[caption id="attachment_158515" align="aligncenter" width="623" caption="Negeri Para Bedebah (hutasoit.blogspot.com)"][/caption]
Pada bulan April 2011 yang lalu, Dede Yusuf berada di rumah pribadi Nazarudin beberapa hari sebelum tertangkap karena kasus dugaan suap Wisma Atlet SEA Games, 21 April 2011 yang lalu. Pertanyaannya ada apa dengan Dede Yusuf sehingga berada di rumah Nazarudin beberapa haari sebelum Nazarudin ditangkap? Apakah karena menerima “fee” juga? Hal ini harus diselediki oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Seperti halnya Dahlan Iskan, Dede Yusuf bisa dijadikan saksi untuk dimintai keterangan.
Saksi kunci kasus suap Wisma Atlet mengungkapkan bahwa Dede Yusuf datang bersama Berta sebagaimana dilansir oleh Kompas.com, selain Berta ada juga Doni Tokan, Albert Panggabean, Marlon. Menurut saya apapun alasannya semua orang yang disebut oleh Yulianis ini harus diperiksa untuk memperjelas, karena ditengah kondisi hukum carut marut, ketidak adilan yang meraja lela seperti saat ini semua orang pejabat yang terlibat dengan Nazarudin sulit untuk dipercaya.
Ketidak tahuan Yulianis tentang ada urusan apa Dede Yusuf bertemu dengan Nazarudin pada malam hari itu, bisa jadi hanya karena Dede Yusuf anggota baru Partai Demokrat datang untuk berkenalan dengan Nazarudin, mungkinkah Dede Yusuf fans beratnya Nazarudin sehingga datang ke rumah Nazarudin sekedar minta tanda tangan sebelum ditangkap oleh KPK.
[caption id="attachment_158516" align="alignright" width="216" caption="Dede Yusuf"]
Berta yang datang bersamaan dengan Dede Yusuf adalah notaries yang mengurus akta perusahaan-perusahaan Nazarudin, jika Dede Yusuf membuat janji dengan Berta bisa dipastikan juga Dede Yusuf memiliki keterkaitan juga dengan perusahaan-perusahaan Nazarudin
Nazarudin sempat menemui Dede Yusuf dan berbicara sebentar yang tidak terdengar apa yang dibicarakan, mungkinkah Nazarudin sekedar mengatakan “Tenang Pak Dede, Anda Aman, Anda tidak akan saya sebut dalam BAP Saya”, Mungkinkah demikian? Untuk menghindari prasangka, adaa baiknya KPK memeriksan Dede Yusuf juga dan semua orang yang disebut Nazarudin dan Yulianis di persidangan, periksa semua pejabat yang disebutkan Nazarudin dan Yulianis, semuanya termasuk Dewan Pembina Partai Demokrat sekalipun.
Saya melihat memang politikus-politkus yang senang “loncat” dari satu partai ke partai yang lain menandakan mereka penganut pragmatisme, opurtunis dan memanfaatkan dimana yang lebih menguntungkan.
Jika terus seperti ini kondisi Bangsa, Muak membaca dan menonton berita. Akankah selamanya Negeri ini dikuasai oleh Para Bedebah? Revolusi adalah harga mati.
Bandung, 26 Januari 2012
Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)
Seorang Writer,Trainer,Public Speaker dan Entertainer. Punya Kakek Seorang Penulis, Ibu Seorang Penulis dan Istri Seorang Penulis. Pernah Menjadi Jurnalis Sekolah, Kampus, dan Radio. Tulisan baru terbit di KayongPost, Pontianakpost, Banjarmasinpost, Tanjungpurapost, Sriwijayapost, Balipost, Acehpost, Kompas, Republika, Sabili dll. Cita-cita ingin menjadi Jurnalis AlJazeera atau CNN dan bisa menulis jurnal di TIME dan Wartawan Washingtonpost. Anda dapat menghubungi via 085860616183 / YM: assyarkhan, adikalbar / FB: adikalbar@gmail.com / Twitter : @assyarkhan / GoogleTalk : adikalbar / Skype: adi.rabbani / PIN BB : 322235A9
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H