Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berkorban Itu Memudahkan Hidup

14 Oktober 2011   06:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:58 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_136818" align="alignleft" width="259" caption="Hanya Karena Allah Kita Bekerja"][/caption]

Berkorban itu memudahkan Hidup. Itulah buah dari beramal di dalam Islam. Alqur’an sebagai Firman ALLAH Swt menyatakan bahwa “Berqurban itu Memudahkan Hidup”, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (QS. Al Lail: 5-7)

Di dalam Tafsir Al Jalalain, “Barangsiapa yang menunaikan hak Allah dan bertakwa kepada-Nya, serta membenarkan kalimat “laa ilaha illallah”, maka ia akan dimudahkan menuju surga” (Tafsir Al Jalalain,596)

Berqurban dari apa yang dilakukan Ibrahim AS adalah Tauhid, makanya amalan Tauhid atau mengesakan ALLAH merupakan amalan paling Utama dan Pertama dalam Islam karena disanalah muara segala amalan lainnya. Berqurban sebagaimana diajarkan Nabi Ibrahim AS merupakan bukti bahwa Perintah ALLAH tidak boleh dibantah, tidak boleh ada penolakan, sebagaimana Ibrahim AS contohkan saat akan menyembelih Ismail anaknya. Ismail yang masih kecil itu mengatakan “Bapakku, Jika memang itu Perintah ALLAH maka laksanakanlah dan Aku Ridha”. Luar biasa bukan? Pengorbanan tertinggi adalah saat kita tetap bertahan pada mentahidkan ALLAH dikala kita berada diposisi ada peluang untuk bermaksiat dan kufur, jika kita tetap berada posisi beriman dikala peluang untuk tidak beriman itu ada maka itulah pengorbanan tertinggi.

Maka dari itulah kerusakan yang paling parah adalah syirik atau menyekutukan Allah. Ibnul Qayyim rahimahullah memberikan faedah ilmu yang amat berharga. Beliau rahimahulah berkata, “Tahun ibarat pohon. Bulan ibarat cabangnya. Hari ibarat rantingnya. Jam ibarat daunnya. Nafas ibarat buahnya. Barangsiapa yang hela nafasnya untuk ketaatan pada Allah, maka hasil dari pohonnya adalah buah yang baik. Barangsiapa yang hela nafasnya untuk maksiat, maka  buahnya adalah hanzholah (buah yang pahit). Setiap orang akan memetik buah dari hasil usahanya pada hari kiamat nanti. Ketika dipetik barulah akan ia rasakan manakah buah (hasil) yang manis dan manakah yang pahit.

Hal yang terlupakan oleh banyak orang adalah soal Ikhlas (Ridha) akan Mentauhidkan ALLAH, sehingga terlihat dari keringnya pembahasan tentang Taqdir, Coba Anda lihat bersama rukun ke-6 ‘Beriman Kepada Qadha dan Qadhar’ atau bahasa paling mudahnya beriman kepada Ketetapan(Taqdir) Allah.Perlu pemahaman yang mendalam tentang ikhlas dan tauhid, karena kedua hal ini akan menumbuhkan tanaman dalam hati, memunculkan cabang dalam amalan dan menghasilkan buah kehidupan yang baik di dunia dan kenikmatan yang abadi di akhirat. Sebagaimana pula buah di surga tidak mungkin seseorang terhalang untuk memperolehnya, begitu pula dengan buah dari ikhlas dan tauhid di dunia.

Jika kita melihat tingkah laku dan polah manasia disekitar kita, memandang remeh orang lain, memuliakan orang dengan membabi buta, memaki kondisi alam, mempertanyakan suhu dan iklim, menolak poligami, mendewakan akal, kesemua itu adalah fakta bahwa sungguh tidak fahamnya seseorang pada Ketetapan ALLAH pada hidupnya. Jika dia melakukan itu semua, maka sesungguhnya dia syirik kepada ALLAH. Kok Bisa? Ya Iyalah, ketika ALLAH menghalalkan kita mengharamkan artinya kita menentang sesuatu yang sudah ALLAH tetapkan, Misalnya Allah halalkan Poligami tetapi kita haramkan poligami, Allah halalkan jual beli kita malah mengalalkan Riba, ini hanya contoh dari sebagian besar perbuatan manusia yang “menduakan” Allah dengan menduakan Kebijakan dari ALLAH Swt.

Dari pernyataan Ibnul Qayyim Al Jauziah diatas yang mendasarinya adalah Surat Ibrahim yang artinya, “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.” (QS. Ibrahim: 24-26)

Apa yang ingin saya sampaikan dalam Artikel sederhana ini, Berqurban adalah memurnikan Aqidah dan Tauhid kepada Alllah, jika kita tidak yakin dengan Taqdir Allah dengan ketetapan-ketetepanNYA pada hidup kita, rasanya akan sangat percuma semua ibadah yang kita lakukan.Makanya ALLAH katakan bahwa bukan daging, darah dan tulang yang sampai padaku tetapi ketaqwaan kalianlah yang menjadi alat ukur keberhasilaan berqurban” , artinya tidak ubahnya seperti sholat dan puasa, memotong hewan qurban itu ritual yang memang harus dijalankan, tetapi sholat , puasa, dan memotong hewan qurban itu adalah aktifitas fisik, toh dasar semua itu adalah MENTAUHIDKAN ALLAH. Lihatlah Firman ALLAH “Jika kamu mempersekutukan (Rabbmu), niscaya akan hapuslah amalmu.” (QS. Az Zumar: 65)

Amalan apapun, seperti Sholat, Puasa, Zakat, Shodaqoh, Berqurban, Haji bisa jadi sia-sia dikarenakan perbuatan syirik. Jadikanlah perhatian utama dalam aqidah dan tauhid sebelum sibuk memperhatikan amalan lainnya. Jika tauhid ini telah baik, maka itu akan membuahkan amalan kebaikan lainnya dan terus membuahkan kebaikan selanjutnya.

Dan berqurban adalah syimbol dari rasa pengorbanan kita akan apapun didunia ini hanya untuk satu hal MENGESAKAN ALLAH, itu saja. Insya ALLAH Berqurban sebagaimana yang saya maksudkan dalam Artikel ini akan memudahkan Hidup kita dengan janji ALLAH tentunya.

Bandung, 14 Oktober 2011

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)

Seorang Writer,Trainer,Public Speaker dan Entertainer. Punya Kakek Seorang Penulis, Ibu Seorang Penulis dan Istri Seorang Penulis. Pernah Menjadi Jurnalis Sekolah, Kampus, dan Radio. Tulisan baru terbit di Pontianakpost, Banjarmasinpost, Kayongpost, Sriwijayapost, Balipost, Acehpost dll. Cita-cita ingin tulisannya bisa dimuat di KOMPAS, REPUBLIKA & TIME dan menjadi Jurnalis AlJazeera atau CNN. Anda dapat menghubungi via 081809807764/085860616183 YM: assyarkhan / FB: adikalbar@gmail.com / Twitter : @assyarkhan / GoogleTalk: adikalbar /Skype: adi.rabbani / PIN BB : 322235A9

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun