Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Liberalisme Indonesia & Ancaman Terhadap Nilai Luhur Bangsa (Renungan Hari Kesaktian Pancasila)

2 Juni 2012   18:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:28 2767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_185370" align="alignright" width="358" caption="Pemuja Liberalisme Samahalnya Pemuja Setan, Setan yang memiliki karakter ingin bebas dari aturan Tuhan, Membangkang dari Aturan Tuhan dan akhirnya berusaha mengajak Hamba-Hamba Tuhan yang lain mengikuti Jalannya (kanal2.wordpress.com)"][/caption]

Follow Me : @assyarkhan

Inilah gambaran terkini Indonesia, sejak lama Penulis sudah sering menyampaikan jika di Eropa, Faham liberalism, Pluralisme dan Sekulerisme sudah mulai ditinggalkan karena menimbulkan banyak bencana kemanusiaan termasuk didalamnya Korupsi dan hidup menghalalkan segala cara, bahkan di Turki saat ini kaum Liberal Sekuler ditempatkan pada sebuah pulau khusus karena pemikiran mereka sudah tidak berlaku lagi di tengah-tengah masyarakat Turki hari ini. Dan Partai berbasis Islam pun menjadi idola disana setelah lama ditinggalkan masyarakat Turki. Karena sebelumnya Turki dalam cengkraman Sekular liberalisme. Dan kini, Turki kembali pada sistem berbasis agama.

Indonesia, lagi-lagi dalam kondisi selalu yang “galau” dan “bingung”, ketika semua orang meninggalkannya Indonesia baru mulai menyerapnya dan penulis melihat jika eropa mulai maju dengan meninggalkan liberal sekulerisme, Indonesia dalam ancaman jurang kehancuran seperti halnya Eropa sebelumnya. (Pembaca bisa chek Artikel Penulis tentang bagaiamana Fancis, Belanda, Inggris mulai ingin menerapkan agama dalam sistem pemerintahan).

Sekali lagi, Indonesia dalam ancaman kekuatan “Jahat” yang sangat berbahaya untuk pertahanan nilai luhur bangsa, serbuan kebebasan tanpa batas dipayungi dengan sistem liberal sekulerisme dan bersembunyi dibelakang HAM dan Kebebasan berekspresi terjadi. Lihatlah bagaimana kini, RUU Keadilan Keseteraan Gender (RUU GKK) sedang digodok sebagai bentuk buah hasil dari perjuangan kelompok Liberal Sekuler Indonesia.

Soal kesetaraan Wanita dan Pria, Dalam Islam sudah bukan barang baru. Di Masa Sahabat, Aisyah adalah Pemimpin Perang, dan banyak ilmuwan wanita dari Islam. Tetapi yang menjadi pokok persoalan adalah ketika UU mencoba mengutak-atik Ayat Al-Qur’an dengan isu Kesetaraan. Soal wanita ingin jadi Supir bajaj, tukang ojek silahkan saja asal mampu dan bisa melindungi diri dan objek yang di ojeknya siapa, harus jelas. Tetapi, jika ada rencana membuat UU dengan melanggar Ayat-Ayat Suci Al-Qur’an merupakan sebuah kondisi yang kacau, misalnya demi kesetaraan jika laki-laki boleh 4 istri maka kaum feminis mintanya perempuan boleh bersuamikan 4 orang, bahkan feminis menggugat HUKUM WARIS dimana dalam hal ini sepertinya laki-laki lebih diuntungkan bagi yang tak memahami Hukum Waris tersebut, berlombalah mereka menggugat Ayat Suci Al-qur’an dan mulai melakukan percobaan untuk melawan Ayat Suci tersebut dengan Ayat Konstitusi.

Selain Gelombang Feminisme membabi buta diatas, Liberalisme, Hedonisme dan Westernisme di Indonesia semakin hari semakin terasa,Dengan rencana dan dukungan kaum liberalisme untuk mendatangkan Lady Gaga, diskusi Irshad Manji dimana bukunya bertentangan dengan Ideologi keagamaan, Agama-agama baru yang tidak jelas, RUU Keadilan Kesetaraan Gender, Pernyataan salah satu Cagub DKI yang menyatakan tidak boleh ta’at pada ayat suci dan lebih baik ta’at pada Ayat Konstitusi merupakan fakta begitu besar serbuan Sekulerisme dan Liberalisme di Indonesia, padahal Di Negara-Negara lain sudah pada ditinggalkan.

Sebagai Negara Pancasila, Dengan Dasar KETUHANAN YANG MAHA ESA, Artinya Semua Bangsa meyakini bahwa Allah itu Esa dan menjadikan Agama sebagai kepribadian bangsa, semua agama mengajarkan mana yang baik dan mana yang benar, mana yang halal dan mana yang haram, Jika Ummat Islam mengkritisi dan memprotes penampilan Julia Perez, Agnes Monica pun pernah diprotes Gerejawan Indonesia terkait penampilannya yang super sexy bahkan hampir terbuka ketika menerima penghargaan AMI Award beberapa tahun yang lalu, Artinya sampai disini kontrol Agama sangat kuat dan ini harus dilestarikan, dan inilah sesungguhnya yang dicontoh bangsa lain dari bangsa Indonesia.

Penulis mengerti, Iblis memang tidak suka dikekang dengan aturan agama. Dan pengikut-pengikut Iblis biasanya menawarkan kebebasan seperti halnya Iblis menyatakan bebas untuk tidak melakukan Pengabdian kepada TUHAN, bahkan Iblis meminta Izin untuk mengajak manusia masuk Neraka buat menemaninya nanti. Itulah Iblis, dimana tidak mau diikat oleh ikatan agama. Ingin bebas sebebas-bebasnya tanpa batas.

Target Liberalisme, Pluralisme dan Sekulerisme berakhir pada Nihilisme sebagaimana dikatakan oleh Gus Hamid dari MIUMI. Setelah manusia bebas melakukan apapun sekehendaknya atas dasar kebebasan berfikir, kebebasan berbudaya dan kebebasan berekspresi tanpa batas, pada akhirnya target intinya adalah MENGHILANGKAN AGAMA. Agama akan termarginalkan demi kepentingan Syahwat kebebasan berekspresi menurut mereka. Padahal Dasar Negara kita jelas Pancasila dan Sila Pertama menyatakan tegas Ketuhanan Yang Maha Esa, yang tidak ingin diatur oleh Tuhan atau yang ingin bebas dari aturan Tuhan silahkan cari bumi selain bumi ciptaan Tuhan demikian Tuhan katakana dalam Ayat Suci.

Dampak terburuk dari marginalisasi agama adalah orang menjadikan agama hanya formalitas, bukan sebagai identitas, dia muslim tetapi tidak sholat ke masjid, dia kristiani tetapi tidak misa ke gereja dan yang lainnya pun begitu, inilah dampak terburuk dari kekuatan jahat tersebut dimana Eropa saja sudah meninggalkannya, karena ketika Liberalisme  diterapkan tingkat kegelisahan di Negara-negara tersebut meningkat tajam. Sehingga agamawan berkesimpulan ada yang salah selama ini yaitu kebanyakan mereka meningalkan agama, kini mereka berbondong-bondong menjadikan agama sebagai kekuatan baru dalam hidup mereka. Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia sedang terancam kekuatan jahat yang sudah ditinggalkan Negara-negara tersebut. Inilah renungkan Hari Kesaktian Pancasila kali ini. Semoga kita tetap selamat dunia akhirat dengan tetap berpegang teguh pada keyakinan kita masing-masing.

#Indonesia Indah Tanpa JIL

#Indonesiatanpajil

Bandung, 3 Juni 2012

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun