceritakan bahwa Nabi Muhammad saw. menderita sakit hingga membuatnya susah bangun. Beliau berbaring ditempat tidurnya dan tidak bangun untuk salat Tahajud semalam atau dua malam. Kemudian datanglah seorang wanita musyrik dan berkata, “wahai Muhammad, aku melihat setanmu telah pergi meninggalkanmu.”

Sufyan Ibnu Uyainah meriwayatkan bahwa malaikat Jibril tidak datang membawa wahyu kepada Nabi Muhammad saw. sekitar lima belas hari. Lamanya wahyu tidak turun itu membuat orang-orang kafir mengatakan, “Muhammad telah ditinggalkan oleh Tuhannya.”

Berikut ini sebuah hadis yang menceritakan asbabun nuzul surah ad-Duha baca dan perhatikan baik-baik

Artinya :

Dari Junduh, dia berkat, “Nabi saw. menderita sakit hingga dia tetap berbaring di tempat tidurnya dan tidak bangun untuk salat Tahajud semalam atau dua malam. Kemudian, datang seorang wanita dan berkata, “Wahai Muhammad, aku melihat setanmu telah pergi meninggalkanmu.” Lalu, Allah swt. Menurunkan surah ad-Duha ayat 1-3 ersebut (demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah), dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu).” (HR. Ahmad no. 18051)

Artinya :

Dari Hakim bin Hizam r.a. bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, “Tangan di atas (orang yang memberi) lebih baik daripada tangan dibawah (orang yang meminta). Dahulukanlah orang-orang yang menjadi tanggunganmu. Sesungguhnya sebaik-baik sedekah adalah sedekah yang dikeluarkan oleh orang yang mempunyai kelebihan. Siapa saja yang menjaga kehormatan dirinya maka Allah akan menjaganya dan siapa saja yang merasa cukup maka Allah akan mencukupkannya.” (H.R. al-Bukhari no. 1338 dan Muslim no.1716)

Beberapa Point tentang Galaunya Rasulullah SAW :

1.Galaunya Rasulullah saat merasa seakan-akan Allah meninggalkannya

2.Saat Galau Rasulullah SAW tidak mengadu kepada manusia (baca : Facebook) tetapi Rasulullah SAW mengadu hanya kepada Allah

3.Rasulullah Galau karena tidak bisa beribadah Tahajud karena Sakit, Allah memberikan hiburan kepada hatinya jika tidak sempat Tahajud karena sakit dan Uzur maka ada Dhuha sebagai ibadah tambahan bagi hamba yang bersyukur.

So, Bahkan Rasulullah SAW pun pernah Galau.

Sumber:

Asbabun Nuzul

Facebook

Sholat-Dhuha.com

Zairiblog

Bandung, 7 Juli 2012

Adi Supriadi (Assyarkhan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun