Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dari Tragedi Sondang Hingga Tewasnya Rakyat Bima, Revolusi Itu Sepertinya Sebentar Lagi

24 Desember 2011   06:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:49 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_151592" align="aligncenter" width="475" caption="Aksi Masyarakat Bima Menolak Pertambangan Emas (temponews.com)"][/caption]

Sondang mengorbankan dirinya untuk pemberantasan korupsi, aksi tewasnya Sondang membangkitkan kembali gairah Mahasiswa di Indonesia untuk berunjukrasa setelah sekian lama mati suri, walaupun Pemerintah sudah memiliki cara menghentikan aksi mahasiswa diberbagai penjuru Nusantara ini. Cara yang dianggap efektif oleh Pemerintah adalah KEKERESAN atau BUBAR PAKSA.

Hal ini terjadi juga pada aksi pendudukan pelabuhan Sape oleh masyarakat Bima untuk menolak pertambangan emas yang akan mematikan mata pencaharian rakyat khususnya dibidang pertanian padi yang merupakan mata pencaharian utama di Bima. Pemerintah tidak mengindahkannya, melainkan menakuti masyarakat dengan cara menahan dan memenjarakan seorang aktivis mahasiswa. Adi Supriadi yang dipenjarakan Pemerintah setempat hingga hari ini mendekam dipenjara Kepolisian.

Masyarakat Bima yang berunjuk rasa unjuk kekuatan dengan tetap menduduki pelabuhan Sape hingga tragedi “pembunuhan” 2 orang pendemopun terjadi. Diawali dengan pembubaran paksa oleh kepolisian Bima , dua orang tersebut mati ditempat terkena tembakan senjata Brimob.

Ada unsure kesengajaan dari Pemerintah setempat bekerjasama dengan kepolisian untuk menewaskan salah satu dari pendemo untuk dijadikan Shock Terapy agar pendemo bubar dari pelabuhan Sape. Selain dua orang tewas, kebrutalan Polisi itu membuat puluhan rakyat yang tidak berdaya itu terluka.

Dengan SK yang dikeluarkan pemerintah, Pemkab BIMA menyebut rakyat yang menentang SK tersebut adalah perbuatan melawan hukum Negara, sehingga aksi brutal itu terpaksa dilakukan, betapa mirisnya kehidupan di Negara ini, Pemerintah harus menghabisi rakyatnya sendiri demi sekantung emas untuk mengisi perut buncit pejabat tersebut.

Saat ini, Masyarakat Bima mengalami trauma dan mengalami depresi, ketakutan yang sangat tinggi sekali. Apalagi ditambah dengan ditambahnya ratusan personel kepolisian ke wilayah pendudukan masyarakat tersebut.

Dari Aksi Sondang, kezaliman Pemerintah negeri ini dari Pusat hingga daerah semakin memperlihatkan kekejiannya, membunuh rakyat sendiri, akankah Revolusi itu sebentar lagi akan terjadi? Wallahu ‘alam.

Sumber :

Tempo, Kompas, Metrotv, Inilah, Detik, Okezone

Bandung, 24 Desember 2011

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)

Seorang Writer,Trainer,Public Speaker dan Entertainer. Punya Kakek Seorang Penulis, Ibu Seorang Penulis dan Istri Seorang Penulis. Pernah Menjadi Jurnalis Sekolah, Kampus, dan Radio. Tulisan baru terbit di KayongPost, Pontianakpost, Banjarmasinpost, Tanjungpurapost, Sriwijayapost, Balipost, Acehpost, Kompas, Republika, Sabili dll. Cita-cita ingin menjadi Jurnalis AlJazeera atau CNN dan bisa menulis jurnal di TIME dan Wartawan Washingtonpost. Anda dapat menghubungi via 085860616183 / YM: assyarkhan , adikalbar / FB: adikalbar@gmail.com / Twitter : @assyarkhan / GoogleTalk : adikalbar / Skype: adi.rabbani / PIN BB : 322235A9

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun