Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Politik

PKS Tidak Di Setgab Lagi, Mengapa Anda Bingung?

4 April 2012   05:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:03 1663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_172626" align="alignright" width="300" caption="Jafar hafsah Dkk Kader Demokrat Menekan SBY Untuk Memecat PKS (vivanews.com)"][/caption]

Ada yang menggelitik hati saya membaca beberapa informasi hari ini baik di Kompas, Detik dan Kompasiana. Berita yang menarik untuk dikupas salah satunya adalah kebingungan Daniel H.T dengan Artikelnya ““PKS Tidak di Setgab Koalisi Lagi, Tetapi Tidak Dikeluarkan”. Siapa yang Tidak Bingung?” begitu tanya Daniel .HT.

Apa yang membuatnya bingung? Tidak lebihdari sekedar sebuah berita yang diturunkan Detik.com yang berjudul “Nasib PKS di Koalisi Berakhir, Tapi Tidak Ada Istilah Dikeluarkan”, di dalam berita tersebut diinformasikan bahwaSekretaris Setgab Partai Koalisi Syarief Hasan mengumumkan kepada wartawan hasil dari rapat pimpinan parpol koalisi dengan Presiden SBY, Selasa, 3 April 2012, di kediaman SBY di Puri Cikeas, Cikeas, Bogor. Hasil rapat para pimpinan parpol koalisi (minus PKS) itu kata Syarief menghasilkan bahwa nasib PKS di Setgab Koalisi sudah berakhir. PKS sudah tidak termasuk di Setgab Koalisi. Sekarang hanya ada lima parpol koalisi, yakni Partai Demokrat, Partai Golkar, PAN, PPP, dan PPP, katanya. Tetapi, ketika wartawan bertanya, “Jadi, pastinya kapan PKS mulai dikeluarkan?” Syarief menjawab, “Tidak ada istilah dikeluarkan. Memang semua sudah berakhir”.

Kemudian Daniel HT bertanya “Ini sebenarnya maksudnya bagaimana, sih? PKS sudah dinyatakan tidak lagi termasuk dalam Setgab Partai Koalisi, tetapi bukan dikeluarkan?

Kemudian Daniel HT menyimpulkan “Inilah cerminan dari suatu ketidaktegasan, suatu keputusan yang diambil dengan penuh keraguan dan tidak percaya diri. Hanya untuk menegaskan “dikeluarkan” saja tidak berani

[caption id="attachment_172627" align="aligncenter" width="448" caption="Kontrak Koalisi Antara Dewan Pembina Hilmi-SBY (ideguenews.com)"]

13335146851337060461
13335146851337060461
[/caption]

Terlebih lagi Politisi PKS Yudi Widiana mengatakan PKS tidak akan menanggapi pernyataan dari Syarief Hasan (yang notabene hanya seorang Sekretaris Setgab Partai Koalisi). Yang diharapkan PKS adalah (keberanian) Presiden SBY sendiri yang menyatakan secara jelas dan pasti tentang status PKS tersebut.

Kalau yang bicara bukan SBY, tidak perlu ditanggapi serius. Karena mereka hanya mencari panggung, ” kata Yudi (detik.com).

Partai DEMOKRAT Yang Galau

Dari sejak awal Saya memperhatikan gerak-gerik Partai Politik Koalisi Demokrat, Golkar, PKS, PPP, PKB, PAN memang banyak hal yang perlu disampaikan kepada public, entahlah Demokrat tidak memahami koalisi atau berpura-pura tidak faham. Jika Anda mencari informasi dengan kata kunci Demokrat-PKS, maka Anda akan menemukan banyak kata-kata negative dari Demokrat kepada PKS, sepertinya itu “Benci” sekali kepada PKS dan PKS menanggapinya dengan dingin dan Santai. Ketidaksukaan Partai Demokrat kepada PKS merupakan lagu lama, Saya tidak mau berbicara apakah SBY terlalu banyak memberikan jatah menteri kepada PKS atau lebih kepada adanya gerakan bawah tanah yang sudah merasuki Demokrat. Perlu dipahami public Partai Demokrat hari ini secara diam-diam memasukan Aktivis Liberal Sekulerisasi Indonesia, sebut saja misalnya dedengkotnya adalah “Ulil Abshar Abdalah”, diantara pengikut lainnya ada Ahmad Mubarok, Sutan Bathugana, Marzuki Ali walaupun tidak seberat Ulil Abshar Abdalah. Sedangkan PKS tidak menyukai Sekulerisme, Liberalisme yang mana hal ini sedang diperjuangkan oleh kelompok Liberal Sekuler, makanya yang selalu mengompori untuk mendepak PKS selalu saja Ulil, Ahmad Mubarok, Syarif Hasan, Anas, Ruhut, Ahmad Mubarok dan Kelompok Liberal Sekuler lainnya. Saya pastikan mereka “benci” kepada PKS yang pasti menghalangi proses sekulerisasi Indonesia.

[caption id="attachment_172628" align="alignright" width="336" caption="Koalisi Sebenarnya PKS-SBY"]

1333514745652300761
1333514745652300761
[/caption]

PKS Berkoalisi Dengan Siapa?

Jika banyak pertanyaan seperti dari Daniel HT atau tulisan dari Suri Adnya yang Puas dengan PKS di Pecat dari Setgab bersamaan mengembangkan Opini PKS tidak punya pendirian, bahkan PKS di cap Hipokrit tidak sesuai perkataan dengan perbuatan menurut Saya tidak lebih hanya opini seorang Adnyana. Mengapa? Karena sepemahaman Saya memantau perkembangan dari awal koalisi terbentuk sesungguhnya PKS tidak berkoalisi dengan Partai Demokrat tetapi berkoalisi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Anda masih ingat bukan ketika Deklarasi Pasangan SBY-Budiono di Bandung? PKS merupakan Partai terakhir yang menjadi koalisi SBY, saat sebelum berangkat ke lokasi Deklarasi, SBY mengajak Hilmi Aminuddin (Dewan Syuro PKS) untuk bertemu di sebuah hotel, disanalah terjadi pembicaraan empat mata antara sesama Dewan Pembina. Saya tidak mengerti memang mereka membahas apa? Yang jelas Perkiraan Saya Hilmi Aminuddin menawarkan kontrak Koalisi yang harus disepakati oleh SBY jika meminta PKS ikut bergabung, salah satunya adalah Ikut berpartisipasi dalam Pembebasan Palestina dan PKS siap berjuang dengan SBY hingga akhir pemerintahannya, selain itu Perkiraan Saya ketika PKS dan SBY menandatangani kontrak koalisi, PKS menegaskan akan berada di posisi Koalisi yang Kritis dan Membangun. Bukan Koalisi yang diperlihatkan oleh Partai-partai lainnya yang “Nggih….Nggih…Nggihh”.

Jadi, Menurut Saya. Jika ditanya Apakah SBY berani memecat PKS? Saya jawab kemungkinan bukan soal Beranit atau tidaknya SBY, melainkan “perjanjian” SBY bukan juga dengan PKS tetapi perjanjian sesama DEWAN PEMBINA. Jika semasa Dewan Pembina saling bersepakat sebagai orang tua, mungkinkah anak-anaknya (partai-partai koalisi) membangkang?.

[caption id="attachment_172632" align="aligncenter" width="500" caption="PKS-SBY (inilah.com)"]

13335157691026535830
13335157691026535830
[/caption]

Sederhananya begini SBY memang Partai Demokrat, tetapi Demokrat tidak bisa mendikte SBY. Makanya Politisi PKS selalu mengatakan bahwa jika bukan pernyataan SBY maka hanya pepesan kosong dan hawa nafsu sebagian kecil orang-orang liberal sekuler di Partai Demokrat.

Pembentukan Opini yang mengada-ada menurut Saya ketika Daniel H.T menyatakan bahwa PKS dari awal sudah menyetujui kenaikan BBM kemudian berubah, kemudian menghakimi PKS menjadi Partai Kecil, lucu Saya membacanya. Mengapa? Karena opini seperti ini sudah lama dimainkan oleh kader-kader partai Demokrat kepada PKS. Sepemahaman Saya PKS sejak dari awal tidak setuju dengan kenaikan BBM dan berakhir tetap tidak setuju dan ini yang dinyatakan Effendi Ghazali di Metro TV dan bisa dibuktikan dengan menelusuri berita PKS terkait BBM di google.com.

Sedangkan sikap KRITIS nya PKS terhadap Pemerintah merupakan bagian dari perjanjian Koalisi yang ditanda tangani sesama Dewan Pembina (SBY-Hilmi). Nah, Masihkah Anda Bingung? Atau mau berpura-pura bingung? Atau menggring Pembaca (baca-rakyat) bingung juga? Lagu lama yang sumbang menurut Saya. Berhentilah membuat Dagelan Politik, karena suara rakyat tidak bisa dibeli dengan Opini.

Mengapa? Dari hasil bacaan Saya di media berulang kali PKS mengatakan tidak mempermasalahkan jika sekalipun SBY dengan bujukan Demokrat untuk mengeluarkan PKS dari Koalisi.

[caption id="attachment_172633" align="aligncenter" width="619" caption="Massa Pemilih PKS (bacadulu.com)"]

13335158191988536506
13335158191988536506
[/caption] Video PKS Siap Di Luar Koalis

Bandung, 4 April 2012

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)

Seorang Writer,Trainer,Public Speaker dan Entertainer. Punya Kakek Seorang Penulis, Ibu Seorang Penulis dan Istri Seorang Penulis. Pernah Menjadi Jurnalis Sekolah, Kampus, dan Radio. Tulisan baru terbit di KayongPost, Pontianakpost, Banjarmasinpost, Tanjungpurapost, Sriwijayapost, Balipost, Acehpost, Kompas, Republika, Sabili dll. Cita-cita ingin menjadi Jurnalis AlJazeera atau CNN dan bisa menulis jurnal di TIME dan Wartawan Washingtonpost. Anda dapat menghubungi via 085860616183 / YM: assyarkhan, adikalbar / FB: adikalbar@gmail.com / Twitter : @assyarkhan / GoogleTalk : adikalbar / Skype: adi.rabbani / PIN BB : 322235A

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun