Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Money

Ke Bekasi Naik Odong-Odong, Komunikasi Dong...

2 Januari 2012   09:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:27 1178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_153374" align="aligncenter" width="576" caption="Komunikasi Dong Sayang (www.google.com)"][/caption]

Djajendra mengatakan dalam trainingnya bahwa kegagalam berkomunikasi akan melumpuhkan organisasi. Kemudian komunikasi yang saling berempati, peduli akan menjadi kekuatan yang menyatukan semua orang dalam sebuah perusahaan. Perlu diingat komunikasi disini bukan seni membohongi, lain dimulut lain dihati. Bukan mencari muka karena muka tak perlu dicari, bukan menjilat untuk sekedar mempertankan kedudukan yang dijabat.

Masalah komunikasi di dalam Perusahaan adalah masalah yang sangat penting. Sebab, kegagalan komunikasi akan menghasilkan gonjang-ganjing di internal Perusahaan dan berpotensi merusak reputasi Perusahaan. Di samping itu, akan terjadi penurunan moral, etika, produktivitas, dan integritas dari semua karyawan yang ada.

Jika Anda menemukan banyak gossip, pembicaraan dibelakang, menurunya moral, tidak adanya etika, dan jatuhnya produktivitas, maka dapat dipastikan ada yang salah dalam komunikasi antara manajemen dengan karyawan. Maka yang muncul adalah gonjang-ganjing, gossip, fitnah dan akhirnya mengambil keputusan hanya mengandalkan asumsi atau keinginan atas dasar Like dan dislike. Lebih berbahaya lagi adalah ketika komunikasi dijadikan alat untuk menutupi kebohongan dan kemiskinan integritas dari masing-masing individu dalam perusahaan.

Pemimpin yang cerdas pasti akan mengutamakan semua cara-cara persuasif untuk menjaga keutuhan dan kebersamaan di dalam Perusahaan, walaupun di dalam Perusahaan tersebut ada perbedaan yang besar. Bila perbedaan tidak disikapi dengan cara-cara persuasif, maka komunikasi di dalam Perusahaan pasti akan lumpuh, dan hal ini akan melemahkan energi Perusahaan untuk menjawab semua tantangan dan harapan semua Pihak.

Komunikasi yang gagal akan mengurangi kepercayaan Profesional untuk melakukan tindakan-tindakan yang berkualitas. Termasuk, kinerja karyawan akan jatuh bebas ke dasar yang paling rendah karena pengambilan keputusan tertunda oleh komunikasi yang gagal; akuntabilitas Perusahaan akan dipertanyakan oleh semua orang yang berkepentingan dan perang dingin antara karyawan baik sesama karyawan maupun antara bawahan dengan atasan akan merusak fondasi perusahaan. Jika ini terus menerus terjadi alamat perusahaan akan mengalami kebangkrutan.

Ada sebuah kasus di Perusahaan Penerbitan di Kota Bandung, Ketika itu Direktur meminta salah seorang staffnya untuk mau di promosikan Menjadi Manager Editor, sebelum diputuskan Sang Direktur meminta Staff Editor tersebut membuat konsep selama 1 setahun kedepan. Sang Staff sudah membuatnya dan kemudian mempresentasikan di hadapan Top Manajemen, Luluslah ia menjadi Manager. Baru sepekan berjalan, Manager Editor tersebut diputuskan kembali ke Staff Editor lagi tanpa ada yang jelas tetapi anehnya konsep dan renstra yang sudah dibuat oleh calon Manager tersebut dijadikan konsep perusahaan tersebut untuk dijalankan.

Spontan saja sang Staff yang sudah mempersiapkan diri ini pada akhirnya mengundurkan diri dari perusahaan tersebut, di bulan-bulan berikutnya satu persatu staff yang adapun mengundurkan diri yang kemudian menjadikan perusahaan tersebut bangkrut dan Direkturnya di Pecat. Kondisi inilah yang terjadi di banyak perusahaan yang ada di Indonesia, Manajemen Like and Dislike masih dominan untuk dijadikan alasan pengambilan keputusan. Pahamilah, kondisi inilah yang pada akhirnya akan merugikan perusahaan itu sendiri.

Pemimpin yang bijak pasti memahami bahwa sebuah Perusahaan adalah milik semua pihak baik pemegang saham, Invsetor dan karyawan, bukan sekedar milik Owner dan orang-orang “suruhan” nya yang sangat dipercaya oleh Owner. Untuk itu, dia harus berkomunikasi dengan informasi yang benar, jujur dan terbuka, tidak menekan pihak manapun, mampu meminimalkan atau menghindari masalah yang lebih besar, dan menjaga keutuhan Perusahaan sambil menghindari semua potensi yang merugikan semua pihak. Bila tidak, maka sikap apatis dan sinisme karyawan akan menyudutkan Peruashaan, sehingga perusahaan akan tampak seperti tak berdaya dan tak berwibawa. Jangan heran, jika dalam setiap meeting seakan-akan staff, karyawan seakan-akan mendengarkan apa yang disampaikan atasan dan manajemen tetapi pada dasarnya mereka mengatakan dalam hati “Puas-puas ngomongnya sampe muntah, dilapangan mah kumah aing”, inilah kondisi yang ada di karyawan dimana ketika para pemimpin berkomunikasi dengan ketidak jujuran dan tidak terbuka. Potensi informasi itu masuk telinga kanan kemudian keluar telinga kiri akan terjadi.

Percayalah bahwa komunikasi yang baik dan persuasif akan membantu keterlibatan semua orang dalam peruashaan untuk mewujudkan semua harapan dan cita-cita bersama. Oleh karena itu, setiap individu dan kelompok di dalam sebuah perusahaan harus berhenti untuk saling mencurigai, tapi harus memiliki komitmen dan konsensus untuk memberikan hal-hal terbaik buat Perusahaan dan semua pihak yangberkepentingan.

Jadi, Sebelum saya akhiri saya akan berpantun untuk Anda, Ke Bekasi Naik Odong-Odong, Komunikasi Dong… Komunikasi yang tulus, ikhlas, jujur, terbuka dan apa adanya, bukan karena ada udang dibalik batu, bukan karena pesanan dari seseorang, tetapi benar-benar itulah fakta dan kondisi yang ada.

Saya teringat ketika akhir tahun baru ada sebuah Perusahaan melakukan discount hingga 50 %, kontan saja kondisi ini membuat konsumen menggila untuk membeli dan ini berdampak pada tingkat kesibukan semua pelayan toko. Hal paling menarik buat saya adalah ketika program promo itu selesai, ada salah seorang dari sekian banyak kepala Toko yang ada degan tulus menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim kerjanya di Dinding Facebooknya : “Terima Kasih Banyak dan setulus-tulusnya saya sampaikan kepada seluruh tim kerja saya , buat teh A, Teh B, Teh C , berkat temen2lah usaha kita berhasil dan promo perusahaan tercapai sempurna….” Betapa tulusnya bukan?

Dan jika Anda bertanya kepada Saya misalnya, Mengapa seorang bawahan yang mengundurkan diri dari perusaaan kemudian dia membenci atasannya? Mengapa ada karyawan yang resign kemudian dia begitu dendam kepada perusahaan lamanya? Jawabanya saya hanya satu : Komunikasi Anda tidak tulus.

Jadi, Berkatalah Jujur, Terbuka dan Apa Adanya…Insya ALLAH Sukses.

Bandung, 2 Januari 2012

[caption id="attachment_153375" align="alignleft" width="118" caption="Adi Supriadi"]

13254954521455878585
13254954521455878585
[/caption]

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)

Seorang Writer,Trainer,Public Speaker dan Entertainer. Punya Kakek Seorang Penulis, Ibu Seorang Penulis dan Istri Seorang Penulis. Pernah Menjadi Jurnalis Sekolah, Kampus, dan Radio. Tulisan baru terbit di KayongPost, Pontianakpost, Banjarmasinpost, Tanjungpurapost, Sriwijayapost, Balipost, Acehpost, Kompas, Republika, Sabili dll. Cita-cita ingin menjadi Jurnalis AlJazeera atau CNN dan bisa menulis jurnal di TIME dan Wartawan Washingtonpost. Anda dapat menghubungi via 085860616183 / YM: assyarkhan , adikalbar / FB: adikalbar@gmail.com / Twitter : @assyarkhan / GoogleTalk : adikalbar / Skype: adi.rabbani / PIN BB : 322235A9

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun